PBNU: Berdakwah Tidak Boleh Menjelekkan Agama Lain!

– Para Dai diharapkan supaya ketika berceramah selalu mengajak kepada kebaikan dan dilakukan dgn cara yg baik, bukan sebaliknya, menjelek-jelekkan. Hal itu sebagaimana yg telah diatur dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat 125, yg terjemahannya berbunyi: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dgn al-hikmah dan pelajaran yg baik, dan bantahlah mereka dgn cara yg baik.

Hal itu diungkapkan salah seorang Pengurus Lembaga Dakwah
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LD PBNU), Ustadz Bukhori Muslim.

“(Ayat itu mengatakan) mauidhah hasanah (dakwah) bukan
mauidhah sayyiah. Jadi, ceramah yg bagus di mana pun dan kapan pun tak boleh
menjelekkan. Dakwah itu mengajak, bukan mengejek,” kata Ustadz Bukhori Muslim,
dikutip dari situs resmi NU, Kamis, 22 Agustus 2019.

Baca Juga:  Menag Fachrul Razi: Salat Id di Rumah Masing-masing

“Islam mengatur segala sendi kehidupan, termasuk larangan
mencaci maki atau menjelekkan sesembahan penganut agama lain. Karena begitu
pentingnya hal itu, Allah SWT pun mengaturnya sebagaimana yg tertera pada
Al-Qur’an Surat Al-An’am ayat 108,” sambungnya.

Ustadz Bukhori Muslim juga mengutip sebuah ayat yg
mengatur hal tersebut.

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yg mereka
sembah selain Allah, sebab mereka nanti mau memaki Allah dgn melampaui
batas tanpa pengetahuan. Demikianlah Kami jadikan setiap umat menganggap baik
pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan merekalah kembali mereka, lalu Dia
memberitakan kepada mereka apa yg dahulu mereka kerjakan,” kutipnya.

Ayat itu, kata dia, mutlak dan tak pandang bulu. Dimana
pun dan kapan pun.

Baca Juga:  50 Ribu Santri Akan Kembali Mondok, Pemkab Jember Siapkan Rapid Test Massal

“Itu ayatnya mutlak, tak pandang bulu, di mana pun dan
kapan pun, ada atau gak ada orang kafir, ruang tertutup atau tidak, gak boleh
mencaci-maki sesembahan agama lain. Wong itu jelas larangan, kok. Larangan tuh
baik menjawab atau tak menjawab, menjelaskan atau tak menjelaskan, itu gak
boleh,” tegasnya.

Pada kesempatan itu, pihaknya juga mengajak kepada seluruh
masyarakat supaya mengikuti jejak kiai yg wara’.

Selain itu, dirinya juga meminta supaya masyarakat tak perlu
terlibat, apalagi memprovokasi sebuah persoalan yg bukan urusannya.

“Warga masyarakat gak perlu membagi, men-share berita yg
gaka ada urusannya. Kemudian kalau ada berita, juga harus dicek dulu, benar
atau gak. Khawatir itu ditambah-tambahin,” ujarnya.

Baca Juga:  Kisah Inspirasi Relawan NU Distribusikan Bantuan ke Wilayah Terisolir Akibat Banjir Lebak





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.