Khutbah Jumat: Hadapi Wabah, Mari Membantu yg Lemah!

Khutbah I

 

اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا الله وَحْدَهُ لا شَرِيك لَه ذُو اْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ و سَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمّدٍ وَعَلَى الِه وَأصْحابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَاأيُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ الله وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا، وقال تعالى: يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

 

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Pada saat ini negeri kita berhadapan dgn wabah virus Corona (Covid-19). Wabah yg bermula dari Wuhan, China tersebut meluas ke seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa penyebaran virus Corona sebagai pandemi global. Selanjutnya pemerintah Indonesia melalui Presiden Jokowi juga telah menetapkan virus Corona sebagai bencana nasional.

 

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Bagaimana sikap bijaksana kita dalam menghadapi wabah penyakit virus Corona desease-19 (Covid-19)?

 

Pertama, beristighfar terhadap Allah subhanahu wata’ala, meminta ampun atas segala dosa, kesalahan dan kealpaan. Hal ini sesuai dgn hadits Nabi yg diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam Sunan Abi Dawud juz 2 halaman 85:

 

مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ، جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا، وَمِنْ كُلِّ هَمٍّ فَرَجًا، وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

 

“Barangsiapa selalu membaca istighfar, Allah mau memberikannya solusi dari berbagai kesulitan, memberikannya kebahagiaan dari segala kesedihan, dan Allah mau memberinya rezeki tanpa perkiraannya (HR. Abu Dawud).

 

Betapa pentingnya istighfar, hingga Nabi Muhammad yg diberi jaminan surga oleh Allah subhanahu wata’ala pun dalam sehari beristighfar kepada Allah tak kurang dari tujuh puluh kali. Karena itu, sikap bijaksana dalam menghadapi pandemi virus Corona ialah memperbanyak istighfar, sebab istighfar ialah kunci dari segala permasalahan. Harapannya istighfar kita diterima Allah subhanahu wata’ala, dan Allah mengabulkannya dgn menghilangkan virus Corona dari bumi Indonesia tercinta ini. Âmîn.

 

Kedua, tak panik, tetap tenang, dan sabar. Hal ini sesuai dgn pernyataan Ibnu Sina bahwa:

 

الوَهْمُ نِصْفُ الدَّاءِ وَالاطْمِئْنَانُ نِصْفُ الدَّوَاءِ وَالصَّبْرُ بِدَايَةُ الشِّفَاءِ

 

“Kepanikan ialah separuh penyakit, ketenangan ialah separuh obat, dan kesabaran ialah permulaan kesembuhan.”

 

Menghadapi Covid-19, kita tak boleh panik, sebab kepanikan dan ketakutan yg berlebihan merupakan gangguan kejiwaan yg dapat berdampak langsung pada munculnya penyakit fisik seperti stres, serangan jantung, hipertensi, tipes, dan sebagainya. Sebaliknya, ketenangan merupakan separuh dari pengobatan. Seseorang yg mempunyai ketenangan hati, tak mudah terjangkit penyakit jasmani dan rohani. Ketenangan merupakan benteng yg kokoh buat melindungi diri sehingga tubuh memiliki daya tahan yg kuat dari berbagai penyakit. Ketenangan ini menjadi separuh obat dari berbagai penyakit, termasuk virus Corona. Selanjutnya kita tetap sabar. Sabar merupakan permulaan kesembuhan. Sabar ialah menahan diri dari menggerutu, menahan lisan dari mengeluh, dan menahan anggota badan dari hal yg berlebihan. Dengan kesabaran menghadapi aturan dan protokoler kesehatan, tentunya kita mau terhindar dari hal yg tak dimaukan, terutama selamat dan terhindar dari virus Corona. Âmîn.

