Khutbah I
Â
اْلØÙŽÙ…ْد٠لله٠اْلØÙŽÙ…ْد٠لله٠الّذي هَدَانَا Ø³ÙØ¨ÙÙ„ÙŽ Ø§Ù„Ø³Ù‘Ù„Ø§ÙŽÙ…ÙØŒ ÙˆÙŽØ£ÙŽÙْهَمَنَا Ø¨ÙØ´ÙŽØ±Ùيْعَة٠النَّبÙيّ Ø§Ù„ÙƒÙŽØ±ÙŠÙ…ÙØŒ أَشْهَد٠أَنْ لَا اÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلَّا الله ÙˆÙŽØÙ’دَه٠لا شَرÙيك Ù„ÙŽÙ‡ ذÙÙˆ اْلجَلال٠وَالإكْرام، وَأَشْهَد٠أَنّ Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯ÙŽÙ†ÙŽØ§ وَنَبÙيَّنَا Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù‹Ø§ عَبْدÙÙ‡Ù ÙˆÙŽ رَسولÙه، اللّهÙمَّ صَلّ٠و سَلّÙمْ وَبارÙكْ عَلَى Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯Ùنا Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘Ø¯Ù ÙˆÙŽØ¹ÙŽÙ„ÙŽÙ‰ الÙÙ‡ ÙˆÙŽØ£ØµÙ’ØØ§Ø¨ÙÙ‡Ù ÙˆÙŽØ§Ù„ØªÙ‘ÙŽØ§Ø¨ÙØ¹ÙŠÙ†ÙŽ Ø¨ÙØ¥ØÙ’سان٠إلَى يَوْم٠الدّÙين، أَمَّا بَعْدÙ: ÙَيَاأيّÙهَا Ø§Ù„Ø¥ÙØ®Ù’وَان، أوْصÙيْكÙمْ ÙˆÙŽ Ù†ÙŽÙْسÙيْ Ø¨ÙØªÙŽÙ‚ْوَى الله٠وَطَاعَتÙه٠لَعَلَّكÙمْ تÙÙÙ’Ù„ÙØÙوْنْ، قَالَ الله٠تَعَالىَ ÙÙÙŠ Ø§Ù’Ù„Ù‚ÙØ±Ù’ان٠اْلكَرÙيمْ: أَعÙÙˆÙ’Ø°Ù Ø¨ÙØ§Ù„له٠مÙÙ†ÙŽ الَّشيْطَان٠الرَّجÙيْم، Ø¨ÙØ³Ù’م٠الله٠الرَّØÙ’مٰن٠الرَّØÙيْمÙ: يَا أَيّÙهَا الَّذÙينَ Ø¢ÙŽÙ…ÙŽÙ†Ùوا اتَّقÙوا الله ÙˆÙŽÙ‚ÙولÙوا قَوْلًا سَدÙيدًا، ÙŠÙØµÙ’Ù„ÙØÙ’ Ù„ÙŽÙƒÙمْ أَعْمَالَكÙمْ وَيَغْÙÙØ±Ù’ Ù„ÙŽÙƒÙمْ ذÙÙ†ÙوبَكÙمْ وَمَنْ ÙŠÙØ·Ùع٠الله وَرَسÙولَه٠Ùَقَدْ Ùَازَ Ùَوْزًا عَظÙيمًا، وقال تعالى: يَا اَيّÙهَا الَّذÙيْنَ آمَنÙوْا اتَّقÙوْا اللهَ ØÙŽÙ‚Ù‘ÙŽ تÙقَاتÙه٠وَلاَ تَمÙوْتÙنَّ Ø¥Ùلاَّ وَأَنْتÙمْ Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùوْنَ. صَدَقَ الله٠العَظÙيمْ
Â
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Pada saat ini negeri kita berhadapan dgn wabah virus Corona (Covid-19). Wabah yg bermula dari Wuhan, China tersebut meluas ke seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa penyebaran virus Corona sebagai pandemi global. Selanjutnya pemerintah Indonesia melalui Presiden Jokowi juga telah menetapkan virus Corona sebagai bencana nasional.
Â
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Bagaimana sikap bijaksana kita dalam menghadapi wabah penyakit virus Corona desease-19 (Covid-19)?
