Seorang sahabat mengadu kepada Rasulullah SAW terkait utang yg dideritanya. “Kenapa tak amalkan Sayyidul Istighfar?†kata Rasulullah. Rasulullah menganjurkan sahabatnya buat membaca tasbih berikut antara terbit fajar dan shalat Shubuh.
Â
Â
سÙبْØَانَ الله٠وَبÙØَمْدÙه٠سÙبْØَانَ الله٠العَظÙيْم٠أَسْتَغْÙÙر٠اللهَ Ù…Ùئَةَ مَرَّةÙ
Subhânallâhi wa bi hamdih, subhânallâhil ‘azhîm, astaghfirullâh 100 kali.
Artinya, “’Mahasuci Allah dan segala puji bagi-Nya. Mahasuci Allah yg Maha Agung. Aku memohon ampun kepada Allah,’ 100 kali,†(Lihat Sayyid Muhammad bin Alwi bin Abbas Al-Maliki, Ma Dza fi Sya‘ban, 1424 H, halaman 63). Wallahu a‘lam.
Â
Utang ialah salah satu tanggung jawab yg harus diselesaikan selama hidup di dunia. Mengabaikan hal ini berisiko memberatkan beban seorang hamba di akhirat kelak. Karena masalah tersebut menygkut haqqul adami (hak sesama manusia) dan hanya mau selesai bila kedua belah pihak saling rela dan mengikhlaskan. Karenanya, seberat apapun utang harus dituntaskan di dunia. Rasulullah juga menyarankan, saat seseorang dililit utang, buat membaca:
اللَّهÙمَّ اكْÙÙني بÙØَلالÙÙƒÙŽ عَنْ ØَرَامÙÙƒÙŽ وَأغْنÙني بÙÙَضْلÙÙƒÙŽ عَمَّنْ سÙواكَ
Â
[Allâhumma-kfinî bihalâlika ‘an harâmika wa aghninâ bi fadl-lika ‘am man siwâka]
Â
Artinya: “Ya Allah, cukupkanlah aku dgn yg halal sehingga terhindar dari yg haram. Cukupkanlah aku dgn anugerahmu sehingga terhindar dari (meminta bantuan) selain-Mu.” (Lihat Muhyiddin Abi Zakariya Yahya bin Syaraf An-Nawawi, Al-Adzkâr, Penerbit Darul Hadits, Kairo, Mesir)
Â
(Alhafiz K/Mahbib)
Uncategorized