Di dalam kitab fiqih ada keterangan yg menyatakan bahwa seorang perempuan memiliki hak yg sama dalam hal penyembelihan. Seorang perempuan dibenarkan memotong ataupun menyembelih ayam, begitu pula diperbolehkannya menyembelih kambing ataupun kerbau, bila mampu. Namun hak itu diutamakan kepada lelaki terlebih dahulu. <>Karena masalah penyembelihan biasanya membutuhkan tenaga ekstra. Dalam kitab I’anatut Thalibin diterangkan:
 والØاصل أولى الناس Ø¨Ø§Ù„Ø°Ø¨Ø Ø§Ù„Ø±Ø¬Ù„ العاقل المسلم ثم المرأة العاقلة المسلمة ثم الصابي المسلم المميز ثم الكتابي ثم الكتابية …
 Yang lebih utama buat memotong ialah muslim yg berakal, kemudian muslimah yg berakal, kemudian anak-anak muslim yg telah mumayyiz dan baligh, kemudian kafir kitabi (laki-laki), kafirah kitabiyah(perempuan)….
 Demikianlah pada dasarnya tak ada pelarangan tentang penyembelihan. Akan tetapi ada jenjangnya. Selama ada lelaki muslim maka hendaknya dialah yg menyembelih bukan muslimah. Walaupun tak ada larangan buat muslimah. Maka ketika seorang muslimah melakukan penyembelihan sementara ada di sana seorang muslim. Itu namanya khilaful aula menyalahi keutamaa. (Ulil H)Â