Â
Pertama, beristighfar terhadap Allah subhanahu wata’ala, meminta ampun atas segala dosa, kesalahan dan kealpaan. Hal ini sesuai dgn hadits Nabi yg diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud dalam Sunan Abi Dawud juz 2 halaman 85:
Â
مَنْ لَزÙÙ…ÙŽ Ø§Ù„ÙØ§Ø³Ù’ØªÙØºÙ’Ùَارَ، جَعَلَ اللَّه٠لَه٠مÙنْ ÙƒÙلّ٠ضÙيق٠مَخْرَجًا، ÙˆÙŽÙ…Ùنْ ÙƒÙلّ٠هَمّ٠Ùَرَجًا، وَرَزَقَه٠مÙنْ ØÙŽÙŠÙ’ث٠لَا ÙŠÙŽØÙ’ØªÙŽØ³ÙØ¨Ù
Â
“Barangsiapa selalu membaca istighfar, Allah mau memberikannya solusi dari berbagai kesulitan, memberikannya kebahagiaan dari segala kesedihan, dan Allah mau memberinya rezeki tanpa perkiraannya (HR. Abu Dawud).
Â
Betapa pentingnya istighfar, hingga Nabi Muhammad yg diberi jaminan surga oleh Allah subhanahu wata’ala pun dalam sehari beristighfar kepada Allah tak kurang dari tujuh puluh kali. Karena itu, sikap bijaksana dalam menghadapi pandemi virus Corona ialah memperbanyak istighfar, sebab istighfar ialah kunci dari segala permasalahan. Harapannya istighfar kita diterima Allah subhanahu wata’ala, dan Allah mengabulkannya dgn menghilangkan virus Corona dari bumi Indonesia tercinta ini. Âmîn.
Â
Kedua, tak panik, tetap tenang, dan sabar. Hal ini sesuai dgn pernyataan Ibnu Sina bahwa:
Â
Ø§Ù„ÙˆÙŽÙ‡Ù’Ù…Ù Ù†ÙØµÙ’ÙÙ Ø§Ù„Ø¯Ù‘ÙŽØ§Ø¡Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ø§Ø·Ù’Ù…ÙØ¦Ù’Ù†ÙŽØ§Ù†Ù Ù†ÙØµÙ’ÙÙ Ø§Ù„Ø¯Ù‘ÙŽÙˆÙŽØ§Ø¡Ù ÙˆÙŽØ§Ù„ØµÙ‘ÙŽØ¨Ù’Ø±Ù Ø¨ÙØ¯ÙŽØ§ÙŠÙŽØ©Ù الشّÙÙَاءÙ
Â
“Kepanikan ialah separuh penyakit, ketenangan ialah separuh obat, dan kesabaran ialah permulaan kesembuhan.â€
Â
Menghadapi Covid-19, kita tak boleh panik, sebab kepanikan dan ketakutan yg berlebihan merupakan gangguan kejiwaan yg dapat berdampak langsung pada munculnya penyakit fisik seperti stres, serangan jantung, hipertensi, tipes, dan sebagainya. Sebaliknya, ketenangan merupakan separuh dari pengobatan. Seseorang yg mempunyai ketenangan hati, tak mudah terjangkit penyakit jasmani dan rohani. Ketenangan merupakan benteng yg kokoh buat melindungi diri sehingga tubuh memiliki daya tahan yg kuat dari berbagai penyakit. Ketenangan ini menjadi separuh obat dari berbagai penyakit, termasuk virus Corona. Selanjutnya kita tetap sabar. Sabar merupakan permulaan kesembuhan. Sabar ialah menahan diri dari menggerutu, menahan lisan dari mengeluh, dan menahan anggota badan dari hal yg berlebihan. Dengan kesabaran menghadapi aturan dan protokoler kesehatan, tentunya kita mau terhindar dari hal yg tak dimaukan, terutama selamat dan terhindar dari virus Corona. Âmîn.
