Khutbah Jumat: Mari Selektif, Hindari Ceramah Provokatif

Naskah khutbah Jumat kali ini menjelaskan bahaya konten provokatif yg disampaikan melalui ceramah agama. Naskah khutbah ini menganjurkan kita semua buat selektif dalam mengonsumsi konten ceramah agama yg banyak tersebar di media sosial.

Teks khutbah Jumat berikut ini berjudul “Khutbah Jumat: Mari Selektif, Hindari Ceramah Provokatif”. Untuk mencetak naskah khutbah Jumat ini, silakan klik ikon print berwarna merah di atas atau bawah artikel ini (pada tampilan dekstop). Semoga bermanfaat! (Redaksi)

Khutbah I

اَلْحَمْدُ للهِ، وَالْحَمْدُ للهِ , ثُمَّ الْحَمْدُ للهِ, وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ. أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْقَائِلِ في مُحْكَمِ كِتَابِهِ: وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى، وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الْأَلْبَاب . وَقَالَ: يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ 

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,

Ketakwaan dan kepatuhan kita kepada Allah swt menjadi hal yg sangat penting buat terus dikuatkan dgn senantiasa menjalankan apa yg diperintahkan oleh Allah dan menjauhi segala apa yg dilarang oleh-Nya. Tingkat ketakwaan sendiri menjadi tolok ukur apakah seseorang mau dicintai dan dimuliakan oleh Allah swt sebagaimana ditegaskan melalui firman-Nya bahwa orang yg paling mulia di sisi Allah swt ialah mereka yg paling bertakwa. 

Oleh sebab pentingnya ketakwaan ini, maka pada setiap khutbah Jumat, khatib wajib menyampaikan wasiat takwa ini sebagai bagian dari rukun khutbah. Akan tak sah secara hukum pelaksanaan ibadah Jumat, bila khatib tak mengingatkan dan menyampaikan kepada jamaahnya buat senantiasa meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt.

Banyak langkah dan cara supaya ketakwaan kita dapat terus bertambah. Di antaranya ialah dgn menyadari bahwa diri kita hanyalah sosok makhluk yg lemah di muka bumi ini. Dengan kesadaran ini maka kita mau terus mengingat sang khalik dan memiliki rasa takut buat melanggar perintah-Nya. 

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,

Pada kesempatan kali ini, khatib mau menyampaikan khutbah terkait dgn pentingnya memilih materi ceramah atau dakwah yg menyejukkan, sesuai kaidah agama dan tuntunan Rasulullah saw sekaligus  menghindari ceramah agama yg provokatif  dan menebar ujaran kebencian. Allah swt berfirman dalam surat An-Nahl: 125

اُدْعُ اِلٰى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ اَحْسَنُۗ اِنَّ رَبَّكَ هُوَ اَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهٖ وَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ 

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dgn hikmah dan pengajaran yg baik, dan berdebatlah dgn mereka dgn cara yg baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yg lebih mengetahui siapa yg sesat dari jalan-Nya dan Dialah yg lebih mengetahui siapa yg mendapat petunjuk.”

Dalam ayat ini, Allah swt memberikan pedoman kepada Nabi Muhammad saw tentang bagaimana cara berdakwah, mengajak manusia ke jalan Allah. Ayat ini juga menjadi dasar dan pondasi pijakan dalam berdakwah bagi umat Islam dalam mengemban tugas menjalankan dakwah itu sendiri. Perlu disadari bahwa dakwah ini merupakan upaya buat mengajak umat menuju ridha Allah, bukan buat kepentingan pribadi orang yg berdakwah atau dai, ataupun kepentingan golongannya. Dakwah juga ialah upaya buat buat membawa manusia ke jalan Allah dan buat agama Allah semata.

Dalam berdakwah, seorang dai harus mengedepankan cara yg baik, yg dalam ayat ini disebutkan sebagai dakwah bil hikmah yakni dgn ilmu pengetahuan yg berkenaan dgn rahasia, faidah, dan maksud dari wahyu Ilahi. Dakwah dgn hikmah yakni dakwah dgn menggunakan cara yg disesuaikan dgn situasi dan kondisi, budaya, adat istiadat masyarakat yg didakwahi. Hal ini dilakukan supaya dakwah yg disampaikan mudah dipahami umat. Selain itu dakwah juga harus dilakukan dgn pengajaran yg baik, lemah lembut, dan menyejukkan, sehingga dapat diterima dgn baik. Tidak patut bila dakwah atau ceramah selalu menimbulkan rasa gelisah, cemas, dan ketakutan dalam jiwa manusia. 

Dakwah yg disampaikan dgn bahasa yg lemah lembut, sangat baik buat melembutkan hati yg keras dan liar serta lebih banyak memberikan ketenteraman ketimbang dakwah atau ceramah yg berisi ancaman, menyalah-nyalahkan, dan memuat unsur provokasi. Ceramah dgn cara yg tak lemah lembut mau menjauhkan dari kebaikan. Rasulullah bersabda dalam hadits yg diriwayatkan oleh Imam Muslim:

مَنْ حُرِمَ الرِّفْقَ حُرِمَ الْخَيْرَ

Artinya: “Barang siapa dijauhkan dari sifat lemah lembut (kasih sayg), berarti ia dijauhkan dari kebaikan.”.

