Membahas tentang Heboh Spirit Doll, Ini Pandangan Islam Soal Boneka

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang Heboh Spirit Doll, Ini Pandangan Islam Soal Boneka,

Jika bercerita tentang boneka, mungkin hal yg biasa. Karena boneka juga menjadi salah satu mainan bagi anak, terutama perempuan. Bahkan tak sedikit juga yg menyukainya, dgn bentuk lucu dan bermacam-macam model. Bisa saja dgn berbentuk hewan, benda, bahkan bentuk manusia pun disediakan.

Nah, belakangan ini media sedang dihebohkan oleh beberapa publik figur yg memiliki “spirit doll” atau “boneka arwah“, dgn rela membeli boneka bayi seharga jutaan rupiah. Ada juga yg meyakini bahwa boneka bayi ini memiliki ruh yg dapat mendatangkan keberuntungan dan menolak kesialan.

Sebagian lagi menganggap boneka ini memiliki rasa sedih, gembira, dan dapat bergerak. Oleh sebab itu, para tuan yg memiliki boneka tersebut memperlakukan layaknya seorang anak yg butuh kasih sayg seperti bayi manusia pada umumnya.

Dari sisi psikologi, bermain boneka ialah salah satu cara buat meningkatkan kreativitas dan melatih jiwa bertanggungjawab. Serta menjadikan boneka sebagai barang kesaygan juga tak masalah, asal masih dalam batas wajar dan tak berlebihan. Karena segala yg berlebihan memiliki kesan kurang baik.

Sebagaimana QS. Al-A`raf ayat 31 berbunyi:

يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ خُذُوْا زِيْنَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَّكُلُوْا وَاشْرَبُوْا وَلَا تُسْرِفُوْاۚ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِيْنَ ࣖ

Artinya: Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yg bagus pada setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tak menyukai orang yg berlebih-lebihan.

Dalam ayat di atas, Allah Swt sangat membenci umatnya yg berlaku berlebih-lebihan. Meskipun itu buat dirinya sendiri, seperti makan dan minum. Apalagi terhadap benda mati yg pada akhirnya memiliki kesan syirik kepada-Nya. 

Memiliki boneka berbentuk manusia tak dilarang dalam Islam, selama tak berlebihan. Namun bila memperlakukannya selayaknya manusia ini ialah hal yg meresahkan. Sehingga Ketua Komisi Fatwa MUI, KH Hasanuddin AF mengatakan bahwa merawat spirit doll dgn keyakinan dapat memberikan keberuntungan itu telah tak sesuai dgn akidah Islam.

Keyakinan terhadap selain Allah SWT yg dapat menyebabkan suatu keberuntungan atau sebaliknya seperti kesialan dan kecelakaan ini sikap yg menyimpang dari akidah Islam.

Selain itu, Quraish Shihab yg merupakan cendekiawan muslim juga mengatakan bahwa mempercayai sebuah boneka yg mau mendapatkan manfaat, terlepas dari kehendak Tuhan itu ialah syirik.

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang Heboh Spirit Doll, Ini Pandangan Islam Soal Boneka . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Membahas tentang Dua Peristiwa Penting yg Terjadi pada Bulan Jumadil Akhir

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang Dua Peristiwa Penting yg Terjadi pada Bulan Jumadil Akhir,

Jumadil Akhir merupakan bulan keenam dalam kalender Hijriah, yg memiliki arti musim kemarau yg penghadapatn. Dalam sejarah Islam, terdapat dua peristiwa penting yg terjadi di bulan Jumadil Akhir. Peristiwa tersebut ialah wafatnya Abu Bakar Ash Shiddiq dan terjadinya perang Yarmuk.

1. Wafatnya sahabat Nabi ﷺ

Abu Bakar Ash Shiddiq merupakan salah satu sahabat Rasulullah ﷺ yg wafat pada bulan Jumadil Akhir. Tepatnya pada tanggal 22 Jumadil Akhir tahun 13 Hijriah atau sekitar 12 Agustus 634 Masehi. Abu Bakar wafat pada usianya yg ke 63 tahun, lalu beliau dimakamkan bersebelahan dgn makam Rasulullah ﷺ.

Abu Bakar merupakan orang pertama yg masuk Islam dan sekaligus menerima dakwah dan membenarkan kerasulan Nabi Muhammad ﷺ. Sosok Abu Bakar Ash Shiddiq dikenal sebagai sosok yg penyabar dan memiliki akhlak yg luhur.

2. Perang Yarmuk

Perang ini terjadi pada bulan Jumadil Akhir tahun ke 13 Hijriah, yg dipimpin oleh Khalid bin Al-Walid dgn jumlah pasukan sebanyak 45.000 orang Muslimin. Dalam peperangan ini, separuh tentara Rum menghilang, dan dari pihak Muslimin mencapai 3000 orang syahid.

Perang ini akhirnya dimenangkan oleh tentara Muslim. Demikian dua peristiwa penting dalam sejarah Islam, semoga kita selalu mengingat sejarah Islam buat meningkatkan ketakwaan. Wa Allahu A’lam bis Shawab.

