Khutbah Akhir Tahun: Muhasabah enam Sifat yg Dibenci Allah

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ،وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إَلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ. أَمَّابَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ:يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ ١٨(سورة الحشر: ١٨)

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ

Dalam ayat ini, Allah subhanahu wa ta’ala memerintahkan kepada kita buat bertakwa dan berinstrospeksi diri. Masing-masing dari kita hendaknya selalu berpikir dan mencermati apa yg telah dipersiapkan buat akhiratnya kelak. Jika telah berbuat baik dan beramal shalih, maka hendaknya kita memuji Allah subhanahu wa ta’ala atas kemurahan-Nya, dan tetap istiqamah (konsisten) dalam kebaikan itu sepanjang hidup kita. Namun bila kita masih berbuat maksiat, maka hendaknya kita tinggalkan semua maksiat, beristighfar (memohon ampun), dan memperbaiki hati, sebab di akhirat kelak tidaklah bermanfaat harta dan keturunan serta apa pun jua kecuali orang-orang yg memasuki kehidupan akhirat dgn hati yg bersih.

 

Saudara-saudaraku seiman,

Di akhirat kelak, seseorang mau dihisab dan dimintai pertanggungjawaban atas pendengaran, penglihatan dan hatinya, sebagaimana ia mau dihisab atas apa yg dilakukan oleh seluruh anggota badannya. Oleh sebab hati ialah pemimpin anggota badan, maka perbuatan-perbuatan anggota badan sejatinya mencerminkan apa yg ada dalam hati. Jika hati baik, maka anggota badan menjadi baik. Dan bila hati rusak, maka rusaklah anggota badan.

 

Hadirinyg berbahagia,

Dalam kesempatan ini, kita mau membahas enam sifat yg dibenci oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Marilah kita berintrospeksi dan bermuhasabah, apakah hati kita telah bersih dan terhindar dari enam sifat tersebut, ataukah sebaliknya, justru enam sifat yg dibenci oleh Allah subhanahu wa ta’ala tersebut tertanam kuat dan bercokol di hati kita. Na’udzu billahi min dzalik.

 

Ibnu Hibban meriwayatkan dalam hadits shahih dari sahabat Abu Hurairah radliyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

إِنَّ اللهَ يُبْغِضُ كُلَّ جَعْظَرِيٍّ جَوَّاظٍ سَخَّابٍبِالْأَسْوَاقِ جِيفَةٍ بِالَّليْلِ حِمَارٍ بِالنَّهَارِ عَالِـمٍ بِأَمْرِ الدُّنْيَا جَاهِلٍ بِأَمْرِ اْلآخِرَةِ (حَدِيْثٌ صَحِيْحٌ رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ)

Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala membenci seseorang yg memiliki enam sifat berikut ini:

 

  1. جَعْظَرِيٍّ

 

Yakni orang yg takabbur atau sombong. Sombong ada dua macam.

 

Pertama, menolak kebenaran yg disampaikan oleh orang lain padahal ia tahu bahwa hal itu benar, disebabkan penyampai kebenaran lebih muda usianya, lebih miskin hartanya, lebih rendah status sosialnya atau sebab hal lain. Padahal fir’aun tidaklah binasa kecuali sebab sifat takabburnya. Fir’aun telah melihat sekian banyak mu’jizat Nabi Musa ‘alaihissalam, namun ia tak beriman kepada Nabi Musa ‘alaihissalam. Haman, perdana menteri Fir’aun ketika itu berkata kepada Fir’aun: “Jika engkau beriman kepada Musa, maka engkau mau kembali menjadi hamba yg menyembah, padahal selama ini engkau telah menjadi tuhan yg disembah.” Demikian pula Bani Isra’il yg diutus kepada mereka Nabi Isa ‘alaihissalam. Setelah mereka melihat mu’jizat Nabi Isa ‘alaihissalam, tak ada yg membuat mereka tak beriman kecuali sifat takabbur mereka. Mereka selalu mengatakan bahwa bila mereka beriman, maka mau lenyaplah kehormatan dan kekuasaan mereka. Demikian pula Abu Lahab dan tokoh-tokoh kafir Quraisy, setelah mereka melihat mu’jizat al-Qur’an dan mengakui bahwa al-Qur’an tak seperti puisi dan prosa yg mereka kenal, tak ada yg membinasakan mereka dan membuat mereka tak beriman kecuali sifat takabbur mereka.

 

Jenis takabbur yg kedua ialah merendahkan orang lain. Seseorang yg memiliki sifat takabbur jenis kedua ini dalam hatinya, ia mau menganggap dirinya memiliki keistimewaan lebih atas orang lain sehingga melihat dirinya dgn pandangan kesempurnaan dan penuh kebaikan. Dia melupakan bahwa itu semua ialah anugerah yg Allah berikan kepadanya.

