Materi khutbah Jumat kali ini mengulas soal momen malam istimewa dan paling didamba umat Islam tiap Ramadhan tiba: lailatul qadar. Ia memuat keutamaan-keutamaan yg seyogianya tak dilewatkan begitu saja.
Â
Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul “Khutbah Jumat: 6 Keutamaan Lailatul Qadar”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)
Khutbah I
الØَمْد٠لÙلّٰه٠الْمَلÙك٠الدَّيَّانÙØŒ وَالصَّلَاة٠وَالسَّلَام٠عَلَى Ù…ÙØَمَّد٠سَيÙّد٠وَلَد٠عَدْنَانَ، وَعَلَى اٰلÙه٠وَصَØْبÙه٠وَتَابÙعÙيْه٠عَلَى مَرÙÙ‘ الزَّمَانÙØŒ وَأَشْهَد٠أَنْ لَّا Ø¥Ùلٰهَ Ø¥Ùلَّا الله٠وَØْدَه٠لَا شَرÙيْكَ لَه٠الْمÙنَـزَّه٠عَن٠الْجÙسْمÙيَّة٠وَالْجÙهَة٠وَالزَّمَان٠وَالْمَكَانÙØŒ وَأَشْهَد٠أَنَّ سَيÙّدَنَا Ù…ÙØَمَّدًا عَبْدÙه٠وَرَسÙوْلÙه٠الَّذÙيْ كَانَ Ø®ÙÙ„Ùقَه٠الْقÙرْآنÙØŒ
أَمَّا بَعْدÙØŒ عÙبَادَ الرَّØْمٰنÙØŒ ÙَإنÙّي Ø£ÙوْصÙيْكÙمْ ÙˆÙŽÙ†ÙŽÙْسÙÙŠ بÙتَقْوَى الله٠المَنَّانÙØŒ الْقَائÙÙ„Ù ÙÙÙŠ ÙƒÙتَابÙه٠الْقÙرْآنÙ: Ø¥Ùنَّا أَنْزَلْنَاه٠ÙÙÙŠ لَيْلَة٠الْقَدْر٠(Ù¡) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَة٠الْقَدْر٠(Ù¢) لَيْلَة٠الْقَدْر٠خَيْرٌ Ù…Ùنْ أَلْÙ٠شَهْر٠(Ù£) تَنَزَّل٠الْمَلَائÙكَة٠وَالرّÙÙˆØÙ ÙÙيهَا بÙØ¥Ùذْن٠رَبّÙÙ‡Ùمْ Ù…Ùنْ ÙƒÙلّ٠أَمْر٠(Ù¤) سَلَامٌ Ù‡ÙÙŠÙŽ Øَتَّى مَطْلَع٠الْÙَجْر٠(Ù¥)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Takwa ialah sebaik-baik bekal buat meraih kebahagiaan abadi di akhirat. Oleh sebab itu, khatib mengawali khutbah yg singkat ini dgn wasiat takwa. Marilah kita semua selalu meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala dgn melaksanakan semua kewajiban dan meninggalkan segenap larangan.Â
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Tema khutbah pada siang hari yg penuh keberkahan ini ialah: 6 Keutamaan Lailatul Qadar.
Hadirin rahimakumullah,
Apa itu Lailatul qadar?
Lailatul qadar ialah di antara kekhususan yg Allah anugerahkan kepada umat Nabi Muhammad. Ia ialah malam yg penuh kemuliaan. Ibadah di dalamnya lebih utama ketimbang ibadah yg dilakukan selama seribu bulan yg tak ada Lailatul qadar-nya. Seribu bulan sama dgn 83 tahun lebih 4 bulan. Umat-umat Nabi terdahulu dapat beribadah di dunia ini dalam jangka waktu yg lama sebab Allah menjadikan usia mereka panjang-panjang. Sedangkan umat Nabi Muhammad meskipun usia mereka rata-rata hanyalah antara enam puluh hingga tujuh puluh tahun, mau tetapi Allah menganugerahkan lailatul qadar kepada mereka. Dengan adanya lailatul qadar, umat Nabi Muhammad berkesempatan mendapatkan pahala yg besar meskipun hidupnya tak lama di dunia ini.
