Khutbah I
اَلْØَمْد٠للهÙØŒ وَالصَّلَاة٠وَالسَّلَام٠عَلَى سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠رَسÙوْل٠اللهÙØŒ وَعَلَى آلÙه٠وَصَØْبÙه٠وَمَنْ وَالَاهÙØŒ وَأَشْهَد٠أَنْ لَّا Ø¥Ùلهَ Ø¥Ùلَّا الله٠وَØْدَه٠لَا شَرÙيْكَ Ù„ÙŽÙ‡ÙØŒ وَأَشْهَد٠أَنَّ سَيÙّدَنَا Ù…ÙØَمَّدًا عَبْدÙه٠وَرَسÙوْلÙÙ‡ÙØŒ لَا نَبÙيَّ بَعْدَهÙØŒ Ù€
أَمَّا بَعْدÙØŒ ÙÙŽØ¥ÙÙ†Ùّي Ø£ÙوْصÙيْكÙمْ ÙˆÙŽÙ†ÙŽÙْسÙيْ بÙتَقْوَى الله٠الْقَائÙÙ„Ù ÙÙŠ Ù…ÙØْكَم٠كÙتَابÙÙ‡Ù: ÙˆÙŽØ£ÙŽØ°Ùّنْ ÙÙÙŠ النَّاس٠بÙالْØَجÙÙ‘ يَأْتÙوكَ رÙجَالًا وَعَلَىٰ ÙƒÙÙ„ÙÙ‘ ضَامÙر٠يَأْتÙينَ Ù…Ùنْ ÙƒÙÙ„ÙÙ‘ ÙَجÙÙ‘ عَمÙيق٠Â
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Mengawali khutbah yg singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi buat senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dgn menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yg dilarang dan diharamkan.
Hadirin rahimakumullah,
Tema khutbah kali ini ialah tentang buah tangan atau oleh-oleh yg biasa dibawa oleh jamaah haji dan umrah dan dihadiahkan kepada para tamu sekembalinya mereka dari Tanah Suci. Meskipun tahun ini tak ada pemberangkatan jamaah haji asal Indonesia ke Tanah Suci (akibat pandemi Covid-19), namun khatib mau menyampaikan tema ini dgn maksud buat mengobati kerinduan kita mau Tanah Suci dan hal-hal yg berkaitan dgn haji dan umrah.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Ada beberapa oleh-oleh yg biasanya dihadiahkan para jamaah haji dan umrah kepada para tamu sesampainya mereka di tanah air. Di antaranya ialah:
Pertama, siwak.
Mengenai keutamaan siwak, Nabi shallallhu ‘alaihi wa sallam bersabda:
السّÙوَاك٠مَطْهَرَةٌ Ù„ÙلْÙَم٠مَرْضَاةٌ Ù„Ùلرَّبّ٠(رواه البخاريّ) Ù€
Maknanya: “Siwak ialah alat yg membersihkan mulut dan sebab buat mendapatkan ridha Allah†(HR al-Bukhari).Â
Nabi shallallâhu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
رَكْعَتَان٠بÙسÙوَاك٠أَÙْضَل٠مÙنْ سَبْعÙيْنَ رَكْعَةً Ù…Ùنْ غَيْر٠سÙوَاك٠(رواه ابن ماجه) Ù€
Maknanya: “Dua rakaat yg disertai dgn siwak itu lebih utama dari 70 rakaat tanpa disertai dgn siwak†(HR Ibnu Majah).Â
Siwak ialah kayu atau semacamnya yg digunakan buat membersihkan gigi dan mulut. Boleh menggunakan semua jenis kayu. Namun yg paling utama digunakan ialah kayu Arak (الأراك). Disunnahkan bersiwak ketika hendak melaksanakan shalat, ketika mau berwudlu’, setelah membasuh kedua telapak tangan saat wudlu’, sebelum tayamum, sebelum membaca al Qur`an, pada saat gigi menguning, pada saat tawaf dan ketika bangun dari tidur. Disunnahkan bersiwak dgn tangan kanan, memulai dari bagian kanan mulut kemudian kembali ke tengah lalu dijalankan ke arah kiri mulut lalu kembali lagi ke tengah, setelah itu dijalankan di langit-langit mulut dgn lembut, disertai niat mau memperoleh kesunnahan. Di antara manfaat siwak ialah membersihkan mulut, meraih ridha Allah, menguatkan gusi, melipatgandakan pahala, memutihkan gigi, membantu mengeluarkan huruf-huruf dari makhrajnya dan mengingatkan dua kalimat syahadat menjelang kematian. Siapakah di antara kita yg tak berharap mampu mengucapkan dua kalimat syahadat ketika maut menjelang?. Oleh sebabnya, marilah kita jaga dan pelihara sunnah yg agung ini.
