Warga Badui Mualaf Isi Ramadhan dgn Pengajian Rutin & Tausiah

– Di bulan suci Ramadhan ini, masyarakat Badui yg memeluk agama Islam atau mualaf di pemukiman Kampung Landeuh, Desa Bojong Menteng, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten rutin melaksanakan pengajian.

Adapun kegiatan rutin pengajian itu mulai dari membaca Alquran hingga mendengarkan tausiah yg disampaikan ustaz. Termasuk saat Ramadan.

*Kami merasa tenang setelah memeluk agama Islam, dapat belajar mengaji buat memperdalam nash Alquran, tauhid, fiqih, dan ibadah salat lima waktu juga puasa Ramadan dan salat taraweh,” ujar Kesih Samsiah (40) seorang mualaf warga Badui, seperti dikutip dari Antara lewat Liputan6.com, Minggu, 17 Mei 2020.

Selama Ramadhan, warga Badui mualaf juga lebih memperdalam kajian ilmu agama Islam. Anak-anak mereka pun mendapatkan bantuan dari Yayasan At Taubah BSD Tangerang buat mengenyam pendidikan di sekolah umum dan pondok pesantren.

Baca Juga:  Pegiat Medsos Ini Usulkan MUI Keluarkan Fatwa Tak Puasa Ramadhan Saat Corona

“Kami di sini bersama kaum ibu-ibu lainnya setiap hari menimba ilmu agama Islam melalui pengajian yg dipandu ustaz itu,” kata Kesih.

Kesih mengatakan bahwa dirinya memeluk agama Islam sejak usia 15 tahun bersama kedua orangtuanya dan kini bersama suami bernama Sudin (40) warga Badui yg juga menjadi mualaf.

Ia pun bercerita, kedua orangtuanya memeluk agama Islam ketika tinggal di perumahan yg berada di luar kawasan hak ulayat mayarakat Badui dan menempati bangunan rumah beratap genteng serta tembok.

Menurutnya, penggunaan bangunan perumahan itu bertentangan dgn adat Badui, sehingga orangtuanya sangat keberatan dgn adat tersebut hingga orangtuanya bernama Arman sekeluarga memeluk agama Islam.

Baca Juga:  Sesepuh Pesantren Babakan Ciwarmau Cirebon Wafat, PBNU Intrusikan Shalat Ghaib

“Kami sekarang tinggal di pemukiman Kampung Landeuh dgn orangtua,” ucap Kesih.

Sekedar diketahui, masyarakat Badui mualaf yg tinggal di Kampung Landeuh, Desa Bojong Menteng difasilitasi Yayasan At Taubah BSD Tangerang dgn membangun 45 rumah. Dari jumlah itu, hanya 35 rumah yg dihuni dgn 120 jiwa.

Mereka tinggal di pemukiman itu telah tiga tahun terakhir dgn lahan seluas lima hektare, termasuk pembangunan masjid.





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.