Kenapa Harus Taawudz atau Istiadzah sebelum Baca Al-Qur’an?

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Admin NU Online, nama saya Kurnia Putra Susanto, saya bercerita sekaligus mau bertanya. Tadi sehabis shalat fardhu, saya membaca wirid Al-Fatihah seperti biasanya. Selepas itu, saya masih penasaran pada suatu hal, dan pertanyaan saya ialah mengapa ketika kita mau membaca ayat-ayat Al-Qur’an didahului dgn memohon perlindungan dari godaan jin dibanding membaca basmalah terlebih dahulu? Mohon jawaban admin. Semoga admin dan penulis selalu dalam lindungan Allah Swt. (Kurnia Putra Susanto)

 

Jawaban

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Penanya dan pembaca yg budiman. Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada kita semua. Kita dianjurkan buat membaca ta’awudz atau isti’adzah, terutama sebelum membaca Al-Qur’an.

Ta’awudz atau isti’adzah merupakan lafal berbunyi “A‘udzu billahi minas syaythanir rajim.” Ulama mengemukakan sejumlah dalil baik Al-Quran maupun hadits mengenai perintah buat membaca ta’awudz atau isti’adzah, perlindungan dari gangguan setan.

Surat An-Nahl ayat 98 secara harfiah menganjurkan kita buat membaca taawudz atau istiadzah sebelum membaca Al-Qur’an. Surat An-Nahl ayat 98 berbunyi sebagai berikut: 

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ

Artinya, “Jika Anda membaca Al-Qur’an, berlindunglah kepada Allah dari setan yg terkutuk,” (An-Nahl ayat 98).

Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya mengutip pandangan mayoritas ulama perihal tujuan pembacaan ta‘awudz sebelum membaca Al-Qur’an.

والمشهور الذي عليه الجمهور أن الاستعاذة لدفع الوسواس فيها، إنما تكون قبل التلاوة، ومعنى الآية عندهم: فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ [النحل: 98] أي: إذا أردت القراءة كقوله: إِذَا قُمْتُمْ إِلَى الصَّلاةِ فَاغْسِلُوا وُجُوهَكُمْ وَأَيْدِيَكُمْ الآية [المائدة: 6] أي: إذا أردتم القيام.

Artinya, “Pandangan yg masyhur di kalangan mayoritas ulama, isti’adzah atau ta’awudz bertujuan buat menolak was-was dalam bacaan Al-Qur’an dan itu dilakukan sebelum membaca Al-Qur’an. Pandangan ini berangkat dari pengertian ayat berikut menurut mayoritas ulama, ‘Jika Anda membaca Al-Qur’an, berlindunglah kepada Allah dari setan terkutuk,’ (An-Nahl ayat 98). Maksudnya tak lain, ‘Jika Anda mau membaca’ sebagaimana pengertian pada ‘Jika kalian melakukan shalat, basuhlah wajah dan tangan kalian,’ (Al-Maidah ayat 6), maksudnya ‘Jika kalian mau shalat,’” (Ibnu Katsir, Tafsirul Qur’anil Azhim, [Mesir, tanpa keterangan penerbit dan tahun], juz I, halaman 169).

Anjuran pembacaan taawudz juga dapat ditemukan pada Surat Al-Araf ayat 199-200, Surat Al-Mukminun ayat 96-98, dan Surat Fushshilat ayat 36.

Menurut Ibnu Katsir, pelafalan ta‘awudz atau isti’adzah berfaidah buat membersihkan mulut dari ucapan sia-sia dan kotor. Pelafalan ta‘awudz merupakan persiapan mulut buat membaca Kalam Ilahi. (Ibnu Katsir, Tafsirul Qur’anil Azhim, [Mesir, tanpa keterangan penerbit dan tahun], juz I, halaman 174-175).

Demikian jawaban singkat kami. Semoga dapat dipahami dgn baik. Kami selalu terbuka dalam menerima kritik dan saran dari para pembaca.

Wallahul muwaffiq ila aqwathih thariq

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

 

(Alhafiz Kurniawan)





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.