Hadirin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah,
Apa saja keutamaan lailatul qadar?
Pertama, lailatul qadar ialah malam diturunkannya Al-Qur’an. Sebagaimana kita tahu bahwa proses turunnya Al-Qur’an terjadi dalam dua tahap:Â
Tahap pertama, turunnya Al-Qur’an dari lauh mahfuz ke suatu tempat di langit yg pertama (langit dunia) yg bernama bait al-‘izzah. Dalam tahap pertama ini, Al-Qur’an diturunkan semuanya dari awal hingga akhir secara lengkap. Hal itu terjadi pada malam lailatul qadar yg saat itu bertepatan dgn malam dua puluh empat Ramadhan.
Allah ta’ala berfirman:
Ø¥Ùنَّا أَنْزَلْنَاه٠ÙÙÙŠ لَيْلَة٠الْقَدْر٠(القدر: Ù¡)
Maknanya: “Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an itu pada malam lailatul qadar†(QS al-Qadr: 1)
Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Ø£ÙنْزÙلَتْ صÙØÙÙ٠إÙبْرَاهÙيْمَ عليه السلام ÙÙŠ أَوَّل٠لَيْلَة٠مÙنْ رَمَضَانَ، ÙˆÙŽØ£ÙنْزÙلَتْ التوراة٠لÙسÙتÙÙ‘ مَضَيْنَ Ù…ÙÙ† رَمَضانَ، وأÙنزÙÙ„ÙŽ الإنجيل٠لÙثَلاثَ عشْرةَ خَلَتْ Ù…ÙÙ† رمضانَ، وأÙنزÙÙ„ÙŽ الزَّبÙور٠لÙثَمان٠عَشْرَةَ خَلَتْ من رمضانَ، وأÙنزلَ الÙÙرْقان٠لأَربع٠وعÙشْرينَ خَلَتْ من رمضانَ (رواه Ø£Øمد والطبراني والبيهقي وغيرهم)
Maknanya: “Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadhan, Taurat diturunkan pada malam keenam Ramadhan, Injil diturunkan pada malam tiga belas Ramadhan, Zabur diturunkan pada malam delapan belas Ramadhan dan Al-Qur’an diturunkan pada malam dua puluh empat Ramadhan†(HR Ahmad, ath Thabarani, al-Baihaqi dan lainnya)
Tahap kedua, turunnya Al-Qur’an dari bait al-‘izzah di langit yg pertama kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Dalam tahap kedua ini, Al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur sesuai dgn sebab dan peristiwa tertentu selama kurang lebih dua puluh tiga tahun. Lima ayat pertama dari surat al-‘Alaq ialah yg pertama diturunkan kepada beliau di gua Hira’ dgn perantaraan malaikat Jibril ‘alaihis salam. Dan hal itu menurut sebagian ulama terjadi pada malam 17 Ramadhan. Atas dasar inilah kemudian malam 17 Ramadhan diperingati umat Islam sebagai malam nuzul Al-Qur’an.
Kedua, lailatul qadar ialah malam yg penuh keberkahan.
Allah ta’ala berfirman:
Ø¥Ùنَّا أَنْزَلْنَاه٠ÙÙÙŠ لَيْلَة٠مÙبَارَكَة٠(الدخان: Ù£)
Maknanya: “Sesungguhnya kami turunkan Al-Qur’an itu pada malam yg penuh berkah (malam lailatul qadar)†(QS ad Dukhan: 3)
Ketiga, pada malam lailatul qadar, Allah memberitahukan kepada para malaikat mengenai apa yg terjadi di kalangan para hamba sampai datangnya lailatul qadar pada tahun berikutnya. Allah memberitahukan kepada mereka siapa saja yg lahir, mati, ditimpa musibah, sakit, sehat, dilapangkan rezekinya, disempitkan rezekinya dan lain sebagainya dalam kurun satu tahun ke depan. Tafsir al-Qurthubi, an-Nasafi, dan lainnya menjelaskan bahwa itulah makna dari ayat:
ÙÙيْهَا ÙŠÙÙْرَق٠كÙلّ٠اَمْر٠ØÙŽÙƒÙيْم٠(الدخان: Ù¤)
Maknanya: “Pada malam itu dijelaskan segala urusan yg penuh hikmah†(QS ad Dukhan: 4)
Keempat, amal shalih pada lailatul qadar lebih baik ketimbang amal shalih yg dilakukan selama seribu bulan sebagaimana ditegaskan oleh Allah:
لَيْلَة٠الْقَدْر٠خَيْرٌ Ù…Ùنْ أَلْÙ٠شَهْر٠(القدر: Ù£)
Maknanya: “Malam kemuliaan itu lebih baik ketimbang seribu bulan†(QS al-Qadr: 3)
Kelima, para malaikat dari setiap langit turun memenuhi lapisan bumi mendoakan dan mengucapkan salam kepada setiap orang yg menghidupkan malam itu dgn berbagai ibadah.
