Hukum Membaca Al-Quran dalam Keadaan Mulut Kotor atau Terkena Najis

Imam An-Nawawi menyebutkan bahwa ketika membaca Al-Qur’an dianjurkan dalam keadaan bersih dan suci. Mengingat Al-Qur’an ialah kalam Ilahi yg suci, maka orang yg membacanya pun harus dalam keadaan bersih dan suci.

Bahkan secara khusus Imam An-Nawawi menganjurkan bagi para pembaca Al-Qur’an (qari) buat membersihkan terlebih dahulu dgn siwak, yg dalam hal ini dapat digantikan fungsinya dgn sikat gigi.

وينبغي إذا أراد القراءة أن ينظف فمه بالسواك وغيره ، والاختيار في السواك أن يكون بعود الأراك ، ويجوز بغيره من العيدان ، وبالسعد والأشنان ، والخرقة الخشنة ، وغير ذلك مما ينظف.

Artinya, “Sebaiknya ketika mau membaca Al-Qur’an terlebih dahulu membersihkan mulutnya dgn siwak dan semacamnya. Adapun yg terbaik dari siwak ialah berupa kayu arak (kayu yg biasa digunakan buat bersiwak). Dan boleh digunakan benda lain seperti potongan cabang kayu, tanaman, otongan kain yg kasar, dan benda-benda lain yg dapat digunakan buat membersihkan mulut,” (Lihat Muhyiddin Abu Zakariya An-Nawawi, Al-Adzkar An-Nawawi, (Beirut, Darul Kutub Al-Islamiyah: 2004), juz I, halaman 164).

Kalimat akhir dari hadis di atas menunjukkan bahwa membersihkan mulut tak hanya dapat dilakukan dgn siwak, tapi juga dapat dilakukan dgn benda-benda lain yg dapat menggantikan siwak dalam membersihkan gigi.

Dalam kasus di atas disebutkan beberapa benda, seperti batang pohon, tanaman, hingga potongan kain yg kasar.

Namun dalam kondisi sekarang hal itu dapat digantikan dgn sikat gigi, atau bahkan cairan kumur yg tentunya dgn cara-cara tertentu dapat digunakan buat membersihkan gigi.

Lalu bagaimana bila mulut dalam keadaan kotor sebab habis menyantap makanan? Tentu dianjurkan buat dibersihkan terlebih dahulu.

Tetapi bagaimana bila bagian dalam mulut kita berdarah, atau terkena najis, sedangkan  kita masih terus membaca Al-Qur’an, apakah diperbolehkan?

Menjawab hal ini Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa ketika di dalam mulut kita terkena najis, seperti darah atau hal yg lain, maka hukumnya makruh membaca Al-Qur’an.

أما إذا كان فمه نجسا بدم أو غيره ، فإنه يكره له قراءة القرآن قبل غسله

Artinya, “Adapun bila mulut seorang qari itu terdapat najis, baik berupa darah atau benda najis lain, maka sesungguhnya dimakruhkan baginya membaca Al-Quran sebelum membersihkannya.” (Lihat Muhyiddin Abu Zakariya An-Nawawi, Al-Adzkar An-Nawawi, (Beirut, Darul Kutub Al-Islamiyah: 2004), juz I, halaman 165).

Pendapat Imam An-Nawawi tersebut secara tersirat memerintahkan kita buat menjaga dan membersihkan mulut kita dari kotoran ataupun najis sebelum membaca Al-Qur’an buat menghormati kesucian dan kemuliaan Al-Qur’an.

Adapun terkait keharaman membacanya saat mulut kotor atau najis, Imam An-Nawawi lebih memilih pendapat yg menyatakan hal itu tak haram, walaupun ada pendapat lain yg menyatakan bahwa hal itu diharamkan.

وهل يحرم ؟ فيه وجهان أصحهما : لا يحرم

Artinya, “Apakah hal itu (membaca Al-Qur’an dalam keadaan mulut kotor atau terkena najis) diharamkan? (Imam An-Nawawi menjawab) ada dua pendapat (pendapat yg mengharamkan dan tak mengharamkan). Adapun yg paling sahih ialah tak haram,” (Lihat Muhyiddin Abu Zakariya An-Nawawi, Al-Adzkar An-Nawawi, (Beirut, Darul Kutub Al-Islamiyah: 2004), juz I, halaman 165). Wallahu a’lam.

(Ustadz Muhammad Alvin Nur Choironi)





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.