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang Dua Peristiwa Penting yg Terjadi pada Bulan Jumadil Akhir . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Membahas tentang Wasilah ke Baitullah, Inilah Keutamaan Surah An-Naba

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang Wasilah ke Baitullah, Inilah Keutamaan Surah An-Naba,

 Surah An-Naba terdiri dari 40 ayat yg termasuk dalam golongan surat Makkiyah, dan merupakan surah ke 78 dalam Al-Quran. An-Naba artinya “Berita Besar”, selain disebut An-Naba surat ini juga memiliki penyebutan lainnya yaitu amma yatasa alun.’

Surat An-Naba yg artinya berita besar ini memiliki kandungan yg sangat luar biasa, yaitu sebagai berikut :

  • Menegaskan bahwa kekuasaan Allah yg ada di dunia merupakan salah satu bukti adanya hari kebangkitan.
  • Menerangkan tentang azab yg mau diterima oleh manusia yg mendustakan Allah di hari kiamat serta menjelaskan tentang kebahagiaan orang-orang mukmin.
  • Menjelaskan tentang bagaimana hari kebangkitan.

3 Keutamaan dan fadhilah surat An-Naba:

1. Surat yg istimewa

Surat An-Naba merupakan bagian Al-Mufashshal yg diberikan kepada Nabi Muhammad ﷺ. Sebagai bentuk keistimewaan dibandingkan dgn para Nabi pendahulunya.

2. Wasilah supaya dapat berkunjung ke Baitullah

Seluruh umat Muslim di seluruh dunia pasti memiliki cita-cita buat dapat pergi ke Baitullah. Agar dapat menyempurnakan rukun Islam yg ke lima. Mengamalkan surat An-Naba dapat menjadi salah satu Wasilah atau doa yg dapat mengabulkan permohonan buat dapat berkunjung dan melaksanakan ibadah Haji.

Abi Abdullah berkata, “Barangsiapa yg membaca ‘amma yatasa alun (Surat An-Naba'), maka tidaklah berakhir satu tahun – apabila ia membacanya secara istiqamah setiap hari – sehingga ia dapat berkunjung ke Baitullah yg mulia, Insya Allah.” (Tsawabul A’mal: 150)

3. Dipermudahkan ketika Yaumul Hisab

Yaumul hisab merupakan hari dimana seluruh amalan manusia mau diperhitungkan, sekecil apapun, baik ataupun buruk. Namun, salah satu keutamaan orang mukmin yg mengamalkan surat An-Naba yaitu dipermudahkan ketika proses perhitungan amalan.

Sebagaimana Rasulullah ﷺ bersabda;

“Barangsiapa yg membacanya (Surat An-Naba') dan menghafalnya, maka hisabnya di hari kiamat hanya sekitar salat satu (rakaat). Dan barangsiapa yg menulisnya dan mengalungkannya, maka kutu tak dapat mendekatinya, ia juga memperoleh kekuatan dan kehebatan yg besar.” (Tsawabul A’mal, Juz 8: 193)

Demikian pembahasan tentang An-Naba, semoga kita sebagai umat Muslim mampu mengamalkan dan tak termasuk dalam golongan orang-orang yg mendustakan Allah. Wallahu A’alam.

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang Wasilah ke Baitullah, Inilah Keutamaan Surah An-Naba . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Membahas tentang Tambah cantik, Inilah tiga Manfaat Mengonsumsi Kolagen

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang Tambah cantik, Inilah tiga Manfaat Mengonsumsi Kolagen,

Mendapatkan kulit yg sehat merupakan impian setiap orang, terutama perempuan remaja. Banyak cara yg dapat dilakukan buat memperoleh kulit yg sehat, salah satunya ialah mengonsumsi kolagen.

Baru-baru ini, suplemen kolagen menjadi daya tarik dalam dunia kecantikan sebab khasiatnya yg luar biasa. Dilansir dari healthline.com, berikut penjelasan tentang collagen dan beberapa manfaat bagi kulit:

Apa itu kolagen?

Kolagen ialah jenis protein berserat dan tak larut dgn jumlah yg berlimpah dalam tubuh manusia. Protein ini menjadi pondasi utama buat berbagai bagain tubuh seperti, tulang, kulit hingga jaringan lainnya yg berdampak pada struktur yg lebih baik.

Makanan apa saja yg mengandung kolagen?

Pada dasarnya makanan yg mengandung gelatin, seperti kaldu tulang itu menyediakan kolagen. Sebuah penelitian Biochemistry, Collagen Synthesis menjelaskan bahwa mengonsumsi vitamin C juga sangat penting buat menjaga sintesis kolagen pada tubuh, seperti buah jeruk, brokoli, dan paprika.

Manfaat mengonsumsi kolagen dalam bentuk suplemen?

1. Meningkatkan kesehatan kulit

Dengan mengonsumsi suplemen kolagen mampu merangsang tubuh buat memproduksi kolagen. Hal ini tentu mau membantu struktur kulit menjadi lebih elastis dan halus. Selain itu, kekurangan kolagen dalam kulit dapat menyebabkan kulit kering dan timbul kerutan.

2. Meredakan nyeri sendi

Kolagen membantu menjaga integritas tulang rawan, terutama pada otot yg melindungi persendian. sebab jumlah kolagen dalam tubuh mau berkurang seiring dgn bertambahnya usia. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa suplemen kolagen dapat membantu memperbaiki gejala osteoartritis dan mengurangi nyeri sendi secara keseluruhan.