Allah ta’ala berfirman:
تَنَزَّل٠الْمَلَائÙكَة٠وَالرّÙÙˆØÙ ÙÙيهَا بÙØ¥Ùذْن٠رَبّÙÙ‡Ùمْ Ù…Ùنْ ÙƒÙلّ٠أَمْر٠(القدر: Ù¤)
Maknanya: “Pada malam itu turun para malaikat dan Ruh (Jibril) dgn izin Tuhannya buat mengatur semua urusan†(QS al-Qadr: 4)
Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إذا كانتْ لَيْلَة٠القدْر٠نَزَلَ جÙبريل٠ÙÙ‰ كَبْكَبَة٠من الملائكة٠يÙصَلّÙون ÙˆÙŽÙŠÙسَلÙّمÙوْنَ على كلÙÙ‘ عبد٠قائم٠أو قاعد٠يَذْكÙر٠اللهَ عَزَّ وَجَلَّ ÙَيَنْزÙÙ„Ùونَ Ù…ÙÙ† لَدÙنْ غÙروب٠الشمس٠إلى طلوع٠الÙَجْر٠(رواه البيهقى ÙÙ‰ شعب الإيمان والسيوطىّ ÙÙ‰ الجامع الكبير)
Maknanya: “Jika tiba lailatul qadar, malaikat Jibril turun dgn serombongan malaikat lalu mendoakan dan mengucapkan salam kepada setiap hamba yg berdiri atau duduk berdzikir mengingat Allah. Mereka turun dari terbenamnya matahari hingga terbit fajar†(HR al-Baihaqi dalam Syu’ab al-Iman dan as Suyuthi dalam al-Jami’ al-Kabir)
Keenam, lailatul qadar ialah malam keselamatan dan keberkahan bagi para wali dan orang-orang yg melakukan ketaatan. Pada malam itu, setan tak dapat berbuat buruk kepada orang-orang yg melakukan kebaikan. Allah ta’ala berfirman:
سَلَامٌ Ù‡ÙÙŠÙŽ Øَتَّى مَطْلَع٠الْÙَجْر٠(القدر: Ù¥)
Maknanya: “Sejahteralah (malam itu) sampai terbit fajar†(QS al-Qadr: 5)
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Kapan terjadinya lailatul qadar?
Lailatul qadar terjadi satu kali dalam satu tahun di bulan Ramadhan. Mungkin saja ia terjadi pada satu malam di antara malam-malam Ramadhan. Mungkin pada malam pertama, malam kesembilan atau malam-malam yg lain. Akan tetapi kemungkinan besar ia terjadi pada salah satu dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْتَمÙسÙوهَا ÙÙŠ العَشْر٠الأَوَاخÙر٠مÙنْ رَمَضَانَ (رواه البخاري)
Maknanya: “Carilah lailatul qadar itu di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan†(HR al-Bukhari).
Imam Syafi’i berpendapat sebagaimana dikutip oleh Syekh Zakariyya al-Anshari dalam Fath al-Wahhab bahwa lailatul qadar kemungkinan besar terjadi pada malam 21 atau malam 23 Ramadhan. Sedangkan para ulama yg lain berpendapat, kemungkinan besar lailatul qadar terjadi pada malam 27 Ramadhan.