Kedua, air zamzam.Â
Disunnahkan meminum air zamzam. Seseorang yg memiliki hajat atau keperluan tertentu, hendaklah minum air zamzam dgn niat supaya dikabulkan hajatnya dan hendaklah membaca doa berikut ini sebelum meminumnya:Â
اللهم Ø¥Ùنَّه٠بَلَغَنÙÙŠ أَنَّ نَبÙيَّكَ قَالَ: مَاء٠زَمْزَمَ Ù„Ùمَا Ø´ÙرÙبَ Ù„ÙŽÙ‡ÙØŒ اللهم Ø¥ÙنّÙـي أَشْرَبÙه٠سَائÙلاً عÙلْمًا نَاÙÙعًا وَرÙزْقًا وَاسÙعًا ÙˆÙŽØ´ÙÙَاءً Ù…Ùنْ ÙƒÙلّ٠دَاءÙ
“Ya Allah, sungguh telah sampai kepadaku berita bahwa Nabi-Mu bersabda: “Air zamzam bermanfaat buat tercapainya tujuan sesuai dgn niat orang yg meminumnya,†Ya Allah sungguh aku meminumnya buat memohon ilmu yg  bermanfaat, rezeki yg lapang dan kesembuhan dari segala macam penyakit.â€
Setelah itu, memohon hajat apa pun yg dimaukan.
Ketiga, kurma.
Kurma sangatlah banyak jenisnya. Di antara sekian banyak jenis kurma, kurma yg paling banyak mengandung manfaat dan khasiat ialah kurma ‘ajwah Madinah (عَجْوَة٠الْمَدÙيْنَةÙ). Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Â
مَنْ تَصَبَّØÙŽ ÙƒÙلَّ يَوْم٠سَبْعَ تَـمَرَات٠عَجْوَة٠لَـمْ يَضÙرَّه٠ÙÙÙŠ ذلÙÙƒÙŽ اليَوْم٠سÙمٌّ وَلاَ سÙØْرٌ (رواه البخاريّ) Ù€
Maknanya: “Barangsiapa makan setiap pagi hari 7 buah kurma ‘Ajwah, maka di hari itu ia tak mau terkena bahaya oleh racun maupun sihir†(HR al Bukhari).
Keempat, tasbih.Â
Di antara hadiah haji dan umrah ialah tasbih. Para ulama Ahlussunnah menegaskan bahwa tak mengapa menggunakan tasbih buat berdzikir, sebab ia selalu mengingatkan orang yg membawanya buat mengingat Allah dan mengagungkan-Nya. Suatu ketika, salah seorang istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam meletakkan di hadapannya empat ribu biji kurma buat bertasbih. Rasulullah melihatnya dan sama sekali tak mengingkarinya. Berdasarkan ini, para ulama memahami bahwa berdzikir dgn tasbih hukumnya boleh, bukan bid’ah dan tak haram sebagaimana didengungkan oleh sebagian kalangan. Hanya saja berdzikir dgn menggunakan jari-jari tangan lebih utama berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:
Â
عَلَيْكÙنَّ بÙالتَّسْبÙيْØ٠وَالتَّهْلÙيْل٠وَالتَّقْدÙيْس٠وَاعْقÙدْنَ بÙالأَنَامÙÙ„Ù ÙÙŽØ¥ÙنَّـهÙنّ مَسْؤÙوْلَاتٌ Ù…Ùسْتَنْطَقَاتٌ (رواه الترمذيّ) Ù€
Maknanya: “Hendaklah kalian bertasbih, bertahlil serta menyucikan Allah dan hitunglah dgn jari-jari tangan sebab di hari kiamat jari-jari tangan itu mau ditanya dan disuruh berbicara memberikan kesaksiannya†(HR at Tirmidzi).