3. Meningkatkan kesehatan jantung

Kolagen menyediakan struktur buat arteri, pembuluh darah yg membawa darah dari jantung ke seluruh tubuh. Tanpa kolagen atau kekurangan kolagen yg cukup, mau membuat arteri menjadi kurang fleksibel dan berujung pada menurunnya kesehatan jantung.

Manfaat lain kolagen buat kesehatan:

  • Rambut dan kuku, jumlah kolagen yg meningkatkan mampu mencegah kerapuhan dan dapat membantu rambut dan kuku tumbuh lebih panjang dan sehat.
  • Kesehatan otak, tak ada penelitian khusus yg menjelaskan tentang kolagen dan kesehatan otak namun, beberapa orang yg mengonsumsi suplemen mengklaim bahwa kolagen mampu meningkatkan mood dan mengurangi gejala kecemasan.

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang Tambah cantik, Inilah tiga Manfaat Mengonsumsi Kolagen . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Membahas tentang Lapar Saat Masuk Waktu Salat, Mana yg Harus Didahulukan?

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang Lapar Saat Masuk Waktu Salat, Mana yg Harus Didahulukan?,

Lapar merupakan hal sangat manusiawi yg dirasakan oleh setiap orang. Bahkan, tak jarang juga kita merasakan lapar bertepatan dgn waktu salat tiba. Kalau telah begini, bagaimana solusi terbaiknya?

Melihat kondisinya, tentunya jawabannya dapat berbeda-beda. Ada yg memilih salat terlebih dahulu, baru kemudian makan dan ada juga sebaliknya.

Dalam konteks ajaran Islam, dua pilihan ini tak ada masalah. Karena ajaran Islam tak pernah memberatkan umatnya dalam beribadah.

Singkat cerita, ada seseorang yg merasakan lapar ketika dikumandangkannya azan. Ketika itu pula makanan telah tersaji. Maka memilih buat makan terlebih dahulu ialah hal yg baik supaya dapat melakukan salat dgn lebih khusyuk.

Sebagaimana dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِذَا قُدِّمَ الْعَشَاءُ فَابْدَءُوا بِهِ قَبْلَ أَنْ تُصَلُّوا صَلاَةَ الْمَغْرِبِ ، وَلاَ تَعْجَلُوا عَنْ عَشَائِكُمْ

Artinya: Apabila makan malam telah tersaji, maka dahulukanlah makan malam tersebut dari salat Magrib. Dan janganlah kalian tergesa-gesa dari makan kalian. (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis lain dari Ibnu Umar juga menyebutkan, sebagai berikut:

وَعَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : { إذَا وُضِعَ عَشَاءُ أَحَدِكُمْ وَأُقِيمَتْ الصَّلَاةُ فَابْدَءُوا بِالْعَشَاءِ وَلَا تَعْجَلْ حَتَّى تَفْرُغَ مِنْهُ } مُتَّفَقٌ عَلَيْهِنَّ وَلِلْبُخَارِيِّ وَأَبِي دَاوُد ” وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ يُوضَعُ لَهُ الطَّعَامُ ، وَتُقَامُ الصَّلَاةُ فَلَا يَأْتِيهَا حَتَّى يَفْرُغَ ، وَإِنَّهُ يَسْمَعُ قِرَاءَةَ الْإِمَامِ ” ).

Artinya: Dari Ibnu Umar berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: “Ketika makan sore kalian telah diletakkan dan salat telah diiqomati, maka mulailah dgn makan sore dan janganlah tergesa gesa hingga selesai dari makan sore.”

Dari penjelasan dua hadis di atas sangat jelas bahwa mendahulukan makan ketimbang salat itu hal yg dianjurkan. Karena bila salat dalam keadaan lapar dikhawatirkan mengurangi kekhusyukan dalam salat. 

Terlebih lagi bila makanan telah dihidangkan, tetapi tetap memaksa buat melakukan salat terlebih dahulu. Tidak dapat dipungkiri setan mau senantiasa merusak kekhusyukan salat dgn rasa lapar dan aroma makanan yg pastinya lebih nikmat ketika lapar melanda.

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang Lapar Saat Masuk Waktu Salat, Mana yg Harus Didahulukan? . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Membahas tentang Ini Pahala Bagi Orang yg Membaca Dzikir Setelah Salat Subuh

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang Ini Pahala Bagi Orang yg Membaca Dzikir Setelah Salat Subuh,

Berdzikir dimaknai sebagai bentuk umat muslim mengingat Allah Swt. Selain itu, berdzikir dapat dilakukan kapan saja dan di mana pun berada. Namun, ada pahala dan keutamaan tertentu bila kita membacanya. Dzikir setelah salat subuh misalnya.

Allah senantiasa mengingatkan hambanya buat berdzikir. Sebagaimana tertulis dalam Al-Quran surah Al-Ahzab yg artinya: “Hai orang-orang yg beriman, berzikirlah kepada Allah, dzikir yg banyak, dan sucikanlah Dia pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzab: 41–42)

Imbuh, kitab Al-Adzkar Nawawi menuturkan, bahwa waktu utama berdzikir ialah setelah salat subuh.

Tidak hanya itu, anjuran membaca dzikir setelah subuh disampaikan oleh Rasul dalam riwayat dari Anas Radiyallahu anhu (RA) dalam kitab at-Tirmidzi dan kitab lainnya, bahwa Rasul ﷺ bersabda: 

“Siapa yg mendirikan salat subuh dgn berjamaah, kemudian duduk dan berdzikir kepada Allah Swt sehingga terbitnya matahari, kemudian mendirikan salat dua rakaat, maka bagaikan pahalanya haji dan umrah dgn sempurna, dgn sempurna, dgn sempurna.”

