Mimpi Rasulullah sebelum Perang Uhud Berkecamuk

Kafir Quraisy Makkah tak terima dgn kekalahan yg dideritanya dalam perang Badar melawan pasukan umat Islam. Sesaat setelah kejadian itu, Abu Sufyan, salah satu pemuka kafir Quraisy Makkah, memprovokasi dan mendesak orang-orang Quraisy buat melancarkan balas dendam terhadap umat Islam. 

Dalam waktu yg singkat –sekitar setahun, sebagaimana keterangan dalam buku Sirah Nabawiyah (Shafiyyu al-Rahman al-Mubarakfuri, 2012), Abu Sufyan berhasil mengumpulkan pasukan dan amunisi tempur yg banyak dan melimpah; sekitar 1000 unta, 1500 dinar, 3000 pasukan kafir Quraisy terlatih serta 200 pasukan kavaleri.

Pada bulan Syawal tahun ke-3 H atau 625 M, pasukan kafir Quraisy berangkat ke arah Madinah. Mereka berjalan kaki dari Makkah hingga sampai di Lembah Sabkhah, wilayah yg jaraknya tak terlalu jauh dari Madinah. Semula umat Islam tak tahu kalau pasukan kafir Quraisy mau membalas dendam dan jaraknya telah begitu dekat. 

Paman Rasulullah yg masih ada di Makkah, Abbas bin Abdul Muthalib, mengirimkan surat tentang rencana balas dendam kafir Quraisy tersebut. Rasulullah meminta Ubay bin Ka’ab buat membacakannya. Rasulullah kemudian mengirimkan beberapa orang buat mengecek keberadaan pasukan kafir Quraisy. Ternyata apa yg disampaikan Abbas benar, pasukan kafir Quraisy hendak melancarkan balas dendam dan saat ini sedang membuat kemah di pinggiran Madinah.

Rasulullah segera mengumpulkan para sahabatnya. Mereka berdiskusi tentang bagaimana seharusnya menghadapi pasukan kafir Quraisy yg jumlahnya besar dan amunisi perangnya cukup lengkap. Sebagian sahabat berpendapat, sebaiknya umat Islam tak menyerang sampai mereka tiba di Madinah. Sebagian yg lain berpandangan, mereka harus dihadapi di luar kota Madinah.

“Rasulullah, kami tak mau bertempur di jalan-jalan Madinah. Pada zaman jahiliyah kami selalu menjaga supaya hal itu tak terjadi. Jadi, ada baiknya setelah kedatangan Islam, hal itu tetap dilestarikan,” kata seorang sahabat Nabi. Setelah terjadi diskusi yg panjang, akhirnya diputuskan bahwa pasukan umat Islam mau keluar kota Madinah dan menghadapi mereka di pegunungan Uhud. 

Singkat cerita, dgn strategi yg diterapkan Rasulullah, awalnya pasukan umat Islam berhasil memenangkan peperangan di Uhud itu. Meski jumlah mereka hanya sekitar 700 orang, sementara pasukan kafir Quraisy mencapai 3000 orang. Kejadian berbalik ketika pasukan pemanah yg ada di atas bukit dan bertugas melindungi pasukan umat Islam di medan perang meninggalkan posnya. Setelah melihat pasukan musuh yg dianggap telah kalah, mereka turun ke bawah buat mengambil harta rampasan perang (ghanimah).

Akan tetapi prediksi mereka meleset, pasukan musuh ternyata belum benar-benar kalah. Keunggulan jumlah pasukan dimanfaatkan betul oleh pasukan musuh, hingga akhirnya mereka lah yg menjadi pemenangnya di akhir peperangan. Umat Islam menderita kekalahan dan banyak dari mereka yg gugur dalam peperangan di Uhud itu. Diantaranya ialah Abdullah bin Jahsy, Hanzhalah, dan Hamzah bin Abdul Muthalib, paman Rasulullah. 

Namun tahukah kamu, sebelum perang Uhud berkecamuk, Rasulullah ternyata bermimpi. Mimpi seorang Nabi bukanlah mimpi biasa. Ada informas atau isyarat dari Allah yg terkandung di dalamnya. Begitupun dgn mimpin Rasulullah sebelum perang Uhud ini. Dikisahkan bahwa sebelum perang Uhud, Rasulullah bermimpi melihat ada seekor sapi yg disembelih dan di ujung pedang beliau sedikit retak. Dalam mimpinya itu, Rasulullah juga menghunus pedang namun pegangan pedangnya lepas. Kemudian Rasulullah menghunus pedangnya lagi, kali ini pegangan pedangnya kembali utuh. 

Lalu apa arti atau makna dari mimpi Rasulullah itu? Merujuk buku Membaca Sirah Nabi Muhammad saw. dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hadis-hadis Shahih (M Quraish Shihab, 2018), dalam sebuah riwayat, Rasulullah memberikan tafsiran atas mimpinya itu. Sapi yg disembelih mengisyaratkan bahwa ada sahabat beliau yg gugur. Sementara ujung pedang beliau yg retak dimaknai bahwa ada salah seorang keluarganya yg mau wafat. Benar saja, pada saat perang Uhud, paman Rasulullah, Hamzah, gugur setelah ditombak Wahsyi. Beberapa pasukan umat  Islam -yg notabennya sahabat Rasulullah- juga wafat dalam peperangan itu. (A Muchlishon Rochmat)





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.