Ijazah Kiai Baedlowie Syamsuri saat Istri Hilang

Saat musim haji tahun 2006 silam. Ada sepasang suami-istri yg sedang khusyuk berdoa di pelataran Masjidil Haram. Saking khusyuknya, ia tak menghiraukan apa pun yg terjadi di sekitarnya dan bagaimana kondisi saat itu juga.

Sang suami terutama, terlihat sangat konsentrasi menikmati momen bermunajat kepada Allah subhânahu wata‘âlâ. Sambil menengadah tangan dan menutup rapat kedua bola mata, laki-laki itu berkomat-kamit merapalkan untain harapannya.

Betapa kagetnya ia saat selesai bermunajat dan kembali membuka matanya. Sang istri yg sangat  ia cintai, mendadak hilang dari pengamatannya. Pandangannya semakin terbatas sebab berjubel dgn lalu lalang jamaah dari seluruh dunia. Ia begitu bingung. Gelisah nan gundah gulana begitu menyelubung dalam relung hatinya. Maklum, manusia manakah yg tak mau gelisah ketika seseorang yg dicinta tiba-tiba menghilang entah ke mana.

Ia bergegas melangkah gontai berbalik arah menuju maktab penginapannya. Di tengah perjalanan, nalurinya memberikan isyarat buat meminta pertolongan kepada seorang kiai yg juga satu daerah dgnnya. Ya, itu ialah Kiai Ahmad Baedlowi Syamsuri, putra keempat dari pendiri Pesantren Sirojuth Tholibin Brabo, Kiai Syamsuri Dahlan.

“Yai, tolong saya. Saya kehilangan  istri,” adu suami tersebut pada Kiai Baidlowie

Setelah mendengar bagaimana kronologi hilangnya sang istri dgn seksama. Kiai Baidlowie lantas memberikan ijazah:

وَاللهُ مُخْرِجٌ مَّا كُنْتُمْ تَكْتُمُوْنَ

“…Dan Allah hendak menyingkapkan apa yg selama ini kamu sembunyikan.” (QS al-Baqarah: 72)

“Sekarang kembalilah ke Masjidil Haram. Selama di perjalanan, ayat itu bacalah berulang-ulang. Dibuat dzikiran. Sesampainya di sana laksanakanlah shalat hajat,”  jelas Kiai Baidlowie.

Dengan penuh harap, bapak itu kemudian kembali menuju Masjidil Haram sembari merapalkan ijazah dari Kiai Baidlowie. Sesekali, matanya menelisik meraba pemandangan kerumunan manusia yg sedang melakukan ibadah haji. Dengan harapan, mungkin saja ia dapat menemukan baygan istri tercintanya di antara jutaan orang tersebut.

Dan benar, ia berhasil menemukan istrinya di pelataran Masjidil Haram. Betapa bahagianya ia. Pasangan pasutri ini kemudian bergegas menuju ke maktab kiai guna mengucapkan terima kasih dan meluapkan kebahagiaannya.

Kiai Baidlowie terlihat juga ikut senang atas kejadian tersebut. Namun sebelum beranjak pamit, sang kiai lantas berujar:

“Oh ya, lha tadi juga telah shalat hajat?” selidik Kiai.

“Ehm… Ya taklah kiai. Saya tak jadi shalat hajat. Kan, hajat saya telah terkabul. Istri saya telah ketemu.”

Sontak mereka semua tertawa begitu lepasnya mendengar jawaban lugu dari bapak-bapak yg sempat kehilangan istri itu. (Ulin Nuha Karim)





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.