Hal Paling Menyakitkan bagi Nabi Muhammad SAW

Sebagian Muslim berpendapat bahwa kedua orang tua Nabi Muhammad SAW termasuk penghuni neraka sebab berpegang pada hadits riwayat Imam Muslim.

 

Muslim lainnya berbeda pendapat. Mereka menyatakan bahwa kedua orang tua Nabi Muhammad SAW termasuk penghuni surga dgn berpegang pada sejumlah ayat Al-Quran seperti Al-Isra ayat 15 dan As-Syu’ara ayat 219, hadits, dan sejumlah dalil aqli.

 

Syekh Ibrahim Al-Baijuri menyebutkan sejumlah dalil naqli yg menjelaskan dalam karyanya keimanan dan kesucian nenek moyg hingga kedua orang tua Nabi Muhammad SAW yg kami kutip sebagai berikut.

 

إذا علمت أن أهل الفترة ناجون على الراجح علمت أن أبويه صلى الله عليه وسلم ناجيان لكونهما من أهل الفترة بل جميع آبائه صلى الله عليه وسلم وأمهاته ناجون ومحكوم بإيمانهم لم يدخلهم كفر ولا رجس ولا عيب ولا شئ مما كان عليه الجاهلية بأدلة نقلية كقوله تعالى  وَتَقَلُّبَكَ فِي السَّاجِدِينَ وقوله صلى الله عليه وسلم لم أزل أنتقل من الأصلاب الطاهرات إلى الأرحام الزكيات وغير ذالك من الأحاديث البالغة مبلغ التواتر

 

Artinya, “Kalau kau mengerti bahwa ahli fatrah itu selamat dari siksa neraka menurut pendapat rajih (yg kuat), maka tentu kamu mengerti bahwa kedua orang tua Rasulullah SAW selamat dari siksa neraka sebab keduanya ahli fatrah. Bahkan semua bapak moyg Rasulullah SAW (hingga ke Nabi Adam AS) selamat dari siksa neraka. Kita memutuskan bahwa mereka ialah orang-orang beriman tanpa tercederai oleh kekufuran, perbuatan keji, perilaku aib, dan perilaku buruk apapun yg lazim di zaman Jahiliyah. Pendapat ini didasarkan pada dalil naqli seperti firman Allah SWT dalam Surat As-Syu‘ara ayat 219 yg berbunyi, ‘Dan ketika engkau bolak-balik dalam orang-orang yg sujud (sembahyg)’; dan sabda Rasulullah SAW ‘Aku senantiasa berpindah-pindah dari tulang-tulang sulbi yg murni ke rahim-rahim yg suci’, dan banyak hadits lain yg statusnya mutawatir,” (Lihat Syekh Ibrahim Al-Baijuri, Hasyiyah Tuhfatil Murid ala Jauharatit Tauhid, Indonesia, Daru Ihyail Kutubil Arabaiyah, tanpa tahun, halaman 19).

 

Sementara Ibnul Arabi, salah seorang ulama pemuka Mazhab Maliki, mengatakan bahwa umat Islam perlu hati-hati berkomentar perihal kedua orang tua Nabi Muhammad SAW ini. Salah-salah seseorang dapat terperosok dalam tindakan menyakiti Nabi Muhammad SAW yg cukup berisiko.

 

قال  بعضهم وقد سئل القاضي أبو بكر بن العربي أحد الأئمة المالكية عن رجل قال إن أبا النبي في النار فأجاب بأنه ملعون لأن الله تعالى قال إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُهِينًا ولا أذى أعظم من أن يقال أن أباه في النار

 

Artinya, “Sebagian ulama menceritakan bahwa Abu Bakr Ibnul Arabi ditanya perihal seseorang yg mengatakan bahwa orang tua Nabi Muhammd SAW di neraka, lalu ia menjawab, orang yg mengatakan demikian mendapat laknat Allah sebab Dia berfirman, ‘Sungguh orang yg menyakiti Allah dan rasul-Nya mau mendapat laknat dari Allah di dunia dan di akhirat dan Allah menyediakan bagi mereka siksa yg menghinakan,’ (Surat Al-Ahzab ayat 57). Tiada hal paling menyakitkan melebihi ucapan, ‘Orang tua Nabi Muhammd SAW di neraka,’” (Lihat Syekh Ibrahim Al-Baijuri, Tahqiqul Maqam ala Kifayatil Awam, [Surabaya, Maktabah M bin Ahmad Nabhan wa Auladuh: tanpa catatan tahun], halaman 13).

 

Dari pelbagai keterangan ini, kita dapat menyimpulkan bahwa umat Islam tak perlu ikut terlibat dalam perbedaan pendapat di kalangan ulama. Umat Islam tak perlu menjawab semua persoalan. Kelompok Ahlussunnah wal Jamaah sendiri berpendapat bahwa kedua orang tua Nabi Muhammad termasuk ahli fatrah yg selamat dari siksa api neraka.

 

Umat Islam perlu hati-hati mengeluarkan pendapat perihal apa saja, terutama masalah ini. Semoga kita bersama keluarga dan sahabat kita semua termasuk orang yg mendapatkan syafaat Rasulullah SAW. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.