Â
Ketiga, dalam menyikapi terjadinya musibah virus Corona, kita harus ridha dgn ketentuan Allah subhanahu wata’ala. Ibnu Majah dalam kitab Sunan Ibnu Majah juz 2 meriwayatkan hadits bahwa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Â
Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ Ø¹ÙØ¸ÙŽÙ…ÙŽ الْجَزَاء٠مَعَ Ø¹ÙØ¸ÙŽÙ…٠الْبَلَاء٠وَإÙÙ†ÙŽÙ‘ اللَّهَ Ø¥ÙØ°ÙŽØ§ Ø£ÙŽØÙŽØ¨ÙŽÙ‘ قَوْمًا ابْتَلَاهÙمْ Ùَمَنْ رَضÙÙŠÙŽ Ùَلَه٠الرÙّضَا وَمَنْ Ø³ÙŽØ®ÙØ·ÙŽ Ùَلَه٠السَّخَطÙ
“Sesungguhnya besarnya balasan sesuai dgn besarnya ujian. Sesungguhnya, ketika Allah mencintai suatu kaum, Allah mau mengujinya. Siapa yg ridha, ia mau mendapatkan ridha Allah subhanahu wata’ala. Siapa yg membencinya, ia mau mendapatkan kemurkaan Allah subhanahu wata’ala.â€
Â
Dalam kondisi wabah Covid-19, sikap ridha itu kita praktikkan dgn sesuatu yg positif dgn ikhtiar maksimal, saling membantu, saling mengingatkan, saling mendukung, dan saling memotivasi terhadap sesama. Menjauhi pikiran negatif yg justru menambah runyam keadaan. Juga perilaku negatif seperti ujaran kebencian, cacian, hinaan, dan sikap tak terima terhadap kondisi yg ada. Dengan ridha Allah, kita mau mendapatkan lindungan dan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat. Âmîn.
Â
Keempat, dampak virus Corona sangat terasa bagi masyarakat, terutama rakyat miskin. Banyak dari mereka yg kehilangan pekerjaan atau penghasilan harian. Karena itu sebagai sesama saudara, kita harus saling membantu sesuai dgn kemampuan kita. Yang kaya membantu yg miskin, yg miskin menjaga yg kaya, sehingga keduanya saling membantu. Imam Muslim dalam kitab Shahih Muslim juz 4 meriwayatkan sebuah hadits dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Nabi bersabda:
Â
قَالَ رَسÙول٠الله٠صَلَّى الله٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ: مَنْ Ù†ÙŽÙَّسَ عَنْ Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ù ÙƒÙØ±Ù’بَةً Ù…Ùنْ ÙƒÙØ±ÙŽØ¨Ù الدّÙنْيَا، Ù†ÙŽÙَّسَ Ø§Ù„Ù„Ù‡Ù Ø¹ÙŽÙ†Ù’Ù‡Ù ÙƒÙØ±Ù’بَةً Ù…Ùنْ ÙƒÙØ±ÙŽØ¨Ù يَوْم٠الْقÙÙŠÙŽØ§Ù…ÙŽØ©ÙØŒ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى Ù…ÙØ¹Ù’Ø³ÙØ±ÙØŒ يَسَّرَ الله٠عَلَيْه٠ÙÙÙŠ الدّÙنْيَا ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ø¢Ø®ÙØ±ÙŽØ©ÙØŒ وَمَنْ سَتَرَ Ù…ÙØ³Ù’Ù„Ùمًا، سَتَرَه٠الله٠ÙÙÙŠ الدّÙنْيَا ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ø¢Ø®ÙØ±ÙŽØ©ÙØŒ وَالله٠ÙÙÙŠ عَوْن٠الْعَبْد٠مَا كَانَ الْعَبْد٠ÙÙÙŠ عَوْن٠أَخÙيهÙ
Â
“Barangsiapa menghilangkan kesusahan dari orang mukmin, Allah mau menghilangkan kesusahannya di hari kiamat. Barangsiapa membantu orang yg kesulitan, Allah mau memudahkan urusannya di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib orang muslim, Allah mau menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah mau selalu melindungi hambanya selama hambanya menolong saudaranya†(HR Muslim).
Â
Jika kita mampu buat memberikan bantuan harta benda, kita sisihkan sebagian harta benda buat mereka yg membutuhkan, mulai dari keluarga, saudara, dan tetangga-tetangga kita. Karena itu, mari kita bantu mereka sesuai dgn kemampuan kita. Ingat, membantu saudara dalam keadaan membutuhkan dan kesulitan itu lebih baik ketimbang membantu saudara dalam keadaan lapang.