 

Ketiga, dalam menyikapi terjadinya musibah virus Corona, kita harus ridha dgn ketentuan Allah subhanahu wata’ala. Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu Majah juz 2 meriwayatkan hadits bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

 

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السَّخَطُ

 

“Sesungguhnya besarnya balasan sesuai dgn besarnya ujian. Sesungguhnya, ketika Allah mencintai suatu kaum, Allah mau mengujinya. Siapa yg ridha, ia mau mendapatkan ridha Allah subhanahu wata’ala. Siapa yg membencinya, ia mau mendapatkan kemurkaan Allah subhanahu wata’ala.”

 

Dalam kondisi wabah Covid-19, sikap ridha itu kita praktikkan dgn sesuatu yg positif dgn ikhtiar maksimal, saling membantu, saling mengingatkan, saling mendukung, dan saling memotivasi terhadap sesama. Menjauhi pikiran negatif yg justru menambah runyam keadaan. Juga perilaku negatif seperti ujaran kebencian, cacian, hinaan, dan sikap tak terima terhadap kondisi yg ada. Dengan ridha Allah, kita mau mendapatkan lindungan dan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Âmîn.

 

Keempat, dampak virus Corona sangat terasa bagi masyarakat, terutama rakyat miskin. Banyak dari mereka yg kehilangan pekerjaan atau penghasilan harian. Karena itu sebagai sesama saudara, kita harus saling membantu sesuai dgn kemampuan kita. Yang kaya membantu yg miskin, yg miskin menjaga yg kaya, sehingga keduanya saling membantu. Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim juz 4 meriwayatkan sebuah hadits dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Nabi bersabda:

 

قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا، نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ، يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا، سَتَرَهُ اللهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

 

“Barangsiapa menghilangkan kesusahan dari orang mukmin, Allah mau menghilangkan kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa membantu orang yg kesulitan, Allah mau memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib orang muslim, Allah mau menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah mau selalu melindungi hambanya selama hambanya menolong saudaranya” (HR Muslim).

 

Jika kita mampu buat memberikan bantuan harta benda, kita sisihkan sebagian harta benda buat mereka yg membutuhkan, mulai dari keluarga, saudara, dan tetangga-tetangga kita. Karena itu, mari kita bantu mereka sesuai dgn kemampuan kita. Ingat, membantu saudara dalam keadaan membutuhkan dan kesulitan itu lebih baik ketimbang membantu saudara dalam keadaan lapang.

 

Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,

Bagaimana cara menghentikan wabah virus Covid-19? Sebagai manusia biasa, kita harus introspeksi diri dan evaluasi diri buat segera bertobat dari segala dosa dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Karena bencana wabah Covid-19 ialah peringatan Allah bagi kita semua, peringatan betapa lemahnya manusia, peringatan buat meningkatkan ketakwaan, peringatan buat meninggalkan dosa, dan peringatan supaya kita bertobat kepada Allah subhanahu wata’ala dari segala dosa. Jika sekiranya kita beriman dan bertakwa, pastilah Allah mau melimpahkan kepada kita berkah dari langit dan bumi. Karena itu mari kita intropeksi diri buat meninggalkan segala dosa dan meningkatkan ibadah kepada Allah subhanahu wata’ala. Karena hanya Allah yg mampu buat menghilangkan virus Corona, manusia sekadar berikhtiar dan berusaha.

 

Ya Allah jadikanlah negeri ini menjadi negari yg aman dan selamat dari wabah, negari yg tenteram, makmur, dan selalu mendapatkan perlindungan-Mu. Negari yg baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.

 

جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ: أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا

 

باَرَكَ اللهُ لِيْ وَلكمْ فِي القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيّاكُمْ بِالآياتِ وذِكْرِ الحَكِيْمِ. إنّهُ تَعاَلَى جَوّادٌ كَرِيْمٌ مَلِكٌ بَرٌّ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ

 

Khutbah II

 

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا

 

أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَاإنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

 

 

Rustam Ibrahim, Dosen IAIN Surakarta, Wakil Katib Syuriah PCNU Boyolali

 





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.