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,

Terkait cara berdakwah ini, kita prihatin di era modern saat ini, banyak dgn mudah kita temukan langsung ataupun melalui berbagai media, baik cetak maupun elektronik khususnya di media sosial, dakwah atau ceramah agama yg memperturutkan hawa nafsu dan emosi serta penuh dgn muatan provokasi. Padahal ceramah provokatif dgn menyebar kebencian ini telah jelas bukanlah ajaran yg dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw. Provokasi bukan bagian dari dakwah mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran. Sebaliknya, provokasi ialah kemunkaran itu sendiri dan harus kita hindari. 

Para penceramah seharusnya menjaga diri dari sikap kasar dalam ucapan yg dapat mendatangkan keburukan. Bersikap lemah lembut justru tak mau menjadikan orang berpaling. Allah SWT berfirman dalam QS. Ali-Imran ayat 159:

فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللّٰهِ لِنْتَ لَهُمْ ۚ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيْظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوْا مِنْ حَوْلِكَ 

Artinya :”Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu…”

Oleh sebabnya, selaku umat Islam, mari kita selektif dalam memilih ceramah-ceramah agama yg saat ini dgn mudah dapat diakses. Perlu juga dijadikan patokan, bahwa jangan hanya melihat apa yg disampaikan dalam ceramah tersebut, namun penting juga buat melihat siapa yg menyampaikannya. Kita harus benar-benar paham latar belakang dari orang yg menyampaikan ceramah, terutama latar belakang pendidikan dan silsilah ilmu keagamaan yg didapatnya. Sebab saat ini, banyak ditemukan orang yg tak otoritatif dan bukan ahlinya dalam bidang agama ikut-ikut berceramah dan gampang mengeluarkan fatwa yg bukannya mau membawa kepada kemasalahatan, namun sebaliknya, membawa kepada kesesatan umat. 

Agar mendapatkan ilmu agama yg baik, maka telah seharusnya menghindari muatan ceramah yg tak baik yg didalamnya memuat provokasi dan menjadikan hati kita keras dan merasa paling benar sendiri. Terlebih ceramah-ceramah agama yg membawa pada radikalisme, ekstremisme, terlebih terorisme serta ceramah yg tak menunjukkan prinsip beragama secara moderat.

 

Baca juga: Khutbah Jumat: Malapetaka itu Bernama Lisan

 

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,

Di antara ciri dakwah atau ceramah yg baik ialah selalu ditujukan buat meninggikan kalimat Allah. Selain itu, konten yg didakwahkan membawa misi utama agama Islam yaitu Rahmatan lil alamin. Konten dakwah yg disampaikan juga bersumber dari al Qur’an, Hadits, dan fatwa ulama yg kredibel melalui jalur sanad keilmuan yg dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, dunia akhirat.

Ceramah yg berkualitas juga mengedepankan cara-cara yg ma’ruf dan bijak dgn diksi dan paparan yg mudah dimengerti semua kalangan. Penceramah baik ialah mereka yg tak mudah mengumbar fatwa belum pasti sebab ini mau menunjukkan pada kurangnya ilmu yg dimiliki. 

Ma’asyiral Muslimin Jamaah Shalat Jumat rahimakumullah,

Demikianlah paparan tentang pentingnya sikap selektif dalam memilih ceramah-ceramah agama dalam kehidupan sehari-hari khususnya di media sosial. Kita perlu menyadari juga bahwa media sosial memiliki pola algoritma yakni menyuguhkan materi-materi sesuai dgn prilaku kita di dunia maya. Jika kita sering mengakses ceramah-ceramah provokatif, maka media sosial mau menyuguhkan ceremah sejenis sebagai rekomendasinya. Oleh sebabnya, mari kita pilih ceramah-ceramah menyejukkan sehingga sistem algoritma ini mau memilihkan ceramah yg menyejukkan pula. Semoga kita selalu dilindungi Allah swt dari belajar ilmu agama pada para penceramah yg mengumbar provokasi dalam ceramahnya.

اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ

Artinya: “Ya Allah tunjukkanlah kepada kami yg benar itu benar dan bantulah kami buat mengikutinya, dan tunjukkanlah kepada kami yg batil itu batil dan bantulah kami buat menjauhinya.”

بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِى اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَافِيْهِ مِنْ آيَةِ وَذِكْرِ الْحَكِيْمِ  َأَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا فَأسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْم

Khutbah II

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ  ثُمَّ الْحَمْدُ لِلَّهِ . أَشْهَدُ أنْ لا إلَهَ إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ وأشهدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ لَانَبِيّ بعدَهُ . اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا النَّاسُ أُوْصِيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَالَ اللهُ تَعَالَى اِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يٰأَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَ سَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ . اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ والقُرُوْنَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتَنِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. 

عِبَادَاللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ

Ustadz H Muhammad Faizin, Sekretaris PCNU Kabupaten Pringsewu, Lampung

Konten ini hasil kerja sama NU Online dan Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI

Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.