Imam Tirmidzi membunyikan bahwa hadis ini hasan atau baik. Selepas itu, Abu Dzar Radiyallahu anhu (RA) mengatakan, bahwa sungguh Rasul ﷺ bersabda:

“Siapa saja yg pada setelah salat subuh, dan dia dalam keadaan kedua kakinya tetap, sebelum dia mengucapkan kata, membaca: Laa ilaa illal laahu wahdahu laa syariikalah, lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiitu wa huwa ‘alaa kulli sya’in qadiir.” 

Artinya: “Tidak ada Tuhan yg berhak disembah kecuali Allah, Yang Maha Esa, tak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan pujian, Dia Maha Menghidupkan dan Mematikan, dan Dia atas segala sesuatu Mahakuasa.”

Berdzikir sebanyak sepuluh kali, maka ditetapkan  baginya sepuluh kebaikan, dan dihapuskan darinya sepuluh keburukan, dan diangkat baginya sepuluh derajat kemuliaan. Lalu, pada hari itu dijaga dari sesuatu yg tak ia suka, dan dikawal dari godaan setan, dan dihapuskan dosanya pada hari itu, kecuali dosa menyekutukan Allah Swt.

Imam Tirmidzi membunyikan bahwa hadis ini hasan dan sahih atau kuat.

Diriwayatkan dalam kitab Sunan Abu Dawud, dari Muslim bin Harits at-Tamimi, salah satu sahabat Nabi ﷺ bahwa Rasul bersabda seraya berbisik:

“Jika kamu selesai melakukan salat Magrib, maka bacalah: Allaahumma ajirnii minan naar.” Dibaca 7 kali.

Artinya: “Ya Allah, semoga Engkau jauhkan aku dari api neraka.”

Selanjutnya, dalam kitab Musnad Imam Ahmad, Sunan Ibnu Majah, dan kita Ibnu Sunni, dan riwayat Ummu Salamah Radiyallahu anha (RA), bahwa ia berkata:

“Jika Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW) salat subuh, beliau membaca doa: Allaahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’a wa ‘amalam mutaqabbala wa rizqan tayyibaa.”

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu ilmu yg bermanfaat, amal-amal yg diterima, dan rezeki yg baik.”

Tambahan lagi, diriwayatkan dalam kitab Ibnu Sunni, dari Shuhaib Radiyallahu anhu (RA), bahwa ia berkata: 

“Sungguh Rasulullah ﷺ setelah salat Subuh, menggerak-gerakan dua bibirnya, kemudian saya bertanya: ‘Wahai Rasulullah, apa yg engkau bacakan? Beliau menjawab: Allaahumma bika uhaawilu wa bika ushaawilu wa bika uqaatilu.”

Artinya: “Ya Allah, dgn pertolongan-Mu aku menyerang, dgn pertolongan-Mu aku menerjang, dgn pertolongan-Mu aku berperang.”

Sekian beberapa pahala membaca dzikir setalah salat subuh, semoga kita semua senantiasa dalam pertolongan Allah Swt.

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam Al-Adzkar An-Nawawiyah karya al-Imam Abi Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi
 

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang Ini Pahala Bagi Orang yg Membaca Dzikir Setelah Salat Subuh . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Membahas tentang Tradisi Pra & Pasca-Islam: Memuliakan Bulan-bulan Haram

Siapa bilang Islam anti terhadap tradisi lokal? Dalam banyak kasus, bahkan telah terjadi sejak zaman Rasulullah saw, agama samawi ini cenderung akomodatif pada tradisi setempat. Selama tak bertentangan dgn syariat, Islam sangat terbuka dgn lingkungan di mana ia dilabuhkan.

Jauh sebelum Islam menjejakkan kaki di kota Makkah, masyarakat jahiliah setempat telah memiliki tradisi yg cukup mapan. Kendati mereka belum tersentuh ajaran wahyu dari Rasulullah, bangsa Arab telah memiliki budaya dan tradisi moral yg luhur.

Jadi, jangan sampai begitu kita mendengar kata ‘jahiliah’, kemudian berpikir bahwa nilai-nilai moral pada ketika itu sangat bobrok sama sekali dan sangat jauh dari semangat moral ajaran Islam. Bangsa Arab jahiliah dgn segala dinamikanya tetap memiliki budaya yg luhur, bahkan beberapa semangat tradisi ketika itu masih dilestarikan Islam sampai hari ini.

Bulan-bulan yg dimuliakan

Salah satu budaya lokal bangsa Arab jahiliah ialah menghormati bulan-bulan haram (asyhurul ḫurum) yg ada empat, yaitu Dzulqa’dah, Dzulhijah, Muharam, dan Sya’ban. Dinamakan ‘haram’ sebab pada bulan tersebut dilarang buat melakukan peperangan dan perbuatan keji.

Sejarawan Jawad Ali menjelaskan dalam kitabnya, al-Mufasshal fi Tarîkhil ‘Arab Qablal Islâm, bangsa Arab jahiliah membagi bulan menjadi dua. Pertama sebagai bulan biasa (i’tiyâdiyah) yg jumlahnya ada delapan, yaitu Rabiul awal, Rabiul Akhir, Jumadil ula, Jumadil akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, dan Syawal. 

