Ketum PBNU Kiai Said Terima Kunjungan Studi Banding Ulama Fiqih Sunni Asal Irak

– Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) menerima kunjungan studi banding enam ulama Ahlussunah wal Jamaah dari negara Republik Irak, di gedung PBNU Jakarta, Rabu, 18 September 2019.

Keenam ulama Fiqih Sunni asal Irak tersebut melakukan studi
bading dalam bidang keagamaan. Keenam ulama-ulama yg duduk di Majma Fiqih
Iraq tersebut ialah Husein As-Samarai, Masy’an Al-Isawi, Abdul Mun’im Al-Hity,
Mustofa Al-Bayaty, Toha Zaidi, Sholah Fulaih.

Para ulama ini diterima langsung oleh Ketua Umum PBNU KH
Said Aqil Siroj, didampingi Wakil Ketua Umum PBNU KH Maksoem Machfoedz. Selain
itu turut hadir sejumlah Ketua, di antaranya KH Imam Azis, KH Abdul Manan A
Ghani, H Marsudi Syuhud, H Eman Suryaman, Wakil Sekretaris Jenderal Ishfah
Abidal Aziz dan Ketua Lembaga Amil Zakat Infak Sedekah Nahdlatul Ulama H Ahmad
Sudrajat.   

Baca Juga:  Jaga Toleransi Beragama di Indonesia, GP Ansor Terjunkan Banser Amankan Perayaan Natal

Dilansir dari situs resmi NU, Kamis, 19 September 2019, menurut
penerjemah kunjungan tersebut, Ahmad Sudrajat, para ulama Irak tersebut
melakukan lawatanke Indonesia khususnya ke PBNU dalam rangka studi banding dan
menjajaki sejumlah kerja sama dalam penguatan bidang keagamaan, terutama dalam
bidang fiqih, khususnya dalam mengeluarkan fatwa-fatwa.

“Mereka ialah kumpulan ulama Irak yg berbasis di
majelis tertinggi Suni negaranya yg mengeluarkan fatwa dalam bidang
keagamaan,” kata Ahmad Sudrajat.

 Lanjut Ahmad Sudrajat
mengatakan, para ulama tersebut juga mengajak PBNU buat bekerja sama dalam
bidang pendidikan seperti tukar-menukar delegasi mahasiswa, pelatihan-pelatihan
pembahasan fiqih, calon dai dan ulama.

“PBNU menerima tawaran itu, insyaallah ke depan akan
ada kunjungan balasan ke irak, mau melihat langsung pola kerja sama setelah
berkunjung ke Irak,” ujarnya.

Baca Juga:  PBNU: Pemerintah Jangan Terkecoh dgn Surat Pernyataan FPI Setia ke Pancasila

 â€œDalam perspektif
mereka, negaranya telah berangsur-angsur aman. Berbagai aktivitas penduduk
seperti ekonomi, pekerjaan, pendidikan telah berjalan dgn baik,” sambung
Sudrajat.

Selanjutnya, kata dia, para ulama tersebut mengetahui bahwa
ulama-ulama Nahdlatul Ulama mengedapankan moderasi pemikiran yg berbasis dari
ajaran-ajaran Islam serta berperan dalam perdamaian di kawasan.

“Para ulama tersebut terkesan dgn apa yg dilakukan
ulama-ulama NU terhadap tanah airnya. Para ulam tak hanya berurusan dgn
isu-isu keagamaan dan fatwa belaka, tapi berperan penting dalam menjaga
kesetabilan negara,” terangnya.





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.