Hikmah di Balik Ibadah Pemotongan Hewan Kurban

Allah mensyariatkan pemotongan hewan kurban pada setiap bulan Zulhijjah seperti tertera dalam Surat Al-Hajj ayat 36-37. Allah menghendaki mereka yg memiliki kelebihan rezeki buat membeli hewan kurban sesuai ketentuan, menyembelih, serta membagikan dagingnya kepada mereka yg berhak.

Syariat pemotongan hewan kurban ini tak terlepas dari hikmah yg tersembunyi di baliknya. Allah menjadikan pemotongan hewan kurban sebagai bentuk syiar agama Allah. (Syekh Ali As-Shabuni dalam Rawa’iul Bayan, Tafsiru Ayatil Ahkam minal Qur’an, [Kairo, Darul Alamiyyah: 2015 M/1436 H], juz I, halaman 504).

Pemotongan hewan kurban dimaksudkan supaya umat Islam dapat mendekatkan diri kepada Allah, dan mendapatkan ampunan serta ridha-Nya. Pemotongan hewan kurban juga dapat menjadi sarana kaffarah/penebusan dosa atau kekhilafan yg dilakukan individu-individu umat Islam.

Syariat pemotongan hewan kurban dimaksudkan supaya mereka membiasakan diri ikhlas dalam ucapan dan amal perbuatan. Orang-orang yg beriman memotong hewan kurban atas nama dan perintah Allah. Mereka tak menyebut nama selain Allah dan tak bertawajuh kepada selain-Nya.

Orang-orang yg beriman juga tak meniatkan amalnya selain keridhaan Allah sebagaimana Surat Al-An’am ayat 162-163, “Sungguh, shalat, ibadah, hidup, dan matiku hanya buat Allah, Tuhan sekalian alam. Tidak ada sekutu bagi-Nya. Untuk itu aku diperintah. Aku ialah orang pertama yg tunduk menyerah.”

Dengan menghadapkan amal ibadah kepada Allah, mereka mau terbiasa beribadah dgn ikhlas tanpa kemusyrikan dan mau mendapatkan derajat ketakwaan sebagaimana diisyaratkan dalam Surat Al-Hajj ayat 37, “Daging dan darahnya tak mau sampai kepada Allah, tetapi ketakwaan di antara kamu yg mau sampai kepada-Nya.”

Jika kaum musyrikin Makkah menyembelih kurban buat berhala mereka dgn mengharapkan maslahat-manfaat dan penolakan mudharat dari berhala-berhala tersebut, maka orang yg beriman menyembelih kurban bukan buat berhala sebagaimana kaum musyrikin. Orang yg beriman bertaqarrub melalui ibadahnya kepada Allah semata.

Islam menghubungkan hewan kurban yg disembelih oleh mereka yg berhaji dan ketakwaan hati. Ketakwaan menjadi puncak tujuan manasik dan syiar ibadah haji. Manasik dan semua bentuk syiar ibadah haji termasuk pemotongan hewan kurban merupakan simbol ungkapan tawajuh dan ketaatan kepada Allah, Tuhan Ka‘bah.

Ibadah pemotongan hewan kurban juga merupakan peringatan tebusan atau peringatan atas persembahan Nabi Ibrahim AS yg rela menyembelih anaknya Ismail AS demi mematuhi perintah Allah SWT yg diterimanya melalui mimpi sebagaimana Surat As-Shaffat ayat 102-107. (As-Shabuni, 2015 M/1436 H: I/505).

Ibadah pemotongan hewan kurban merupakan peringatan atas tanda kebesaran Allah dan salah satu bentuk mukjizat-Nya yg terang benderang ketika Allah menebus persembahan Nabi Ibrahim dgn hewan kurban yg bagus.

Setelah peristiwa agung penyembelihan tersebut, pemotongan hewan kurban menjadi sarana sedekah dan taqarrub kepada Allah dgn berbagi daging kepada orang-orang fakir dan membantuk kaum dhu‘afa yg membutuhkannya. (As-Shabuni, 2015 M/1436 H: I/505). Wallahu a’lam.

Penulis: Alhafiz Kurniawan

Editor: Abdullah Alawi

 


Baca juga artikel seputar kurban lainnya di Kumpulan Artikel tentang Ibadah Kurban





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.