Mengapa lailatul qadar keberadaannya dirahasiakan?. Salah satu hikmahnya ialah supaya kita senantiasa beribadah terus menerus tanpa henti pada setiap malam di bulan Ramadhan.Â
Hadirin rahimakumullah,
Apa saja tanda terjadinya lailatul qadar?
Dalam kitab Jawahir al-A’immah fi Tafsir Juz’i ‘Amma, disebutkan bahwa di antara tanda-tandanya ialah melihat cahaya yg bukan cahaya matahari, cahaya bulan atau cahaya listrik, melihat terbitnya matahari pada keesokan harinya berbeda dgn saat ia terbit di hari-hari yg lain, yaitu dalam keadaan putih dan tak banyak memancarkan cahaya, melihat pohon bersujud dan lain sebagainya. Sebagian orang melihat tanda-tanda itu dalam mimpi dan sebagian yg lain melihatnya dalam keadaan jaga. Melihatnya dalam keadaan jaga ialah lebih sempurna keberkahan dan kemuliaannya. Barang siapa yg melihatnya dalam keadaan jaga, maka sungguh ia telah melihat lailatul qadar. Sedangkan melihatnya dalam mimpi ialah sebuah kebaikan. Dan barang siapa yg tak melihat tanda-tanda tersebut mau tetapi ia bersungguh-sungguh dalam melakukan ketaatan pada malam itu, maka ia memperoleh keberkahan yg agung.Â
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Apa yg semestinya dilakukan ketika melihat tanda lailatul qadar?
Yang dilakukan ialah menghidupkan malam itu dgn berbagai ibadah, seperti memperbanyak membaca istighfar, dzikir, shalat-shalat sunnah, memperbanyak membaca Al-Qur’an, beri’tikaf di masjid, dan lain sebagainya. Serta memperbanyak doa, terutama doa yg diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Sayyidah Aisyah radhiyallahu ‘anha sebagaimana diriwayatkan Ibnu Majah:
اللهم إنَّكَ عَÙÙوٌّ تÙØÙبّ٠العَÙْوَ ÙَاعْÙ٠عَنÙّيْ
“Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun mencintai pengampunan, maka ampunilah dosa-dosakuâ€
Dan memperbanyak membaca doa yg paling banyak dibaca oleh Baginda Nabi baik pada Ramadhan atau pun di luar Ramadhan:
رَبَّنا ءَاتÙنَا ÙÙÙŠ الدّÙنْيَا Øَسَنَةً ÙˆÙŽÙÙÙŠ الْآخÙرة٠Øَسَنَةً، ÙˆÙŽÙ‚Ùنَا عَذابَ النَّارÙ
“Ya Allah, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan jagalah kami dari siksa nerakaâ€
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْر٠إÙيْمَانًا وَاØْتÙسَابًا غÙÙÙرَ لَه٠مَا تَقَدَّمَ Ù…ÙÙ† ذَنْبÙÙ‡Ù (متÙÙŽÙ‚ عليه)
Maknanya: “Barang siapa yg menghidupkan malam lailatul qadar dgn berbagai ibadah dgn dilandasi keimanan dan niat mengharap ridla Allah semata, maka diampuni dosa-dosanya yg telah lalu†(HR al-Bukhari dan Muslim).
Hadirin yg dirahmati Allah,
Demikian khutbah singkat pada siang hari yg penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.