Â
Jamaah shalat Jumat hafidhakumullah,
Bagaimana cara menghentikan wabah virus Covid-19? Sebagai manusia biasa, kita harus introspeksi diri dan evaluasi diri buat segera bertobat dari segala dosa dan meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah subhanahu wata’ala. Karena bencana wabah Covid-19 ialah peringatan Allah bagi kita semua, peringatan betapa lemahnya manusia, peringatan buat meningkatkan ketakwaan, peringatan buat meninggalkan dosa, dan peringatan supaya kita bertobat kepada Allah subhanahu wata’ala dari segala dosa. Jika sekiranya kita beriman dan bertakwa, pastilah Allah mau melimpahkan kepada kita berkah dari langit dan bumi. Karena itu mari kita intropeksi diri buat meninggalkan segala dosa dan meningkatkan ibadah kepada Allah subhanahu wata’ala. Karena hanya Allah yg mampu buat menghilangkan virus Corona, manusia sekadar berikhtiar dan berusaha.
Â
Ya Allah jadikanlah negeri ini menjadi negari yg aman dan selamat dari wabah, negari yg tenteram, makmur, dan selalu mendapatkan perlindungan-Mu. Negari yg baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur. Âmîn yâ Rabbal ‘âlamîn.
Â
جَعَلَنا الله٠وَإيَّاكم Ù…ÙÙ†ÙŽ الÙÙŽØ§Ø¦ÙØ²Ùين الآمÙÙ†Ùين، وَأدْخَلَنَا وإÙيَّاكم ÙÙÙŠ زÙÙ…Ù’Ø±ÙŽØ©Ù Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯ÙÙ‡Ù Ø§Ù„Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ùيْنَ: أعÙÙˆØ°Ù Ø¨ÙØ§Ù„له٠مÙÙ†ÙŽ الشَّيْطان٠الرَّجÙيمْ، Ø¨ÙØ³Ù’م٠الله٠الرَّØÙ’مان٠الرَّØÙيمْ: يَا Ø£ÙŽÙŠÙّهَا الَّذÙينَ آمَنÙوا اتَّقÙوا اللَّهَ ÙˆÙŽÙ‚ÙولÙوا قَوْلًا سَدÙيدًا
Â
باَرَكَ الله٠لÙيْ وَلكمْ ÙÙÙŠ Ø§Ù„Ù‚ÙØ±Ù’آن٠العَظÙÙŠÙ’Ù…ÙØŒ ÙˆÙŽÙ†ÙŽÙَعَنÙيْ ÙˆÙŽØ¥ÙيّاكÙمْ Ø¨ÙØ§Ù„آيات٠وذÙكْر٠الØÙŽÙƒÙيْمÙ. إنّه٠تَعاَلَى جَوّادٌ كَرÙيْمٌ Ù…ÙŽÙ„ÙÙƒÙŒ بَرٌّ رَؤÙوْÙÙŒ رَØÙيْمٌ
Â
Khutbah II
Â
