Pengasong Khilafah: Kenapa NU Menerima Pancasila? Ini Jawaban KH. Ubaidillah Shodaqoh

– Kerap kali, pengasong khilafah, atau mereka yg mau mendirikan negara Islam atau kekhilafahan Islam membenturkan Pancasila dgn ajaran Islam. Kerap kali Pancasila disebut Thagut, sebab dianggap bukan berasal dari ajaran Islam, atau sesuatu yg muncul diluar Islam buatan manusia.

Dikutip dari Sarkub.com, Thaghut dari segi etimologi berarti “melampaui batas.” Dari segi terminologi, thaghut mempunyai beberapa pengertian sesuai pendapat para ulama: setan, al-kahin (dukun), tandingan-tandingan selain Allah, berhala-berhala, dan segala sesuatu yg dgnnya seorang hamba melampaui batas, baik berupa yg diibadahi, yg diikuti, atau yg ditaati.

Baca juga: Jika HTI Menolak Saran Ini, Lebih Baik Berhenti “Menjual” Ilusi Khilafahnya

Itu sebabnya para pengasong khilafah (baik dari kalangan Hizbut Tahrir maupun Islamic State) mati-matian mau mengganti Pancasila dgn syariat Islam (yg sebenarnya ajaran Islam menurut pemahaman mereka). Pancasila bagi mereka sistem kufur yg tak ada sangkut pautnya dgn ajaran Islam, oleh sebab itu harus dihancurkan, termasuk runutannya soal demokrasi, UUD 45, apalagi Bhinneka Tunggal Ika yg berasal dari era Majapahit.

Baca Juga:  IPNU Kota Serang Menyaygkan Pelajar Ikut Demonstrasi RUU KUHP

Terkait hal ini menarik penjelasan Prof. Mahfud MD, atau tepatnya sanggahan mantan ketua Mahkamah Konstusi ini.

Dalam tulisan, “Menolak Ide Khilafah” di Kompas.com, (26/05/2017), Prof. Mahfud menjelaskan, di dalam sumber primer ajaran Islam, Al Quran dan Sunah Nabi Muhammad SAW, tak ada ajaran sistem politik, ketatanegaraan, dan pemerintahan yg baku.

Menurut Prof. Mahfud di dalam Islam memang ada ajaran hidup bernegara dan istilah khilafah, tetapi sistem dan strukturisasinya tak diatur di dalam Al Quran dan Sunah, melainkan diserahkan kepada kaum Muslimin sesuai dgn tuntutan tempat dan zaman.

Baca juga: Mahfud MD Semprot Abu Janda, Felix, Eggi Sudjana dalam ILC “Reuni 212”

Baca Juga:  Betulkah Ayat tentang Khalifah Itu Perintah Mendirikan Khilafah?

Untuk itu bagi Prof. Mahfud telah tepat umat Islam di Indonesia menerima sistem politik dan ketatanegaraan Indonesia yg berdasar Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945. Sistem negara Pancasila yg berbasis pluralisme, Bhinneka Tunggal Ika, telah kompatibel dgn realitas keberagaman dari bangsa Indonesia.

Sejalan dgn Prof. Mahfud MD, penjelasan sangat menarik juga diberikan oleh Rois Syuriyah PWNU Jawa Tengah, KH. A. Ubaidillah Shadaqah. Dalam penjelasan singkat padatnya, ketika ditanya, kenapa Nahdlatul Ulama dan ulama-ulama terdahulu Indonesia menerima Pancasila?

“Bukan hanya menerima tapi juga menjaga & mempertahankannya. Bagaimana panjenengan bilang thoghut ? Jika anda dapat melaksanakan sungguh2 sila kesatu & kedua saja dapat jadi waliyyulloh.” terangnya, Rabu, (31/01/2018).

Yang jadi persoalan bukan lagi Pancasila apakah thogut atau bukan thogut. Apakah Pancasila sesuai atau tak sesuai dgn ajaran Islam. Bagi KH. Ubaidillah Shadaqah Pancasila telah sangat Islam. Yang menjadi persoalan kemudian, bagaimana seluruh bangsa ini mengimplementasikan dan mengamalkan Pancasila segenap hati.

Baca Juga:  Inilah Ungkapan Salafi Wahabi Yang Banyak Mengandung Tipu Daya

Jangankan 5 sila Pancasila, dapat mengamalkan sila ke satu dan ke dua Pancasila saja, menurut KH. Ubaidillah, seorang muslim dapat memiliki kualitas pribadi muslim sekelas waliyullah. Wes, gitu aja kok repot.

Oleh: Ibn Yaqzan





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.