Ø£ÙŽÙ‚Ùوْل٠قَوْلÙيْ هٰذَا وَأَسْتَغْÙÙر٠اللهَ Ù„Ùيْ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙمْ، ÙَاسْتَغْÙÙرÙوْهÙØŒ Ø¥Ùنَّه٠هÙÙˆÙŽ الْغَÙÙوْر٠الرَّØÙيْمÙ
Khutbah II
اَلْØَمْد٠لله٠وَكَÙَى، ÙˆÙŽØ£ÙصَلÙّيْ ÙˆÙŽØ£ÙسَلÙّم٠عَلَى سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠الْمÙصْطَÙَى، وَعَلَى آلÙه٠وَأَصْØَابÙه٠أَهْل٠الْوَÙَا. أَشْهَد٠أَنْ لَّا Ø¥Ùلهَ Ø¥Ùلَّا الله٠وَØْدَه٠لَا شَرÙيْكَ Ù„ÙŽÙ‡ÙØŒ وَأَشْهَد٠أَنَّ سَيÙّدَنَا Ù…ÙØَمَّدًا عَبْدÙه٠وَرَسÙوْلÙÙ‡Ù
    أَمَّا بَعْدÙØŒ Ùَيَا أَيّÙهَا الْمÙسْلÙÙ…Ùوْنَ، Ø£ÙوْصÙيْكÙمْ ÙˆÙŽÙ†ÙŽÙْسÙيْ بÙتَقْوَى الله٠الْعَلÙÙŠÙÙ‘ الْعَظÙيْم٠وَاعْلَمÙوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكÙمْ بÙأَمْر٠عَظÙيْمÙØŒ أَمَرَكÙمْ بÙالصَّلَاة٠وَالسَّلَام٠عَلَى نَبÙÙŠÙّه٠الْكَرÙيْم٠Ùَقَالَ: Ø¥Ùنَّ اللهَ وَمَلَائÙكَتَه٠يÙصَلّÙونَ عَلَى النَّبÙÙŠÙÙ‘ØŒ يَا أَيّÙهَا الَّذÙينَ آمَنÙوا صَلّÙوا عَلَيْه٠وَسَلÙّمÙوا تَسْلÙيمًا، اَللّٰهÙمَّ صَلÙÙ‘ عَلَى سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠وَعَلَى آل٠سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيÙّدÙنَا Ø¥ÙبْرَاهÙيْمَ وَعَلَى آل٠سَيÙّدÙنَا Ø¥ÙبْرَاهÙيْمَ وَبَارÙكْ عَلَى سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠وَعَلَى آل٠سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيÙّدÙنَا Ø¥ÙبْرَاهÙيْمَ وَعَلَى آل٠سَيÙّدÙنَا Ø¥ÙبْرَاهÙيْمَ، ÙÙيْ الْعَالَمÙيْنَ Ø¥Ùنَّكَ ØÙŽÙ…Ùيْدٌ مَجÙيْدٌ. اَللّٰهÙمَّ اغْÙÙرْ Ù„ÙلْمÙسْلÙÙ…Ùيْنَ وَالْمÙسْلÙمَات٠والْمÙؤْمÙÙ†Ùيْنَ وَالْمÙؤْمÙنَات٠الْأَØْيَاء٠مÙنْهÙمْ وَالْأَمْوَاتÙØŒ اللهم ادْÙَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْÙÙŽØْشَاءَ وَالْمÙنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسّÙÙŠÙوْÙÙŽ الْمÙخْتَلÙÙÙŽØ©ÙŽ وَالشَّدَائÙدَ وَالْمÙØÙŽÙ†ÙŽØŒ مَا ظَهَرَ Ù…Ùنْهَا وَمَا بَطَنَ، Ù…Ùنْ بَلَدÙنَا هَذَا خَاصَّةً ÙˆÙŽÙ…Ùنْ بÙلْدَان٠الْمÙسْلÙÙ…Ùيْنَ عَامَّةً، Ø¥Ùنَّكَ عَلَى ÙƒÙÙ„ÙÙ‘ شَيْء٠قَدÙيْرٌ
عÙبَادَ اللهÙØŒ إنَّ اللهَ يَأْمÙر٠بÙالْعَدْل٠وَالْإØْسَان٠وَإÙيْتَاء٠ذÙÙŠ الْقÙرْبَى ويَنْهَى عَن٠الÙÙŽØْشَاء٠وَالْمÙنْكَر٠وَالبَغْيÙØŒ يَعÙظÙÙƒÙمْ لَعَلَّكÙمْ تَذَكَّرÙوْنَ. ÙَاذكÙرÙوا اللهَ الْعَظÙيْمَ يَذْكÙرْكÙمْ ÙˆÙŽÙ„ÙŽØ°Ùكْر٠الله٠أَكْبَرÙ
Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Bidang Peribadatan & Hukum, Pengurus Daerah Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto