– Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyatakan tak mau berhenti memerangi terorisme di Suriah, sebab kekhawatiran Eropa tentang masuknya pengungsi ke negara-negara mereka.
Hal itu diungkapkannya pada hari Selasa di sebuah konferensi pers bersama mitranya dari Finlandia, Pekka Haavisto di Helsinki.
“Kami memahami betapa seriusnya masalah pengungsi dan migran ilegal bagi Uni Eropa, tetapi kami tak dapat menghentikan perang melawan terorisme buat menyelesaikan masalah pengungsi,†kata Lavrov, seperti dilansir PressTv, dikutip dari Arrahmahnews, Rabu, 4 Maret 2020.
Sergei Lavrov mengatakan bahwa solusi terhadap ancaman krisis pengungsi baru di Eropa ialah menegakkan perjanjian yg dicapai pada 2018 antara Presiden Vladimir Putin dan mitranya dari Turki, Recep Tayyip Erdogan, di Sochi tentang demiliterisasi Idlib.
Vladimir Putin diketahui mau bertemu dgn Erdogan pada Kamis, 5 Maret 2020, buat membahas situasi Idlib.
“Saygnya, perjanjian tak diimplementasikan oleh Turki, tetapi kami berharap bahwa pertemuan berikutnya antara Putin dan Erdogan mau menemukan jalan buat itu,†ujar Lavrov.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa UE tak melupakan ancaman teroris, yg tumbuh di Timur Tengah dan kawasan Idlib.
Diketahui, pada Sabtu lalu, Turki, mulai melepas para pengungsi yg ditampungnya masuk ke Eropa.
“Ankara menuduh Eropa tak membantunya dalam menangani para pengungsi dan gagal menekan Moskow buat menghentikan kemajuan Damaskus di Idlib,” ujar Presiden Turki, Erdogan.
“Ankara tak memiliki rencana buat menghentikan aliran migran ke Uni Eropa,” ancam Erdogan.