Pada hari kiamat, Allah mau memberikan kemampuan berbicara kepada jari-jari tangan buat bersaksi bagi para pemiliknya mengenai apa yg mereka lakukan di dunia, yaitu berdzikir dan menyebut asma Allah disertai menghitung jumlah dzikir itu dgn jari-jari tangan mereka.
Bahkan di dunia hal semacam itu pernah terjadi. Al Hafizh Ibnu ‘Asakir menceritakan dalam kitab Tarikh Dimasyq bahwa suatu ketika, Abu Muslim al-Khaulani, salah seorang wali di kalangan tabi’in tengah berdzikir dgn tasbih. Kemudian ia tertidur. Tasbih itu pun lalu berputar sendiri di tangannya pada saat ia tidur sembari tasbih itu berucap:Â
سÙبْØَانَكَ يَا Ù…ÙنْبÙتَ النَّبَات٠وَيَا دَائÙÙ…ÙŽ الثَّبَاتÙ
“Mahasuci Engkau Ya Allah, Dzat yg menumbuhkan tumbuhan dan Mahakekal.â€Â
Ketika Abu Muslim terbangun, ia memanggil istrinya dan mengatakan: “Wahai Ummu Muslim, kemarilah, lihatlah keajaiban yg luar biasa ini.†Pada waktu Ummu Muslim tiba dan melihat tasbih itu berputar sembari membaca dzikir, sesaat setelah itu tasbih tersebut diam dan berhenti berputar. Peristiwa ini telah terjadi di dunia dan merupakan bukti yg menguatkan apa yg mau terjadi di hari kiamat kelak, saat jari-jari tangan mau berbicara dan bersaksi buat para pemiliknya.Â
Hadirin rahimakumullah,
Kelima, buku-buku gratis.
Para jamaah haji dan umrah ketika menunaikan ibadah di Tanah Suci, biasanya mendapatkan hadiah buku-buku terjemahan berbahasa Indonesia. Buku-buku itu dibagikan kepada para jamaah dgn cuma-cuma. Jika kita baca dgn seksama, buku-buku itu umumnya memuat aqidah dan ajaran yg bertentangan dgn apa yg diyakini, diamalkan, dan diajarkan oleh para ulama kita di Indonesia.
Di antara yg disebutkan dalam buku-buku itu ialah pengkafiran terhadap para pelaku tawassul, tabarruk dan ziarah makam para wali. Padahal mayoritas umat Islam, tak hanya di Indonesia tapi juga di berbagai belahan dunia yg lain, ialah para pengamal tawassul, tabarruk dan ziarah kubur. Di buku-buku itu juga disebutkan pembid’ahan terhadap beberapa amaliah yg telah mentradisi di kalangan umat Islam, seperti peringatan maulid nabi dan peringatan hari-hari besar yg lain. Oleh sebab itulah, buku-buku tersebut tak layak dibaca, tak layak disebarluaskan dan tak layak dijadikan oleh-oleh dan hadiah.   Â
