Guru Besar Unhas: Kelompok Anti Pancasila Masih Eksis Sebarkan Pengaruhnya di NKRI

– Memberikan pemahaman ke seluruh masyarakat supaya tak mudah terpengaruh paham radikal negatif dinilai sangat penting oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).

Terkait hal tersebut, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin
(Unhas) Makassar Faisal Abdullah menyebut, kelompok-kelompok anti-Pancasila diketahui masih menyebarkan pengaruhnya
yg membahayakan keutuhan NKRI.

“Bagaimana
pendidikan Pancasila itu harus dimasyarakat kan kembali, dibumikan lagi
tentunya dgn pendekatan yg sesuai dgn umur. Tentunya itu yg harus
dilakukan,” ujar Faisal, dikutip dari Merdeka, Minggu, 3 November 2019.

Faisal juga
menyampaikan bahwa pemahaman tentang Pancasila, UUD 1945 dan Kebhinekaan dalam
diri masyarakat harus sama.

Pihaknya juga menilai pendidikan bela negara penting sehingga dapat memberikan
pemahaman kebangsaan secara utuh.

Baca Juga:  Muannas Alaidid Minta Polri Segera Panggil Tengku Zul Terkait Ceramah Sindir Orang Jawa

“Sehingga
kita tak mudah buat disusupi oleh paham-paham yg menjurus radikalisme
negatif seperti anti-terhadap Pancasila, NKRI ataupun Kebhinekaan yg kita
miliki ini,” ujarnya.

Selain itu, Faisal juga mengingatkan pemuda sebagai calon pemimpin masa depan
bangsa harus memiliki semangat bernegara, punya cita-cita dan tujuan supaya tidak
mudah terpengaruh iming-iming ideologi lain.

“Selain itu, hal ini sebagai upaya bersama dari para pemuda Indonesia
buat melawan radikalisme yg dapat merusak persatuan Indonesia,”
ujarnya.

“Maksud
saya, anak-anak muda sekarang ini harus diarahkan dan tetap on the track guna
membangun bangsa menjadi lebih besar. Apalagi dgn cita-cita 100 tahun
Indonesia merdeka, kita telah dapat mendapatkan sesuatu yg sangat berharga dan
bernilai,” terangnya.

Baca Juga:  Akun Facebook Ini Sebut Ustadz Adi Hidayat Harus Belajar Lagi Ilmu Tashrif

Deputi bidang
Pemberdayaan Pemuda di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) ini juga
meminta pemerintah supaya terus melakukan
sosialisasi kebangsaan kepada masyarakat dari tingkat nasional hingga ke desa.

“Dialog kebangsaan harus terus dilakukan buat mencegah masuknya paham
radikal terorisme,” ujarnya.

“Kita
harus jemput bola buat memperkuat kebangsaan dan nasionalisme. Apalagi
gangguan intoleransi, radikalisme, dan terorisme sangat nyata di depan
kita,” lanjutnya.

Sementara itu, Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing
mengatakan tak sependapat dgn klaim beberapa pihak yg mengatakan
radikalisme itu dari satu kelompok kepercayaan tertentu.

 Menurutnya, radikalisme juga dapat berasal dari
kelompok kepercayaan yg lain.

“Mari
kita perkuat jiwa kebangsaan dan nasionalisme. Kita harus mengikis habis
radikalisme dari Indonesia,” ujarnya.

Baca Juga:  Rumah Terduga Teroris Jaringan Abu Zee di Bekasi Digeledah Densus 88 Antiteror

Tak lupa, ia
meminta generasi muda harus aktif melawan radikalisme, terutama di internet dan
media sosial (medsos). Pasalnya generasi muda menjadi salah satu sasaran utama
penyebaran paham-paham negatif tersebut.

“Generasi
muda harus dapat membentengi diri, kemudian melakukan serangan balik. Dan itu
dapat dilakukan bila generasi muda benar-benar memahami makna Sumpah Pemuda,
Pancasila, UUD 45, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika,” tandasnya





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.