 

  1. جَوَّاظٍ

 

Yaitu seseorang yg rakus dan gandrung buat mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya dgn niat yg tak benar dan didorong kecintaannya yg sangat besar terhadap harta. Ia tak peduli dari mana harta itu ia peroleh, apakah dari sumber yg halal ataukah haram. Dengan itu, ia bertujuan buat memenuhi kemauan hawa nafsunya yg haram dan membanggakan diri di hadapan para hamba yg lain.

 

  1. سَخَّابٍ بِالْأَسْوَاقِ

 

Artinya orang yg sebab kerakusan dan kegandrungannya pada harta, ia memperbanyak omongan dgn tujuan supaya dapat mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Ia tak peduli apakah omongannya halal ataukah haram.

 

  1. جِيفَةٍ بِاللَّيْلِ

 

Menjadi bangkai di malam hari. Yakni menghabiskan seluruh waktu malamnya buat tidur. Ia tak peduli buat melakukan shalat sama sekali.

 

  1. حِمَارٍ بِالنَّهَارِ

 

Menjadi keledai di siang hari. Yakni yg ia pikirkan hanya bagaimana dapat memakan berbagai menu makanan dan banyak menikmati berbagai kemewahan hidup. Dengan sebab itu, ia lalai melakukan hal-hal yg Allah wajibkan kepadanya.

 

  1. عَالِـمٍ بِأَمْرِ الدُّنْيَا جَاهِلٍ بِأَمْرِ الْآخِرَةِ

 

Mengetahui perkara dunia namun bodoh mengenai perkara akhirat. Yakni mengetahui bagaimana cara mencari dan mengumpulkan harta, mau tetapi tak memiliki pengetahuan mengenai bagian ilmu agama yg fardlu ‘ain buat dipelajari, yg disebut para ulama dgn istilah عِلْمُ الدِّيْنِ الضَّرُوْرِيِّ (ilmu agama yg pokok). Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda:

 

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ (رَوَاهُ ابْنُ مَاجَه وَالْبَيْهَقِيُّ)ـ

Maknanya: “Mencari ilmu agama yg pokok (ilmu agama yg dasar) hukumnya ialah fardlu ‘ain bagi setiap muslim (laki-laki dan perempuan),” (HR Ibnu Majah dan al-Baihaqi).

 

مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ

Di akhir khutbah, khatib mengutip mutiara nasihat Sayyidina Ali bin Abi Thalib karramallahu wajhah yg mengingatkan kepada kita semua bahwa kehidupan dunia ialah waktu buat beramal, dan semua yg kita lakukan di dunia ini mau kita pertanggungjawabkan di akhirat:

 

ارْتَحَلَتِ الدُّنْيَا مُدْبِرَةً، وَارْتَحَلَتِ الآخِرَةُ مُقْبِلَةً، وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْهُمَا بَنُونَ، فَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الآخِرَةِ، وَلاَتَكُونُوا مِنْ أَبْنَاءِ الدُّنْيَا، فَإِنَّ اليَوْمَ عَمَلٌ وَلاَحِسَابَ، وَغَدًاحِسَابٌ وَلاَعَمَلٌ

Maknanya: “Dunia berjalan membelakangi kita, sedangkan akhirat berjalan menghampiri kita. Masing-masing dari dunia dan akhirat memiliki anak-anaknya. Maka jadilah bagian dari anak-anak akhirat (senantiasa mementingkan kehidupan akhirat) dan janganlah menjadi bagian dari anak-anak dunia (selalu mementingkan kehidupan dunia yg sementara), sebab hari ini (kehidupan dunia) ialah waktunya beramal dan tak ada hisab, sedangkan besok (kehidupan akhirat) ialah waktunya mempertanggungjawabkan amal, dan bukan waktunya beramal,” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari dalam Shahih al-Bukhari)

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Khutbah II

 

إِنَّ الْحَـمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَشْكُرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ،وَعَلٰىإِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَرَضِيَ اللهُ عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنْ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ

أَمَّا بَعْدُ،فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ:اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا ٥٦،اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰىآلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰىآلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰىآلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰىآلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ،فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، رَبَّنَاآتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ،اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضٰالِّيْنَ وَلاَ مُضِلِّيْنَ، اَللّٰهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا وآمِنْ رَّوْعَاتِنَا وَاكْفِنَا مَا أَهَمَّنَا وَقِنَا شَرَّ ما نَتَخوَّفُ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبٰى ويَنْهٰى عَنِ الفَحْشٰاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

 

Ustadz Nur Rohmad, Peneliti/Pemateri Bidang Akidah, Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur







Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.