Puasa Ramadhan buat Lansia & Orang Pikun

Selain persoalan puasa buat penyandang disabilitas intelektual dan gangguan jiwa, kita juga perlu mengetahui bagaimana puasa bagi orang-orang lanjut usia (lansia). Bisa jadi para sesepuh lansia ini ialah orang tua atau kakek-nenek kita.

 

Usia yg telah lanjut membuat mereka tak mampu lagi melaksanakan puasa secara baik. Secara biologis telah terjadi degenerasi dari sel-sel yg dimiliki, sehingga fungsi organ tubuh juga menurun. Kemampuan puasa para lansia ini tak sebagaimana orang sehat yg lebih muda.

 

Lansia seperti apa yg boleh tak berpuasa? Tidak semua lansia merasa perlu tak berpuasa sebab dorongan keislaman mereka. Tentu hal ini mesti direspek dan didukung sepenuhnya. Namun para lansia mesti mendapatkan pemantauan dan perhatian supaya dapat hidup lebih bahagia, tetap bersosialisasi di masa tuanya, dan mendapatkan dukungan buat tetap bersikap positif di masa tua.

 

Karena itu kalangan lansia ini perlu buat memiliki wali atau pendamping. Dalam konteks Indonesia, peran anak, keluarga, serta lingkungan sekitar sangat diperlukan dalam menemani dan mendampingi perkembangan kesehatan lansia yg ada di lingkungan keluarga sendiri.

 

Orang lansia digolongkan sebagai kalangan yg boleh tak berpuasa disebabkan “uzur yg tak dapat dihilangkan”. Masuk kategori ini ialah sakit parah dan orang lanjut usia. Demikian disebutkan dalam I’anatut Thalibin syarah kitab Fathul Mu’in, sebagai berikut.

 

وإنـما يجِبُ صَوْمُ رَمَضانَ (علـى) كل مُكلِّفٍ ــــ أي بـالغ ــــ عاقِلٍ، (مُطيقٍ له) أي للصوم حِسّاً، وشَرعاً، فلا يجبُ علـى صَبـيّ، ومـجنونٍ، ولا علـى من لا يُطيقُه ــــ لِكَبِرٍ، أو مَرَضٍ لا يُرْجى بَرْؤه، ويَـلزمهُ مِدّ لكل يوم

 

Artinya: “Puasa Ramadhan itu wajib bagi setiap mukallaf yg baligh dan berakal, yg mampu melaksanakan puasa secara fisik maupun syara’. Maka puasa tak wajib bagi anak-anak serta orang dgn gangguan jiwa. Serta tak wajib bagi orang yg tak mampu melakukannya disebabkan lanjut usia, atau penyakit yg tak dapat disembuhkan dan wajib mengeluarkan (fidyah) setiap hari satu mud.”

 

Dengan demikian orang lanjut usia yg dipandang tak mampu berpuasa, wali atau pendampingnya mesti membantu orang tersebut buat menyalurkan fidyah harian sebanyak 1 mud (sekitar 7 ons) perhari.

 

Saat lanjut usia, terjadi juga degenerasi sel otak, yg menghambat fungsi fisik dan pikiran. Orang tua mau bergerak lebih lambat, mulai susah mengingat sesuatu, dan sulit melakukan aktivitas-aktivitas yg lebih detail. Pada taraf tertentu, orang-orang tua ini mau mengalami kepikunan – dgn susah mengingat hal-hal yg bahkan cukup sederhana.

 

Pikun pada lansia tak dapat benar-benar disembuhkan, namun dapat diterapi supaya penurunan fungsi memorinya tak parah dan progresif, mengingat kondisi lanjut usia meniscayakan sel-sel saraf di otak berkurang kemampuannya. Hal ini supaya aktivitas mengurusi diri sendiri dapat dilakukan dgn baik.

 

Perlu diketahui bahwa kepikunan ini lain dgn kondisi demensia. Lansia yg pikun ialah keniscayaan dari penurunan fungsi sel saraf – khususnya bagian memori. Namun pada demensia, selain ada gangguan kognitif, diikuti juga ganguan aspek mental dan perilaku, yg didasari oleh penyakit tertentu, seperti stroke (pada demensia vaskular), Alzheimer, atau akibat pasca penggunaan obat psikotropika. Penilaian kondisi demensia salah satunya dgn menilai indeks ADL (activity daily living). Pada pengidap demensia – terlebih pada taraf yg progresif, telah tentu ia tak wajib berpuasa.

 

Beberapa ulama menyebutkan kriteria pikun yg membolehkan tak puasa ini ialah ketika ia tak dapat memahami lagi persoalan rukun dan hal-hal yg membatalkan puasa dgn baik. Contohnya seperti baru makan sahur, namun paginya minta makan kembali dan terlupa bahwa saat itu ialah bulan Ramadhan. Telah terjadi disorientasi waktu dan perilaku yg mau menghambat aktivitas puasa orang tersebut. Istilahnya, ia tak cukup mampu laksana secara akal – ghairu mukhathab lis shaum. Walinya berkewajiban mendampingi puasa, dan bila dirasa telah lemah secara fisik, turut membantu menyalurkan kewajiban fidyah.

 

Untuk lebih detail menilai apakah seseorang telah mengalami gangguan fungsi memori dan disorientasi terhadap aktivitas puasanya, dapat dikonsultasikan kepada psikolog, dokter atau tenaga kesehatan terdekat. Biasanya kalangan lansia disarankan buat terlibat aktivitas sosial dan latihan harian supaya kepikunan tersebut tak kian parah, dan tetap bersemangat dalam aktivitas sehari-harinya.

 

Orang-orang lanjut usia ialah kalangan yg rentan, namun telah berkontribusi membentuk dunia kita hari ini – maka solidaritas sosial menuntut kita yg memiliki kemampuan dan kecakapan supaya membantu lansia di sekitar kita supaya tetap bahagia menyambut hari tua, lebih-lebih itu ialah keluarga kita.

 

 

Muhammad Iqbal Syauqi, alumnus Darus-Sunnah International Institute for Hadith Sciences; mahasiswa Profesi Dokter UIN Jakarta

 





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.