PCNU Pekalongan Gandeng Rabithah Alawiyah & Brimob Tanam Mangrove di Pesisir Pantai

, PEKALONGAN – Untuk membantu mengatasi abrasi pantai di pesisir utara Kota Pekalongan, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Pekalongan, Jawa Tengah  bekerjasama dgn Rabithah Alawiyah dan Brimob Pekalongan melakukan penanaman pohon mangrove di kawasan pesisir pantai Kota Pekalongan.  

Penanaman bertajuk ‘Peduli Lingkungan’ dari NU diwakili Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBINU) menanam sekitar 1000 pohon pada Minggu (24/11). Dikutip Nu Online

Ketua PC LPBINU Kota Pekalongan, M Ali Imron kepada NU Online mengatakan, kegiatan penanaman pohon mangrove sebagai aksi nyata NU, Rabithah Alawiyah, dan Brimob buat membantu mengatasi abrasi yg cukup parah di pantai utara Kota Pekalongan.  

“Ini merupakan aksi nyata LPBINU, Rabithah Alawiyah, dan Brimob memperbaiki lingkungan di kawasan pantai supaya abrasi tak semakin parah. Dan penanaman mangrove ini ialah solusi tepat buat jangka panjang, sehingga pantai utara Kota Pekalongan terselamtkan,” ujarnya.  

Dikatakan, aksi penanaman pohon mangrove tak hanya dilakukan kali ini saja, mau tetapi ke depannya mau terus dilakukan secara berkala dgn mengajak berbagai pihak dan kelompok pemerhati yg peduli terhadap kelestarian lingkungan.  

“Ke depan LPBINU Kota Pekalongan mau terus mengajak kepada masyarakat dan pihak-pihak yg peduli terhadap pelestarian lingkungan buat bersama-sama menanam pohon mangrove,” jelasnya.  

Wali Kota Pekalongan, HM Saelany Mahfudz yg ikut menyaksikan kegiatan penanaman pohon mengaku gembira ada kelompok masyarakat yg peduli terhadap pelestarian lingkungan khususnya di kawasan pantai.  

“Saya sangat gembira ada kelompok masyarakat yg sangat peduli terhadap kawasan pantai di Kota Pekalongan. Tentu kami mau mensupport terus supaya kegiatan penanaman mangrove ini massif dilakukan,” paparnya.  

Dirinya juga mau mendorong kepada ormas-ormas lain termasuk para pelajar di Kota Pekalongan secara bergiliran melakukan hal yg sama sebagaimana yg telah dilakukan NU Kota Pekalongan.

“Jika hal ini dilakukan secara terus menerus, maka persoalan abrasi dapat diatasi dan garis pantai yg tergerus air laut dapat diselamatkan,” pungkasnya.  

Diketahui, hutan bakau atau disebut juga hutan mangrove ialah hutan yg tumbuh di air payau dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yg terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yg dibawanya dari hulu.  

Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik sebab adanya pelumpuran yg mengakibatkan kurangnya abrasi tanah, salinitas tanahnya yg tinggi, serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut.    Hanya sedikit jenis tumbuhan yg bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau sebab telah melewati proses adaptasi dan evolusi.

Baca Juga:  NU Keluarkan Surat Edaran Shalat Tarwih dan Ied di Rumah





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.