Sementara yg kedua ialah bulan-bulan suci yg jumlahnya ada empat, yaitu rajab, dzulqa’dah, dzulhijah, dan muharam. Untuk menjaga kemuliaannya, pada bulan-bulan tersebut masyarakat dilarang buat melakukan peperangan dan perbuatan keji.

 

Berbeda dgn kesebelas bulan lainnya, aktivitas peperangan masih diperbolehkan. Bahkan seorang laki-laki tak boleh menyerang atau membalas seorang yg membunuh ayah atau saudaranya sendiri pada bulan mulia tersebut.

Asal mula tradisi penghormatan ini tak lepas dari tabiat bangsa Arab Badui (pedalaman). Nasib hidup yg serba kekurangan membuat mereka menghalalkan segala cara buat bertahan hidup, termasuk bila harus menghunuskan pedang. Akibatnya, peperangan dan pertikaian berkepanjangan menjadi bagian integral dari kehidupan mereka, termasuk tak segan buat merampok dan memerangi rombongan dagang yg melintas buat dirampas hartanya.

Hidup dalam kondisi sosial yg penuh ketegangan, tentu membuat Arab Badui tak nyaman. Mereka membutuhkan waktu sebagai jeda buat menyelesaikan hal-hal yg tak dapat tersentuh dalam kondisi masyarakat yg tak stabil. Sebab itulah mereka menentukan waktu jedah yg kemudian ditetapkan empat bulan tersebut. Selanjutnya kondusifitas waktu ini juga diteruskan oleh bangsa Arab secara umum, bukan hanya dari kalangan Badui. (Jawad Ali, Al-Mufasshal fi Tarîkhil ‘Arab Qablal Islâm, [Maktabah Syamilah Online], juz 16, h. 105)

Tradisi penghormatan tersebut masih tetap eksis dalam ajaran Islam sampai hari ini. Jika pada masa jahiliah bentuk penghormatannya dgn larangan perang dan perbuatan keji, maka pada masa Islam dgn berbagai keistimewaan yg dijanbilan pada bulan tersebut. Seperti pelipatgandaan pahala amal shaleh, anjuran berpuasa, penekanan buat menghindari dosa, dan banyak lainnya. Allah swt dalam Al-Qur’an berfirman,

إِنَّ عِدَّةَ ٱلشُّهُورِ عِندَ ٱللَّهِ ٱثۡنَا عَشَرَ شَهۡرٗا فِي كِتَٰبِ ٱللَّهِ يَوۡمَ خَلَقَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضَ مِنۡهَآ أَرۡبَعَةٌ حُرُمٞۚ ذَٰلِكَ ٱلدِّينُ ٱلۡقَيِّمُۚ فَلَا تَظۡلِمُواْ فِيهِنَّ أَنفُسَكُمۡۚ وَقَٰتِلُواْ ٱلۡمُشۡرِكِينَ كَآفَّةٗ كَمَا يُقَٰتِلُونَكُمۡ كَآفَّةٗۚ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّ ٱللَّهَ مَعَ ٱلۡمُتَّقِينَ  

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yg lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yg empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yg bertakwa.” (QS. At-Taubah [9]: 36)

Berkaitan ayat di atas, Imam Fakhruddin ar-Razi dalam tafsirnya, Mafatihul Ghaib menjelaskan, para ulama sepakat bahwa Rajab, Dzulqa’dah, Dzulhijah, dan Muharam merupakan bulan-bulan yg dimuliakan dalam Islam. Maksud kata al-ḫurum pada ayat tersebut ialah perbuatan maksiat pada bulan-bulan tersebut mau mendapat balasan siksa lebib berat di banding bulan lain. Demikian pula perbuatan baik mau mendapat pahala lebih besar. (Fakhruddin ar-Razi, Mafatihul Ghaib, juz XVI, h. 52)

Selain disinggung dalam nash Al-Qur’an, penegasan ini juga disebutkan dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Nabi Saw bersabda,

إِنَّ الزَّمَانَ قَدْ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ اللَّهُ السَّمَوَاتِ  وَالْأَرْضَ السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ثَلَاثٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِي بَيْنَ جُمَادَى  وَشَعْبَانَ

Artinya: “Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaimana bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan, di antaranya terdapat empat bulan yg dihormati: 3 bulan berturut-turut; Dzulqa’dah, Dzulhijjah dan Muharram serta satu bulan yg terpisah yaitu Rajab Mudhar, yg terdapat di antara bulan Jumada Akhirah dan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam tradisi Islam, mengistimewakan amal shaleh berdasarkan waktu dan tempat tertentu memang banyak ditemui. Seperti mengistimewakan kota suci Makkah dibanding kota atau negara lainnya, hari Jumat dibanding hari-hari pada umumnya, hari ‘Arafah dibanding hari yg lain, bulan Ramadhan dibanding bulan-bulan lain, malam lailatul qadar dibanding malam-malam lain, dan sebagainya. (Fakhruddin ar-Razi, juz XVI, h. 52)

Keistimewaan empat bulan itu banyak dijelaskan banyak hadits Nabi. Bahkan tak sedikit ulama yg menulis kitab dgn pembahasan secara khusus tentang keutamaan-keutamaannya. Seperti Ibnu Hajar al-Atsqalani menulis kitab berjudul Tabyînul ‘Ajab bi Mâ Warada fî Fadhli Rajab yg menghimpun hadits-hadits seputar amalan pada bulan Rajab dan keutamaannya.

