AIS Nusantara Ramaikan Medsos dgn Dakwah Ala Santri

, JAKARTA – Dunia digital telah tak lagi dapat terhindarkan.Tak terkecuali bagi kalangan santri yg dikenal tradisionalis.

Para santri justru memanfaatkan hal tersebut sebagai media dakwah, menyampaikan Islam ramah ala santri.

Arus Informasi Santri (AIS) Nusantara hadir dalam rangka mewarnai media sosial dgn menyabilan dakwah ala santri. Tak ayal, sejak Kopdarnas 4 di Purworejo, Jawa Tengah, organisasi yg berdiri pada 3 April 2016 itu mengusung tagar #IndonesiaLebihNyantri.

“Dengan tagar itu kami mau sekali orang yg belum mondok, mereka mau tertarik dgn keunikan dunia santri yg pada akhirnya mereka punya kemauan buat merasakan juga menjadi santri, maka kami mau Indonesia lebih nyantri artinya generasi Indonesia ke depannya semakin banyak yg menjadi santri,” kata Ahmad Qomaruddin, Koordinator Nasional AIS Nusantara, Ravu (16/10/2019). Dikutip Nu Online

Tagar tersebut tak hanya termaktub dalam setiap konten yg dibuatnya, tetapi juga pada substansi konten itu sendiri. Baik pada kata-katanya yg sarat mau pengetahuan agama Islam ala Ahlussunah wal Jamaah An-Nahdliyah dan humor, juga foto dan gambar yg ditampilkannya.

Hal itu sejalan dgn visi yg diusung oleh AIS Nusantara, yakni Digitalisasi Dakwah Ahlussunnah wal Jamaah An-Nahdliyah.

“Pesantren-pesantren di bawah naungan Nahdlatul Ulama kelak mau unggul di segala bidang, termasuk menguasai bidang teknologi dan media sosial, sebagai sarana dakwah yg berasaskan ahlus sunnah waljamaah,” kata Qomar penuh tekad.

Baca Juga:  Menjawab Wahabi Yang Menuduh Santri Mengkultuskan Para Kyai

Tak ayal, dalam waktu tiga tahun ini, AIS Nusantara telah memiliki tujuh regional, yakni Lampung, Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Yogyakarta. Hal itu tak lepas dari sosialisasi yg masif, baik melalui jalur daring (online), maupun berkunjung ke pesantren-pesantren di berbagai wilayah.

“Sementara ini, alhamdulillah telah ada tujuh regional yg terbentuk. Itu dapat terwujud dgn sosialisasi kita via online dan juga roadshow mengisi ngaji sosmed di beberapa wilayah, yg kemudian dari para pesertanya berminat buat bergabung dgn AIS Nusantara,” jelas santri Pondok Pesantren Ash-Shiddiqiyah, Kedoya, Jakarta Barat itu.

Lebih lanjut, Qomar menjelaskan bahwa syarat pembentukan regional ialah setidaknya terdapat 20 pesantren yg siap dgn timnya masing-masing buat bergabung.

“Jika syaratnya telah terpenuhi, pembentukan regional di wilayah tersebut dapat dilaksanakan,” katanya.

AIS Nusantara sendiri tak memiliki target tertentu dalam pembentukan regional tersebut. Namun yg pasti, menurut Qomar, organisasi terus berjalan dalam sosialisasi di pesantren-pesantren mengingat masih ada beberapa pesantren yg membatasi diri dari dunia digital.

“Kita perlu sosialisasikan dulu, supaya supaya mereka membuka diri, dan akhirnya mau bergabung dan bergerak bersama,” ujarnya.

Qomar sendiri mulai menghimpun para admin Instagram sejak Februari 2016 buat bersatu dalam wadah bersama. Ia dgn akun bentukannya, @galerisantri, berkirim pesan ke akun-akun santri lainnya, seperti alasantri, santrikeren, cahpondok, dan sebagainya. Banyaknya akun santri dgn gaya dan ciri khas masing-masing membuatnya berpikir buat membentuk wadah bersama.

Baca Juga:  Bertambah, Jumlah Warga Positif Corona Klaster Temboro Magetan Jadi 14 Orang

“Dari sana saya berfikir, sepertinya akun-akun tersebut belum ada wadahnya. Alangkah bagusnya bila seandainya dibuatkan satu wadah buat dapat saling sharing dan melakukan gerakan bersama,” kata pria yg pernah mengenyam studi aliyah di Pondok Pesantren Raudlatul Mutaalimin Kasui, Waykanan, Lampung itu.

Setelah berkirim pesan dgn maksud inisiatif membentuk wadah silaturahim dan ajang berbagi bersama itu. Akhirnya dibentuklah grup WhatsApp Admin Instagram Santri (AIS).

Seiring berjalannya waktu, semakin banyaklah anggota grup tersebut.

“Jadi, murni tujuan awal terbentuknya AIS ialah buat saling silaturahmi antar admin dan wadah sharing seputar cara mengelola media sosial,” ujarnya.

Perubahan Kepanjangan AIS Kepanjangan AIS sendiri berubah dari Admin Instagram Santri menjadi Arus Informasi Santri pada Kopdarnas 2 AIS Nusantara, April 2017 di Pondok Pesantren Sabilurrasyad Malang, Jawa Timur. Pasalnya, banyak anggota yg bukan saja admin Instagram, melainkan aktivis di media sosial lainnya, seperti Facebook, Twitter, hingga pemegang situs web pesantren.

“Kami sepakat mengganti kepanjangan dari Admin Instagram menjadi Arus Informasi. Karena waktu itu anggota AIS telah makin banyak, dan bukan cuma admin Instagram, tapi juga ada yg aktif di website, Twitter, Fanspage, YouTube dan lain-lain. Maka kami merasa istilah admin Instagram telah saatnya diganti,” katanya. Istilah Arus Informasi Santri, jelasnya,

Baca Juga:  Kiai Said: Jika Ada Orang Islam yg Bikin Teror, Itu Bukan Islam!

Selain sebagai nama baru, tapi juga menjadi doa dan semangat baru dgn harapan menjadi arus besar yg mengalirkan berbagai informasi keislaman yg ramah dan cinta damai, khususnya informasi seputar dunia pesantren dan santri.  

“Sampai-sampai pada waktu itu lahirlah taglinenya AIS Nusantara yaitu Menebarkan Senyuman Demi Perdamaian,” terang aktivis Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi itu.

Karena perkembangan itulah, AIS Nusantara tak hanya sebagai wadah akun-akun santri, tetapi juga menjadi akun tersendiri di semua platform media sosial dan situs web. Bahkan, ketika ini AIS Nusantara telah memiliki aplikasi tersendiri yg telah dapat diunduh di Google Play dan Appstore. Saat ini, AIS Nusantara tengah mengembangkan sebuah platform digital tersendiri.

“Kemudian insyaallah ke depannya mau dibuat sosial media seperti facebook,” katanya.





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.