MPR Kritik Pemerintah Gegara Tak Perhatikan Pesantren Kecil di Tengah Pandemi

– Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menyampaikan kritiknya terhadap pemerintah yg dinilainya minim perhatian kepada pesantren-pesantren kecil, khususnya selama pandemi Corona Covid-19 berlangsung.

Menurutnya, pesantren-pesantren kecil di daerah terpencil nyaris tak tersentuh bantuan apapun.

Padahal, kata Jazilul, mereka ini tetap diharuskan memenuhi protokol kesehatan, social distancing, cuci tangan dgn sabun dan air mengalir, pengecekan suhu, hand sanitizer.

“Padahal, buat melakukan protokol kesehatan, membutuhkan biaya yg tak sedikit. Karena itu seharusnya pemerintah dapat memberikan perhatian yg lebih besar bagi pesantren, khususnya yg berada di daerah terpencil,” ujar Jazilul, dikutip dari Jawapos.com, Minggu, 28 Juni 2020.

Pemerintah, kata Jazilul, juga perlu memberikan rapid tes kepada penghuni pesantren buat menghindari potensi penyebaran virus tersebut dikalangan para santri.

Baca Juga:  Nyalon Cabup Malang, Ketua PC NU Punya Program Dokter Rakyat

“Selama ini pesantren dianggap tak penting, dan dapat hidup sendiri dgn segala keterbatasannya, sehingga dianggap tak perlu mendapat perhatian,” ujar Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul.

Lebih lanjut, politikus ini juga menyampaikan dalam kaitannya dgn penyebaran Korona, hampir belum ada pesantren yg telah mendapat bantuan rapid tes.

“Karena semua baru tahap rencana, entah kapan mau dilaksanakan,” ujarnya.

Gus Jazil mengatakan, selama Pandemi Covid berlangsung pesantren tetap menanggung sebagian biaya.

“Padahal, selama itu, pemasukan ponpes relatif terbatas. Karena itu, semestinya pemerintah memberi perhatian dan bantuan, supaya mereka dapat tetap survive dimasa sulit selama Pandemi ini,” ujar Koordinator Nasional Nusantara Mengaji ini.

Menurutnya, berbagai pihak telah menyuarakan pentingnya pemerintah memberi perhatian lebih besar bagi pesantren.

Baca Juga:  Malam Tahun Baru 2020, Gusdurian Banten Kampanyekan Keberagaman

Bahkan, setiap pertemuan dgn komisi 8, Menteri Agama senantiasa didesak buat memberi bantuan yg lebih besar pada pesantren.

“Namun nyatanya, hingga kini banyak pesantren yg masih terbelakang. Bahkan, berbagai fasilitas yg sesungguhnya sangat dibutuhkan, belum tersedia,” ujarnya.

“Ini membuktikan bahwa Menteri Agama kurang sensitif buat membantu pesantren, apalagi bila melihat politik anggaran yg memang sama sekali tak berpihak ke pesantren sama sekali,” jelasnya.

Dari sejarah, kata Jazilul, pesantren memang hadir buat melayani mereka yg tak mampu, sebabnya pemerintah harus makin fokus buat menata dan memberikan perhatiannya.

“Apalagi, kebanyak pesantren memang tak punya akses anggaran, akhirnya mereka itu hidup seperti Alang Alang saja, hidup sendiri saja. Menteri Agama kurang sensitif soal ponpes,” pungkasnya.

Baca Juga:  GP Ansor Banten : Teror Itu Bukan Islam, Tapi Tupoksi Setan





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.