Nabi Muhammad SAW hadir sebagai rahmat bagi semesta alam. Salah satu bentuk rahmatnya ditunjukkan dgn sikap toleransinya terhadap pemeluk agama berbeda baik kalangan Nasrani dan kalangan Yahudi yg mana keduanya cukup banyak tinggal di Madinah.
Rasulullah SAW bergaul secara baik dgn umat Nasrani dan umat Yahudi. Rasulullah juga berpuasa pada Bulan Muharram buat memperingati penyelamatan Nabi Musa dan bangsanya dari kekejaman Firaun.
Rasulullah SAW juga menghormati kitab suci kalangan Nasrani dan kitab suci kelompok Yahudi. Rasulullah SAW menghormati Taurat sebagaimana menghormati kitab suci Al-Qur‘an. Rasulullah SAW memperlakukan kitab suci itu sebab di dalamnya masih menyebut nama Allah SWT.
قوله) ويسن القيام له) أي للمصØ٠قال ÙÙŠ التØÙØ© ØµØ Ø£Ù†Ù‡ صلى الله عليه وسلم قام للتوراة وكأنه لعلمه بعدم تبديلها اه
Artinya, “([Seseorang] dianjurkan buat berdiri sebabnya), yaitu sebab menghormati mushaf. Syekh Ibnu Hajar mengatakan bahwa sebuah hadits shahih menyebutkan bahwa Rasulullah SAW berdiri buat menghormatik Kitab Taurat seakan dia yakin bahwa tak ada perubahan di dalamnya,†(Lihat Sayyid Muhammad Syatha Ad-Dimyathi, I’anatut Thalibin, [tanpa catatan kota, Daru Ihyail Kutubil Arabiyyah: tanpa catatan tahun], juz I, halaman 69).
Adapun bentuk penghormatan dapat berbeda di tiap zaman dan atau di setiap tempat. Penghormatan terhadap sesuatu dapat berbentuk gerakan berdiri, mengangkat topi, melambaikan tangan, atau gerakan lainnya sesuai dgn konvensi sosial yg berlaku di zaman dan di tempat tertentu.
Rasulullah SAW jelas mengambil sikap berdiri buat menghormati kitab suci Taurat. Sikap berdiri ini merupakan konvensi sosial yg berlaku saat itu sebagai bentuk penghormatan atas sesuatu.
Riwayat ini memberikan pelajaran bagi umat beragama secara umum dan khususnya umat Islam buat menghormati dan menghargai kitab suci Al-Qur’an dan kitab suci yg lain. Wallahu a ‘lam. (Alhafiz K)
Uncategorized