اَلْØÙŽÙ…ْد٠لله٠عَلىَ Ø¥ÙØÙ’Ø³ÙŽØ§Ù†Ùه٠وَالشّÙكْر٠لَه٠عَلىَ تَوْÙÙيْقÙه٠وَاÙمْتÙنَانÙÙ‡Ù. وَأَشْهَد٠أَنْ لاَ اÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلاَّ الله٠وَالله٠وَØÙ’دَه٠لاَ شَرÙيْكَ لَه٠وَأَشْهَد٠أنَّ Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯ÙŽÙ†ÙŽØ§ Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù‹Ø§ عَبْدÙه٠وَرَسÙوْلÙه٠الدَّاعÙÙ‰ إلىَ Ø±ÙØ¶Ù’وَانÙÙ‡Ù. اللهÙمَّ صَلّ٠عَلَى Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯Ùنَا Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù ÙˆÙØ¹ÙŽÙ„ÙŽÙ‰ اَلÙه٠وَأَصْØÙŽØ§Ø¨Ùه٠وَسَلّÙمْ تَسْلÙيْمًا ÙƒÙØ«ÙŠÙ’رًا
Â
أَمَّا بَعْد٠Ùَياَ اَيّÙهَا Ø§Ù„Ù†Ù‘ÙŽØ§Ø³Ù Ø§ÙØªÙ‘ÙŽÙ‚Ùوااللهَ ÙÙيْمَا أَمَرَ وَانْتَهÙوْا عَمَّا Ù†ÙŽÙ‡ÙŽÙ‰ وَاعْلَمÙوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكÙمْ Ø¨ÙØ£ÙŽÙ…ْر٠بَدَأَ ÙÙيْه٠بÙÙ†ÙŽÙْسÙه٠وَثَـنَى بÙمَلآ ئÙكَتÙه٠بÙÙ‚ÙØ¯Ù’سÙه٠وَقَالَ تَعاَلَى Ø¥Ùنَّ اللهَ وَمَلآئÙÙƒÙŽØªÙŽÙ‡Ù ÙŠÙØµÙŽÙ„Ù‘Ùوْنَ عَلىَ النَّبÙÙ‰ يآ اَيّÙهَا الَّذÙيْنَ آمَنÙوْا صَلّÙوْا عَلَيْه٠وَسَلّÙÙ…Ùوْا تَسْلÙيْمًا. اللهÙمَّ صَلّ٠عَلَى Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯Ùنَا Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù ØµÙŽÙ„Ù‘ÙŽÙ‰ الله٠عَلَيْه٠وَسَلّÙمْ وَعَلَى Ø¢Ù„Ù Ø³ÙŽÙŠÙ‘ÙØ¯Ùناَ Ù…ÙØÙŽÙ…Ù‘ÙŽØ¯Ù ÙˆÙŽØ¹ÙŽÙ„ÙŽÙ‰ اَنْبÙيآئÙÙƒÙŽ ÙˆÙŽØ±ÙØ³ÙÙ„ÙÙƒÙŽ وَمَلآئÙكَة٠اْلمÙقَرَّبÙيْنَ وَارْضَ اللّهÙمَّ عَن٠اْلخÙÙ„ÙŽÙÙŽØ§Ø¡Ù Ø§Ù„Ø±Ù‘ÙŽØ§Ø´ÙØ¯Ùيْنَ أَبÙÙ‰ بَكْر٠وَعÙمَر ÙˆÙŽØ¹ÙØ«Ù’مَان وَعَلÙÙ‰ وَعَنْ بَقÙيَّة٠الصَّØÙŽØ§Ø¨ÙŽØ©Ù ÙˆÙŽØ§Ù„ØªÙ‘ÙŽØ§Ø¨ÙØ¹Ùيْنَ ÙˆÙŽØªÙŽØ§Ø¨ÙØ¹ÙÙŠ Ø§Ù„ØªÙ‘ÙŽØ§Ø¨ÙØ¹Ùيْنَ Ù„ÙŽÙ‡Ùمْ Ø¨ÙØ§ÙØÙ’سَان٠اÙلَىيَوْم٠الدّÙيْن٠وَارْضَ عَنَّا مَعَهÙمْ Ø¨ÙØ±ÙŽØÙ’Ù…ÙŽØªÙÙƒÙŽ يَا أَرْØÙŽÙ…ÙŽ الرَّاØÙÙ…Ùيْنَ
Â