Muhamad Abror, alumnus Pondok Pesantren KHAS Kempek-Cirebon dan Ma’had Aly Sa’idusshiddiqiyah Jakarta

Membahas tentang Baca Doa Ini Ketika Kamu Sedih, Agar Hati Jadi Tenang

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang Baca Doa Ini Ketika Kamu Sedih, Agar Hati Jadi Tenang,

Perasaan sedih merupakan hal yg wajar dialami oleh setiap orang. Ada beberapa cara yg dapat dilakukan buat menghindari dari perasaan sedih. Salah satunya dgn memanjatkan doa. Membaca doa ketika merasa sedih misalnya.

Al-Quran menyebutkan, “Karena tak ada keraguan, dgn mengingat Allah hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’du: 28)

Senada dgn perkataan hadis Nabi ﷺ supaya diberi ketenangan dari rasa sedih, dari Imam Thabrani dari Abu Umamah hendaknya membaca doa ini:

Allaahumma inni as-aluka nafsan bika muthmainnah, tu’minu biliqo-ika wa tardho bi qodho-ika wataqna’u bi ‘atho-ika.”

Artinya: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu jiwa yg merasa tenang kepada-Mu, yg yakin mau bertemu dgn-Mu, yg rida mau ketetapan-Mu, dan yg merasa cukup dgn pemberian-Mu.”

Diriwayatkan dalam kitab Ibnu Sunni, dari Abi Musa al-Asy’ary Radiyallahu anhu (RA), bahwa Rasul ﷺ bersabda:

“Siapa yg tertimpa kesedihan dan kegundahan, maka hendaknya berdoa dgn kalimat ini: Ana ‘abdukabnu amatika fii qobdlatika naa shiyatii biyadlika maa dlliing fii hukumuka ‘adlun fii qadlaa-uka, as-aluka bikullismin huwa laka sammayta bihi nafsaka aw anzaltahu fii kitaabika aw ‘allamtahu ahadan min khalqika aw asta’tsarta bihi fii ‘ilmil ghaibi ‘indaka an ta’alal qur’aana nuura shadrii wa rabii’a qalbii wajalaa-a huznii wa dzahaaba hammii.”

Artinya: “Aku ialah hamba-Mu laki-laki dan putra dari hamba-Mu perempuan, nasibku berada dalam kekuasaan-Mu, keputusan-Mu berlaku bagiku, hukum-hukum-Mu adil bagiku. Aku memohon kepada-Mu dgn semua nama yg Engkau miliki, yg Engkau namakan dirimu dgnnya. Atau yg Engkau turunkan dalam kitab-Mu, atau yg Engkau sembunyikan dalam ilmu gaib yg Engkau miliki, supaya Engkau jadikan Al-Quran sebagai pelega hatiku, penerang dadaku, pelenyap kesedihanku, dan penglihatan rasa gelisahku.”

Lalu, seketika ada seseorang yg hadir dan bertanya kepada Rasul ﷺ: “Wahai Rasulullah, apakah orang yg sedih dan resah sebab tertipu juga termasuk dalam doa ini?  Beliau menjawab, “Benar, bacalah dan ajarkanlah doa itu, sebab siapa yg membacanya dgn harapan apa yg terkandung di dalamnya, niscaya Allah Swt mau menghilangkan kesedihan dan melanggengkan kegembiraannya.”

Sumber: Disarikan dari keterangan dalam Al-Adzkar An-Nawawiyah karya al-Imam Abi Zakaria Yahya bin Syaraf an-Nawawi

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang Baca Doa Ini Ketika Kamu Sedih, Agar Hati Jadi Tenang . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Membahas tentang delapan Adab Memberikan Nasihat Menurut Ajaran Islam

Pada kesempatan ini kami mau mengulas tentang Membahas tentang delapan Adab Memberikan Nasihat Menurut Ajaran Islam,

Agama Islam ialah agama nasihat. Sendi-sendi dalam agama Islam ialah nasihat. Setiap individu dalam agama Islam mau senantiasa menasihati dan dinasihati.

Hal ini sebagaimana perintah Allah Swt dalam firman-Nya:

وَالْعَصْرِ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yg beriman dan mengerjakan amal shaleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al 'Ashr: 1-3)

Selain ayat di atas, terdapat juga hadis dari Tamim Ad Dariy radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, yg artinya: 

“Agama ialah nasihat. Para sahabat bertanya: Untuk siapa? Beliau menjawab: Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan umat muslim seluruhnya.” (HR. Muslim)

Adab memberikan nasihat menurut ajaran Islam

Dalam menasihati seseorang ada adab yg perlu diperhatikan. Adab ini sangat penting dilakukan buat menghindari perpecahan. Di antaranya ialah sebagai berikut:

1. Niat memberi nasihat harus ikhlas

Memberi nasihat kepada orang lain sama seperti kebaikan lainnya, yaitu sebagian dari ibadah. Oleh sebab itu, setiap ibadah harus dilandasi dgn niat yg ikhlas sehingga dapat mendapatkan pahala dari Allah.

