Mengganti Kayu Siwak dgn Sikat & Pasta Gigi?

Islam ialah agama yg mencintai kebersihan, tak terkecuali kebersihan gigi. Oleh sebab itu, dalam ajaran Nabi Muhammad SAW seorang Muslim dianjurkan buat bersiwak yg berguna buat membersihkan gigi.

Apa siwak itu? Menurut bahasa Arab siwak berarti menggosok atau alat yg digunakan buat itu. Nabi SAW sangat menganjurkan umatnya buat bersiwak dalam setiap shalat.

لَوْلَا أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي، لَأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ عِنْدَ كُلِّ صَلَاةٍ

Artinya, “Jika tak memberatkan bagi umatku, maka aku mau menyuruh mereka buat bersiwak setiap shalat,” (HR Abu Dawud).

Pada masa Nabi, sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab fikih klasik, disebutkan bahwa orang Arab biasa menggosok gigi dgn kayu yg dikenal dgn kayu arak. Selain itu, dalam berbagai riwayat hadits, Nabi dan sahabat tak lupa buat mencuci kayu tersebut setelah digunakan bersiwak. Kenapa kayu arak? Ranting kayu ini lebih lunak dan terasa nyaman di mulut.

Di Indonesia, fenomena bersiwak banyak di sekitar kita. Kayu arak ini dijual, serta dijadikan oleh-oleh jamaah haji buat handai tolan sepulang ke Indonesia. Sebagian orang menganggap, yg disebut bersiwak ialah menggunakan kayu tersebut sewaktu-waktu, terutama sebelum shalat.

Zaman telah berubah, masyarakat juga mengenal sikat gigi serta pasta gigi. Sikat gigi lebih mudah didapat di Indonesia, serta dapat menjangkau bagian mulut yg lebih dalam. Nah, apakah menggunakan sikat dan pasta gigi termasuk bersiwak juga?

وَيُطْلَقُ السِّوَاكُ أَيْضًا عَلَى مَا يَسْتَاكُ بِهِ مِنْ أَرَاكٍ وَنَحْوِهِ

Syekh Muhammad bin Qasim Al-Ghazi menyebutkan dalam kitabnya Fathul Qarib bahwa “Siwak ialah menggosok gigi dgn kayu arak atau sejenisnya.” Dari keterangan tersebut, maka selain kayu arok pun dapat dinilai bersiwak.

Lebih lanjut, Syekh Wahbah Az-Zuhayli dalam Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh menyebutkan:

اِسْتِعْمَالُ عَوْدٍ أَوْ نَحْوِهَ كَأَشْنَانٍ وَصَابُوْنٍ، فِي الْأَسْنَانِ وَمَا حَوْلَهَا، لِيُذْهِبَ الصُّفْرَةُ وَغَيْرَهَا عَنْهَا.

Artinya, “Siwak ialah penggunaan kayu atau sejenisnya seperti sikat dan pasta gigi, buat membersihkan bagian gigi dan sekitarnya, supaya kotoran dan sejenisnya dapat hilang.”

Maka perlu diketahui, bahwa tujuan bersiwak ini ialah mulut yg bersih serta bau mulut yg sedap. Dalam interaksi kita sehari-hari, gigi kotor dan bau mulut tak sedap membuat tak nyaman. Untuk menambah nilai kemuliaan saat beribadah, maka membersihkan gigi sangat dianjurkan, baik sebelum shalat, ketika mau membaca Al-Quran, dan sebagainya.

Bersiwak dgn kayu juga perlu diperhatikan. Setelah digunakan, kayu hendaknya dicuci. Lalu saat ujungnya telah mekar, maka ia sulit buat menjangkau sela-sela gigi. Kayu siwak yg digunakan tapi tak kunjung dicuci, tentu juga dapat menyebabkan kayu itu berbau tak sedap.

Membersihkan gigi itu penting, dan meskipun tak menggunakan kayu tetap diniatkan bersiwak supaya mendapat kesunahan. Gigi bersih, nafas segar, serta mendapatkan kebaikan juga. Kalau dapat, kita juga boleh menggunakan kayu arak supaya lebih menambah keutamaan. (Muhammad Iqbal Syauqi)





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.