اَللهÙمَّ اغْÙÙØ±Ù’ Ù„ÙÙ„Ù’Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ùيْنَ ÙˆÙŽØ§Ù’Ù„Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†ÙŽØ§ØªÙ ÙˆÙŽØ§Ù’Ù„Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùيْنَ ÙˆÙŽØ§Ù’Ù„Ù…ÙØ³Ù’Ù„Ùمَات٠اَلاَØÙ’يآء٠مÙنْهÙمْ وَاْلاَمْوَات٠اللهÙمَّ Ø£ÙŽØ¹ÙØ²Ù‘ÙŽ Ø§Ù’Ù„Ø¥ÙØ³Ù’لاَمَ ÙˆÙŽØ§Ù’Ù„Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùيْنَ وَأَذÙلَّ Ø§Ù„Ø´Ù‘ÙØ±Ù’ÙƒÙŽ ÙˆÙŽØ§Ù’Ù„Ù…ÙØ´Ù’رÙÙƒÙيْنَ ÙˆÙŽØ§Ù†Ù’ØµÙØ±Ù’ Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯ÙŽÙƒÙŽ Ø§Ù’Ù„Ù…ÙÙˆÙŽØÙ‘ÙØ¯Ùيَّةَ ÙˆÙŽØ§Ù†Ù’ØµÙØ±Ù’ مَنْ نَصَرَ الدّÙيْنَ وَاخْذÙلْ مَنْ خَذَلَ Ø§Ù’Ù„Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùيْنَ ÙˆÙŽ Ø¯ÙŽÙ…Ù‘ÙØ±Ù’ أَعْدَاءَ الدّÙيْن٠وَاعْل٠كَلÙمَاتÙÙƒÙŽ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ يَوْمَ الدّÙيْنÙ. اللهÙمَّ ادْÙَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزÙÙ„ÙŽ ÙˆÙŽØ§Ù’Ù„Ù…ÙØÙŽÙ†ÙŽ وَسÙوْءَ اْلÙÙØªÙ’Ù†ÙŽØ©Ù ÙˆÙŽØ§Ù’Ù„Ù…ÙØÙŽÙ†ÙŽ مَا ظَهَرَ Ù…Ùنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدÙنَا اÙنْدÙونÙيْسÙيَّا خآصَّةً ÙˆÙŽØ³ÙŽØ§Ø¦ÙØ±Ù اْلبÙÙ„Ù’Ø¯ÙŽØ§Ù†Ù Ø§Ù’Ù„Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمÙيْنَ. رَبَّنَا آتÙناَ ÙÙÙ‰ الدّÙنْيَا ØÙŽØ³ÙŽÙ†ÙŽØ©Ù‹ ÙˆÙŽÙÙÙ‰ Ø§Ù’Ù„Ø¢Ø®ÙØ±ÙŽØ©Ù ØÙŽØ³ÙŽÙ†ÙŽØ©Ù‹ ÙˆÙŽÙ‚Ùنَا عَذَابَ النَّارÙ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْÙÙØ³ÙŽÙ†ÙŽØ§ وَاإنْ لَمْ تَغْÙÙØ±Ù’ لَنَا وَتَرْØÙŽÙ…ْنَا Ù„ÙŽÙ†ÙŽÙƒÙوْنَنَّ Ù…ÙÙ†ÙŽ Ø§Ù’Ù„Ø®ÙŽØ§Ø³ÙØ±Ùيْنَ. Ø¹ÙØ¨ÙŽØ§Ø¯ÙŽØ§Ù„له٠! Ø¥Ùنَّ اللهَ ÙŠÙŽØ£Ù’Ù…ÙØ±Ùنَا Ø¨ÙØ§Ù’Ù„Ø¹ÙŽØ¯Ù’Ù„Ù ÙˆÙŽØ§Ù’Ù„Ø¥ÙØÙ’Ø³ÙŽØ§Ù†Ù ÙˆÙŽØ¥Ùيْتآء٠ذÙÙŠ Ø§Ù’Ù„Ù‚ÙØ±Ù’بىَ وَيَنْهَى عَن٠اْلÙÙŽØÙ’شآء٠وَاْلمÙنْكَر٠وَاْلبَغْي ÙŠÙŽØ¹ÙØ¸ÙÙƒÙمْ لَعَلَّكÙمْ تَذَكَّرÙوْنَ ÙˆÙŽØ§Ø°Ù’ÙƒÙØ±Ùوا اللهَ اْلعَظÙيْمَ ÙŠÙŽØ°Ù’ÙƒÙØ±Ù’ÙƒÙمْ ÙˆÙŽØ§Ø´Ù’ÙƒÙØ±Ùوْه٠عَلىَ Ù†ÙØ¹ÙŽÙ…ÙÙ‡Ù ÙŠÙŽØ²ÙØ¯Ù’ÙƒÙمْ وَلَذÙكْر٠الله٠أَكْبَرْ
Â
Â
Rustam Ibrahim, Dosen IAIN Surakarta, Wakil Katib Syuriah PCNU Boyolali
Â