2. Menasihati dgn cara yg benar

Cara yg benar ketika memberikan nasihat yakni sesuai dgn syariat dan kemampuan orang yg memberi nasihat. Disebutkan dalam hadis riwayat Muslim bahwa ada tiga tingkatan memberi nasihat. Yakni, dgn menggunakan tangan, lisan, dan hati.

3. Gunakan kata-kata yg baik

Memberi nasihat juga harus disampaikan dgn kata-kata yg baik atau dgn perkataan lemah lembut. Selain itu, supaya orang yg dinasihati dapat menerima dgn baik.

4. Tabayyun sebelum memberi nasihat

Sebelum memberikan nasihat ada salah satu hal yg penting harus dilakukan. Yaitu, memastikan kebenaran berita yg kita ketahui. Sebab, nasihat yg dilakukan dgn dasar berita simpang siur tak mau memberikan manfaat.

5. Tidak berburuk sangka kepada orang yg dinasihati

Adab seorang muslim kepada muslim lainnya ialah berusaha berprasangka baik atau husnudzon. Selain itu, terus mencari kemungkinan-kemungkinan yg baik.

6. Tidak memaksakan supaya nasihat diterima

Pada akhirnya, semua nasihat yg kita berikan mau kembali ke orang yg dinasihati. Tidak diperbolehkan kita memaksakan seseorang buat melakukan apa yg kita maukan.

7. Tidak menasihati di depan umum

Sebagai umat Islam harus dapat menjaga harga diri dan kehormatan orang lain. Sebab, Islam menjaga dgn baik kehormatan seseorang. Maka, memberi nasihat kepada seseorang di depan umum bukanlah sebuah nasihat, tetapi salah satu bentuk pelecehan kepada orang lain. 

8. Tidak melakukan tahrisy

Tahrisy ialah sikap memancing pertengkaran atau provokasi. Oleh Karena itu, nasihat sangat dianjurkan dilakukan dgn cara-cara yg baik dan tak berupa provokasi yg dapat memancing permusuhan.

Demikianlah ulasan mengenai Membahas tentang delapan Adab Memberikan Nasihat Menurut Ajaran Islam . apabila ada pertanyaan dapat dgn menuliskan pada kolom komentar dibawah ini.

terima kasih





Membahas tentang Hukum Batalkan Shalat Jumat sebab Kehujanan

Musim kemarau telah lewat, pertanda sebagian besar bumi di Nusantara bakal sering diguyur hujan. Hujan sebagaimana difirmankan Allah ialah rahmat buat sekalian alam. Dalam firman-Nya, Allah menegaskan bahwa turunnya hujan merupakan salah satu yg menunjukkan kasih sayg Allah kepada manusia.

 

Hujan bukan menjadi halangan buat menjalankan ibadah. Namun problem terkadang muncul ketika hujan melanda dgn begitu deras di tengah-tengah pelaksanaan shalat Jumat bagi jamaah yg shalat di luar masjid, mengingat daya tampung masjid yg tak cukup memadai. Pertanyaannya ialah, ketika kondisi kehujanan tersebut, bolehkah mereka membatalkan shalat Jumatnya? Jika tak boleh, apa yg harus mereka lakukan?. 

 

Pada dasarnya, memutus ibadah wajib tanpa ada uzur, termasuk shalat Jumat hukumnya haram. Syekh Muhammad bin Salim bin Sa’id Babashil mengatakan:

 

ومنها (قطع الفرض) أداء كان أوقضاء ولو موسعا وصلاة كان أو غيرها كحج وصوم واعتكاف بأن يفعل ما ينافيه لأنه يجب إتمامه بالشروع فيه لقوله تعالى ولا تبطلوا أعمالكم ومن المنافي أن ينوي قطع الصلاة التي هو فيها ولو إلى صلاة مثلها 
“Di antara makshiat badan ialah memutus ibadah fardlu, baik ada’ atau qadla’, meski ibadah yg dilapangkan waktunya, baik ibadah shalat atau lainnya seperti haji, puasa dan i’tikaf. Memutus ibadah fardlu maksudnya dgn sekira melakukan perkara yg merusaknya, sebab ibadah fardlu wajib disempurnakan ketika telah berlangsung pelaksanaannya, berdasarkan firman Allah Swt, dan janganlah kalian membatalkan amal-amal kalian. Termasuk perkara yg merusak shalat ialah niat memutus shalat yg tengah dilakukan, meski berpindah niatnya menuju shalat yg lain. (Syekh Muhammad bin Salim bin Sa’id Babashil, Is’ad al-Rafiq, hal. 121).

 

Begitu pentingnya menjaga diri buat tetap bertahan di dalam shalat, syariat melarang membatalkan shalat ketika di tengah shalat terdapat dlaruat seperti kebakaran, perang berkecamuk atau yg sejenis. Dalam kondisi yg demikian, kewajibannya ialah shalat dgn cara syiddah al-khauf, yaitu shalat dalam kondisi yg paling memungkinkan, sambil lari, membelakangi kiblat atau melakukan gerakan-gerakan berat sekalipun, sesuai dgn kebutuhannya.

