Perdebatan tentang Berkah antara Ibrahim Bin Adham & Kafir Zindiq

Definisi berkah atau barokah diterminologikan sebagai “az-ziyadah fil-khair” yakni kebaikan yg semakin bertambah baik dan berkualitas. Sesungguhnya berkah yg pada esensinya datangnya dari Allah, baik itu secara langsung ataupun yg masih melalui perantara kekasih-Nya, mampu memberikan pengaruh positif (keberuntungan, ketenangan, kecukupan, kemudahan, kebahagiaan dan aneka kebaikan lainnya). 

Bagi kalangan tertentu, berkah menjadi target buruan wajib sebagai modal penting dalam hidup sebab dianggapnya sebagai faktor istimewa penunjang kesuksesannya, namun bagi sebagian orang berkah justru dikatagorikan sebagai takhayul yg tak lebih sekedar mitos irasional turun-temurun.

Syaikh Ibrahim bin Adham ra., suatu ketika pernah terlibat dialog dgn salah seorang kafir zindiq yg tak percaya mau eksistensi barokah. Zindiq itu berkelekar, “Yang namanya barokah itu jelas tak ada (hanya mitos)”. 

Mendengar itu, Syaikh Ibrahim lantas menanggapi pernyataannya ;

Bin Adham       : Pernahkah kamu melihat anjing dan kambing?

Zindiq : Ia, tentu…

Bin Adham : Mana dari keduanya yg lebih banyak berreproduksi dalam melahirkan anak-anaknya?

Zindiq : Pastinya anjing, anjing dapat melahirkan sampai 7 anak anjing sekaligus. Sedangkan kambing hanya mampu melahirkan setaknya hanya 3 anak kambing saja.

Bin Adham : Coba perhatikan lagi di sekelilingmu, manakah yg lebih banyak populasinya antara anjing dan kambing?

Zindiq : Aku lihat kambing lebih mendominasi, jumlahnya lebih banyak dibandingkan anjing.

Bin Adham : Bukankah kambing itu sering disembelih? Entah itu buat keperluan hidangan jamuan tamu, prosesi kurban Idul Adha, acara aqiqah, atau momen istimewa dan hajat lainnya? Tapi ajaibnya spesies kambing tak kunjung punah dan bahkan jumlahnya justru nampak melebihi anjing.

Zindiq : Iya, iya, betul sekali

Bin Adham : Begitulah gambaran berkah

Zindiq : Jika tamsilnya begitu, lalu kenapa justru kambing yg mendapat berkah, bukan anjing?

Syaikh Ibrahim Bin Adham kemudian menutup dialog itu dgn jawabannya yg cukup menyentil;


لأن الأغنام تنوم أول الليل و تصحى قبل الفجر فتدرك وقت الرحمة فتنزل عليها البركة. وأما الكلاب  تنبح طول الليل فإذا دَنا وقت الفجر هجست ونامت ويفوت عليها وقت الرحمة فتنزع منها البركة

Karena kambing lebih memilih tidur di awal petang tapi, ia selalu bangun sebelum fajar, di saat itulah ia mendapati waktu yg penuh dgn rahmat, hingga akhirnya turunlah berkah kepadanya. Beda halnya dgn anjing, ia doyan menggonggong sepanjang malam, tetapi di saat menjelang fajar ia malah pergi tidur sampai melewatkan saat-saat turunnya kucuran rahmat dan ia pun tak kebagian berkah.


Rojaya, Ketua Prodi Ilmu Tasawuf Fakultas Dakwah IAILM Pondok Pesantren Suryalaya





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.