Kasih Sayg Nabi Muhammad pada Seekor Anjing

“Seorang perempuan masuk neraka gara-gara seekor kucing, dia mengikat kucing tersebut, lalu tak memberi makan dan tak pula membiarkannya memakan seranggga tanah,” sabda Nabi Muhammad

Nabi Muhammad ialah orang yg sangat halus, lembut, dan penuh kasih sayg kepada semuanya. Bukan hanya kepada umat manusia saja, tetapi juga kepada seluruh makhluk Allah di muka bumi ini -termasuk kepada binatang. Beliau termasuk orang yg sangat menyaygi binatang. Tidak rela dan mau langsung menegur manakala ada orang yg mempermainkan dan menyakiti salah satu makhluk ciptaan Allah itu.

Sifat kasih sayg Nabi Muhammad telah ditegaskan Allah di dalam QS at-Taubah ayat 128. Di situ disebutkan bahwa Nabi Muhammad ialah seorang nabi yg penyantun dan penyayg. Juga dalam QS al-Anbiya ayat 107: “Dan Kami tak mengutus engkau (Muhammad) melainkan buat (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.”  Di sini jelas bahwa Nabi Muhammad ialah rahmat bagi seluruh alam, bukan manusia saja.

Banyak riwayat yg menceritakan tentang sikap kasih sayg Nabi Muhammad pada binatang. Diantaranya beliau memberi makan hewan-hewan piarannya sendiri, memotong kain bajunya manakala kucingnya tidur di atasnya –sehingga kucingnya tidar terbangun, dan tak segan-segan menegur sahabatnya yg menyakiti dan tak memberi makan hewan peliharannya. 

Menariknya, kasih sayg Nabi Muhamm pada binatang tak diskriminatif. Tidak hanya tertuju pada hewan yg boleh dan halal di makan saja, namun beliau juga mencurahkan kasih saygnya pada hewan yg tak boleh dimakan. Juga pada binatang yg diharamkan sekalipun seperti anjing. 

Dalam kitab al-Maghazi karya al-Waqidi, seperti dikutip dari buku Akhlak Rasul Menurut Al-Bukhari dan Muslim (Abdul Mun’im al-Hasyimi, 2018), Nabi Muhammad pernah ‘menyelamatkan’ seekor anjing yg sedang menyusui anak-anaknya. Ceritanya, ketika itu Nabi Muhammad dan pasukan umat Islam sedang dalam perjalanan dari Madinah menuju Makkah saat misi Fathu Makkah (pembebasan Kota Makkah). Di tengah perjalanan, Nabi Muhammad melihat ada seekor anjing betina sedang menggonggong dan menyusui anak-anaknya.

Seketika itu, beliau memerintahkan salah seorang sahabatnya buat berdiri di dekat anjing tersebut. Tujuannya ialah supaya para tentara umat Islam tak mengganggu anjing yg sedang menyusui tersebut. Juga supaya anjing tersebut tak menggigit para tentara. Sehingga masing-masing tentara dan anjing dapat terus melanjutkan aktivitasnya, tanpa saling mengganggu satu sama lain.

Begitulah sikap kasih sayg Nabi Muhammad kepada seekor anjing. Masih menurut keterangan kitab tersebut, kalau seandainya Nabi Muhammad tak memiliki sifat belas kasihan yg luar biasa pada hewan, maka beliau tak mau memiliki perhatian seperti itu. Yakni mengupayakan supaya para tentaranya tak sampai mengusik seekor anjing betina yg sedang menyusui. 

Dari kisah tersebut, dapat diambil pelajaran bahwa kasih sayg Nabi Muhammad pada hewan tak hanya sebatas ucapan saja, tetapi juga telah menjadi perbuatan atau akhlak. Karena bagaimanapun, sekali lagi, sebagaimana manusia binatang juga ialah makhluk ciptaan Allah yg perlu diberikan kasih sayg dan perlakuan yg baik. 

“Barang siapa tak mengasihi, dia tak mau dikasihi,” demikian kata Nabi Muhammad saw. dalam sebuah hadits riwayat al-Bukhari. (A Muchlishon Rochmat)





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.