 

Syekh Zainuddin al-Malibari mengatakan:

 

ـ (وخامسها استقبال ) عين ( القبلة ) أي الكعبة بالصدر فلا يكفي استقبال جهتها خلافا لأبي حنيفة رحمه الله تعالى ( إلا في ) حق العاجز عنه وفي صلاة ( شدة خوف ) ولو فرضا فيصلي كيف أمكنه ماشيا وراكبا مستقبلا أو مستدبرا كهارب من حريق وسيل وسبع وحية ومن دائن عند إعسار وخوف حبس
“Yang kelima ialah menghadap tepat ke kiblat, yaitu Ka’bah. Maka tak cukup menghadap arahnya saja, berbeda menurut pendapat Abu Hanifah. Kecuali bagi orang yg tak mampu menghadap kiblat dan dalam shalat syiddah al-khauf, meski shalat fardlu, maka cukup shalat dgn kondisi semampunya, berjalan dan menaiki kendaraan, menghadap atau membelakangi kiblat, seperti orang yg lari dari kebakaran, kebanjiran, binatang buas, ular, orang yg memiliki hak piutang ketika tak mampu membayar dan khawatir dipenjara”. (Syekh Zainuddin al-Malibari, Fath al-Mu’in Hamisy I’anah al-Thalibin, juz 1, hal. 145).

 

Dalam komentarnya atas referensi di atas, Syekh Abu Bakr bin Syatha mengatakan:

 

ـ (قوله: وفي صلاة شدة خوف) أي في قتال مباح، كقتال المسلمين للكفار، وقتال أهل العدل للبغاة، وما ألحق به، كهرب من حريق وسيل وسبع وحية.
“Ucapan Syekh Zainuddin, dan dalam shalat syiddah al-Khauf, maksudnya di dalam peperangan yg mubah, seperti perang menghadapi pasukan non muslim, perang melawan para pemberontak dan yg disamakan dgn hal-hal tersebut, seperti lari dari kebakaran, kebanjiran, binatag buas dan ular. (Syekh Abu Bakr bin Syatha, I’anah al-Thalibin, juz 1, hal. 145).

 

Berkaitan dgn hujan yg melanda di tengah shalat, menurut Syekh Abdul Hamid al-Syarwani, bila hujan dikhawatirkan dapat merusak harta, misalkan seperti peci, smartphone, maka diperbolehkan melakukan shalat syiddah al-khauf, shalat sambil lari mencari tempat berteduh, setelah menemukan tempat yg teduh, kemudian menjalankan shalat dgn normal.

 

Syekh Abdul Hamid al-Syarwani mengatakan:

 

أقول ويؤخذ من قولهم المذكور أيضا أنه لو جاء نحو المطر في الصلاة على نحو كتابه جازت له صلاة شدة الخوف إذا خاف ضياعه حتى على مرضى الشارح فيمن أخذ ماله الخ لأنه خائف هنا كما مر
“Aku berkata, diambil dari ucapan para ulama yg telah disebutkan, bahwa bila datang semisal hujan di tengah shalat mengenai kitabnya, boleh melakukan shalat syiddah al-khauf bila khawatir tersia-sia, meski mengikuti pola yg diterima sang pensyarah dalam kasus orang yg diambil hartanya, sebab dalam kondisi hujan yg mengenai kitab ini, seseorang disebut orang yg khawatir seperti keterangan yg telah lewat”. (Syekh Abdul Hamid al-Syarwani, Hasyiyah al-Syarwani ‘ala Tuhfah al-Muhtaj, juz 3, hal. 16).

 

Dalam pandangan yg lain, sebagian ulama membolehkan buat memutus shalat ketika kekhusyukan seseorang hilang disebabkan menahan kencing di tengah shalat. Bila dikontekstualisasikan dalam masalah ini, hujan deras yg menghujam, besar kemungkinan dapat membuyarkan konsentrasi jamaah dalam pelaksanaan shalat Jumat. Persoalan kehujanan di tengah shalat dapat kita analogikan dgn permasalahan shalat menahan kencing dgn titik temu keduanya dapat menyebabkan buyarnya ketenangan.

 

Syekh Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan:

 

ـ (والصلاة حاقنا) بالنون أي بالبول (أو حاقبا) بالباء أي بالغائط أو حاذقا أي بالريح للخبر الآتي ولأنه يخل بالخشوع بل قال جمع إن ذهب به بطلت الى أن قال وجوز بعضهم قطعه لمجرد فوت الخشوع به وفيه نظر 
“Dan makruh shalat menahan kencing dan buang air besar atau menahan kentut, sebab hadits yg telah lewat dan dapat merusak kekhusyukan, bahkan sekelompok ulama berpendapat, bila hilang kekhusyukan, maka batal shalatnya.  Sebagian ulama membolehkan memutus halat sebab hilangnya kekhusyukan, dan pendapat ini perlu dikaji ulang. (Syekh Ibnu Hajar al-Haitami, Tuhfah al-Muhtaj, Juz 1, hal. 238)

 

Simpulannya, bila mengikuti pendapat yg kuat, membatalkan shalat Jumat ketika kehujanan di tengah shalat hukumnya haram. Dan apabila khawatir rusaknya harta yg dipakai atau yg dibawa, kewajibannya ialah shalat dgn cara yg paling memungkinkan, dapat sambil berjalan buat mencari tempat yg teduh, kemudian melanjutkan shalat secara normal. Hanya, bila cara tersebut tak memungkinkan, dapat mengikuti pendapat sebagian ulama yg membolehkan buat membatalkan shalat ketika kondisi kehujanan dapat menghilangkan kekhusyukan, buat kemudian mencari tempat yg memungkinkan buat menyusul mengikuti Jumatan. Wallahu a’lam.

 

(M. Mubasysyarum Bih)