Cara Stephen Hawking Dukung Perjuangan Palestina

Fisikawan terkemuka di dunia Stephen Hawking meninggal dunia hari ini, Rabu (14/3), pada usia 76 tahun. Berita meninggalnya Hawking menghebohkan dunia. Pasalnya, dia dianggap sebagai orang yg memiliki kontribusi dan terobosan besar dalam bidang fisika dan kosmologi. Diantara teori yg dicetuskannya dan menjadi perhatian besar di jagat dunia sains ialah Teori Big Bang, Teori Gravitasi Kuantum, dan Radiasi Hawking.   

Selain sebagai seorang ilmuan yg cemerlang, Hawking juga dikenal sebagai orang yg mendukung perjuangan Palestina. Pada bulan Mei 2013, nama dan foto Hawking menjadi berita utama di banyak media internasional. Pasalnya, dia menolak hadir dan menjadi pembicara dalam sebuah acara konferensi yg diselenggarakan oleh Presiden pada saat itu Israel Shimon Peres di Yerusalem. 

Alasannya, Hawking menggap kebijakan pemerintah Israel terhadap Palestina cenderung menimbulkan bencana. Sebelumnya Hawking menerima sejumlah email dari akademisi Palestina. Mereka berharap Hawking buat memboikot acara tersebut. Dan Hawking menyetujui hal itu. 

Dalam sebuah surat, Hawking menyatakan bahwa kalau seandainya jadi hadir dalam konferensi, ia mau menyampaikan apa yg dilakukan pemerintah Israel itu mau menyebabkan bencana. 

Keputusan Hawking buat memboikot acara konferensi kepresidenan Israel tersebut disambut suka cita oleh para akademisi dan aktivis Palestina. 

Dukungan Hawking buat bangsa Palestina tak hanya itu. Tahun 2017 lalu, ia melakukan penggalangan dana di akun Facebooknya buat disumbangkan ke Sekolah Tinggi Fisika Palestina (Palestinian Advanced Physics School). Dengan menggalang dana, Hawking juga berupaya buat mendirikan sekolah-sekolah fisika lainnya di Palestina. 

Stephen Hawking lahir pada 8 Januari 1942 di Inggris. Ia belajar fisika di University College dan meneliti kosmologi di Cambridge University. Saat usianya menginjak 21 tahun, ia terkena penyakit amyotrophic lateral sclerosis (ALS) atau penyakit Lou Gehrig. Semenjak itu, ia divonis hanya dapat bertahan hidup selama dua tahun saja. Namun nasib berkata lain, ia terus hidup hingga usia 76 tahun.

A Brief History of Time, bukunya yg ditulis pada 1988  menjadi salah satu buku yg paling populer di dunia setelah terjual lebih dari 10 juta eksemplar. (A Muchlishon Rochmat)





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.