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Demikian khutbah yg singkat ini. Mudah-mudahan bermanfaat bagi kita semua.Â
Ø£ÙŽÙ‚Ùوْل٠قَوْلÙيْ هٰذَا وَأَسْتَغْÙÙر٠اللهَ Ù„Ùيْ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙمْ، ÙَاسْتَغْÙÙرÙوْهÙØŒ Ø¥Ùنَّه٠هÙÙˆÙŽ الْغَÙÙوْر٠الرَّØÙيْمÙ
Khutbah II
اَلْØَمْد٠لله٠وَكَÙَى، ÙˆÙŽØ£ÙصَلÙّيْ ÙˆÙŽØ£ÙسَلÙّم٠عَلَى سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠الْمÙصْطَÙَى، وَعَلَى آلÙه٠وَأَصْØَابÙه٠أَهْل٠الْوَÙَا،ـ
 أَمَّا بَعْدÙØŒ Ùَيَا أَيّÙهَا الْمÙسْلÙÙ…Ùوْنَ، Ø£ÙوْصÙيْكÙمْ ÙˆÙŽÙ†ÙŽÙْسÙيْ بÙتَقْوَى الله٠الْعَلÙÙŠÙÙ‘ الْعَظÙيْم٠وَاعْلَمÙوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكÙمْ بÙأَمْر٠عَظÙيْمÙØŒ أَمَرَكÙمْ بÙالصَّلَاة٠وَالسَّلَام٠عَلَى نَبÙÙŠÙّه٠الْكَرÙيْم٠Ùَقَالَ: Ø¥Ùنَّ اللَّهَ وَمَلَائÙكَتَه٠يÙصَلّÙونَ عَلَى النَّبÙيّÙØŒ يَا أَيّÙهَا الَّذÙينَ آمَنÙوا صَلّÙوا عَلَيْه٠وَسَلّÙÙ…Ùوا تَسْلÙيمًا، اَللّٰهÙمَّ صَلÙÙ‘ عَلَى سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠وَعَلَى آل٠سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيÙّدÙنَا Ø¥ÙبْرَاهÙيْمَ وَعَلَى آل٠سَيÙّدÙنَا Ø¥ÙبْرَاهÙيْمَ وَبَارÙكْ عَلَى سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠وَعَلَى آل٠سَيÙّدÙنَا Ù…ÙØَمَّد٠كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيÙّدÙنَا Ø¥ÙبْرَاهÙيْمَ وَعَلَى آل٠سَيÙّدÙنَا Ø¥ÙبْرَاهÙيْمَ، ÙÙيْ الْعَالَمÙيْنَ Ø¥Ùنَّكَ ØÙŽÙ…Ùيْدٌ مَجÙيْدٌ. اَللّٰهÙمَّ اغْÙÙرْ Ù„ÙلْمÙسْلÙÙ…Ùيْنَ وَالْمÙسْلÙمَات٠والْمÙؤْمÙÙ†Ùيْنَ وَالْمÙؤْمÙنَات٠الْأَØْيَاء٠مÙنْهÙمْ وَالْأَمْوَاتÙØŒ اللهم ادْÙَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْÙÙŽØْشَاءَ وَالْمÙنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسّÙÙŠÙوْÙÙŽ الْمÙخْتَلÙÙÙŽØ©ÙŽ وَالشَّدَائÙدَ وَالْمÙØÙŽÙ†ÙŽØŒ مَا ظَهَرَ Ù…Ùنْهَا وَمَا بَطَنَ، Ù…Ùنْ بَلَدÙنَا هَذَا خَاصَّةً ÙˆÙŽÙ…Ùنْ بÙلْدَان٠الْمÙسْلÙÙ…Ùيْنَ عَامَّةً، Ø¥Ùنَّكَ عَلَى ÙƒÙÙ„ÙÙ‘ شَيْء٠قَدÙيْرٌ
عÙبَادَ اللهÙØŒ إنَّ اللهَ يَأْمÙر٠بÙالْعَدْل٠وَالْإØْسَان٠وَإÙيْتَاء٠ذÙÙŠ الْقÙرْبَى ويَنْهَى عَن٠الÙÙŽØْشَاء٠وَالْمÙنْكَر٠وَالبَغْيÙØŒ يَعÙظÙÙƒÙمْ لَعَلَّكÙمْ تَذَكَّرÙوْنَ. ÙَاذكÙرÙوا اللهَ الْعَظÙيْمَ يَذْكÙرْكÙمْ ÙˆÙŽÙ„ÙŽØ°Ùكْر٠الله٠أَكْبَرÙ
Ustadz Nur Rohmad, Pemateri/Peneliti di Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur dan Ketua Bidang Peribadatan & Hukum, PD Dewan Masjid Indonesia Kab. Mojokerto