KH Cholil Nafis Keluhkan Biaya Rapid Test Santri yg Dinilainya Mahal

– Terkait penanganan pandemi covid-19, pemerintah telah menganggarkan dana hingga ratusan triliun rupiah. Namun, masih banyak warga yg harus membayar rapid test covid-19.

Dilansir dari Terkini.id, Senin, 22 Juni 2020, anggaran buat penanggulangan virus corona awalnya sebesar Rp405,1 triliun. Kemudian, angkanya dinaikkan pemerintah menjadi Rp641,1 triliun.

Tidak lama kemudian, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengumumkan anggaran Covid-19 naik lagi sebesar Rp677,2 triliun lalu membengkak menjadi Rp695,2 triliun.

Dari total alokasi Covid-19, Rp87,55 triliun disebutkan tersalur buat anggaran kesehatan.

Akan tetapi, alokasi anggaran yg besar itu banyak dikeluhkan masyarakat, lantaran ‘tidak terasa.’

Musababnya, masih banyak masyarakat masih harus ditarik bayaran ketika mau melakukan rapid test.

Baca Juga:  Tanggapi Bom Bunuh Diri di Medan, JK: Aksi Pelaku Dilakukan Karena Radikalisme

Menanggapi hal tersebut, Dosen Pascasarjana Universitas Indonesia yg juga Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat KH Cholil Nafis, mengeluhkan besarnya biaya rapid test khususnya terhadap para santri yg mau pulang ke pondok pesantren (ponpes).

Keluhan Kiai Cholil tersebut diungkapkan dalam Twitter pribadinya @cholilnafis.

Dalam cuitannya, Kiai Cholil mempersoalkan alokasi anggaran negara yg terus naik buat penanganan Covid-19. Namun, hanya buat rapid test para santri saja, mereka tetap harus membayar Rp400.000 di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta.

“Kemana ya uang 405 T yg skrng naik 667 T. Ini anak2 santri mau balik ke pesantren harus rapid tes masih bayar. Lah anak saya minggu lalu mau ke malang utk lulusan sekolahnya di Airport Halim harus rapid tes Bayar 400 rb. Bener nihh serius nanya kemana uang kita sebanyak itu ya?,” demikian cuitan Kiai Cholil.

Baca Juga:  KH. Said Aqil Tegaskan Banjir yg Menimpa Wilayah Jabodetabek Bukan Azab Tapi Musibah

Cuitan Kiai Cholil pun ditanggapi beragam. Salah satunya Faridism melalui akun @faridism yg juga mengeluhkan hal yg sama. Dia mengaku, anaknya juga diminta mengikuti rapid test dgn biaya Rp250.000.

“Kami kirim anak kami ke ponorogo. Rapid test bayar 250rb yai,” ungkap Faridism.





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.