Nasibah, Sahabat Perempuan yg Terlibat dalam Perang Uhud

Tidak sedikit sahabat perempuan Nabi Muhammad saw. yg ikut terlibat langsung dalam perang Uhud. Tugas mereka tak hanya melulu menyediakan suplai air dan mengobati tentara umat Islam yg terluka, tetapi ada dari mereka yg juga ikut memanggul senjata melawan tentara musyrik Makkah. Salah satu sahabat perempuan Nabi Muhammad saw. yg terlibat langsung dalam perang Uhud ialah Nasibah binti Ka’ab. Ada juga yg menyebutnya Nusaibah.

Nasibah merupakan sahabat Nabi Muhammad saw. dari kalangan Anshar. Dia dari Bani Mazim an-Najar. Wanita bergelar Ummu Imarah ini menyatakan diri masuk Islam sebelum Nabi Muhammad saw. hijrah ke Madinah. Pada saat Baiat Aqabah kedua, Nasibah termasuk satu dari dua perempuan dan 70 laki-laki dari Yatsrib yg berbaiat kepada Nabi Muhammad saw. ketika itu, dia berbaiat bersama dgn suaminya, Zaid bin Ashim, dan dua orang putranya, Habib dan Abdullah.

Nasibah dikenal sebagai sahabat perempuan yg pemberani. Tercatat, dia beberapa kali ikut dalam peperangan bersama dgn pasukan umat Islam lainnya. Diantara kiprahnya yg heroik ialah ketika terjadi perang Uhud. Sama seperti sahabat perempuan lainnya, semula Nasibah bertugas buat menyuplai logistik dan merawat pasukan Muslim yg terluka. Namun ketika melihat Nabi Muhammad saw. dan pasukan umat Islam mulai terpojok, Nasibah ikut angkat senjata.

Dikutip dari buku  Membaca Sirah Nabi Muhammad saw. dalam Sorotan Al-Qur’an dan Hdis-hadis Shahih (M. Quraish Shihab, 2018), Nasibah berhasil melukai 12 orang musuh dgn pedang dan tombaknya. Pada saat yg sama, dia melindungi Nabi Muhammad saw. dari serangan musuh hingga dirinya terluka. Akibat dari aksinya itu, Nasibah menderita luka-luka di sekujur tubuhnya.

“Wahai Abdullah (putra Nasibah), balutlah luka ibumu! Ya Allah, jadikanlah Nusaibah dan anaknya sebagai sahabatku di dalam surga,” kata Nabi Muhammad saw. kepada Abdullah, putra Nasibah. Mendengar doaseperti itu, Nasibah malah semakin semangat buat memberikan perlindungan kepada Nabi Muhammad saw.

Kiprah dan peran Nasibah dalam perang Uhud juga diakui Sayyidina Umar bin Khattab. Dalam sebuah riwayat, Sayyidina Umar bin Khattab mengatakan bahwa pada saat perang Uhud ‘Nasibah ada dimana-mana.’ Ke manapun Sayyidna Umar menoleh, di situ pasti ada Nasibah yg sedang bertempur. 

Nasibah juga terlibat dalam perang Yamamah pada zaman Khalifah Abu Bakar as-Ssiddiq. Sebuah pertempuran melawan kaum murtad di bawah komandi nabi palsu Musailamah al-Kadzab. Dalam perang ini, Nasibah menderita 12 luka. Meski demikian, dia sangat bersyukur sebab anaknya, Abdullah, berhasil membunuh Musailamah. Nasibah juga terlibat dalam perang Khaibar dan perang Hunain. 

Di samping pemberani, Nasibah ialah sahabat Nabi Muhammad saw. yg penyabar dan mendahulukan kepentingan orang lain dan Islam. Hal itu terbukti ketika salah seorang anaknya, Habib, meninggal dalam sebuah peperangan. Dia tak bersedih dan malah bangga sebab dia yakin bahwa anaknya mati syahid dan mau dimuliakan Allah di akhirat nanti.

Nasibah wafat pada tahun ke-13 H atau pada masa kekhalifahan Sayyidina Umar bin Khattab. Nasibah menjadi teladan bagi umat Islam bahwa tugas wanita tak melulu ‘di belakang’. Dia memberikan teladan bahwa wanita juga dapat tampil ke depan dan bahkan ikut memanggul senjata bersama dgn pasukan Muslim memerangi musuh-musuh Islam. (A Muchlishon Rochmat)





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.