sepuluh Adab Pelajar terhadap Diri Sendiri Menurut KH Hasyim Asy’ari

Di dalam kitab Adab al-‘Alim wa al-Muta’allim, Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari menguraikan beberapa etika yg seyogianya dilakukan seorang pelajar terhadap dirinya sendiri. Ada 10 etika yg hendaknya dimiliki oleh penuntut ilmu sebagai berikut.

 

1. Membersihkan hati dari penyakit dan kotoran

 

Salah satu tanda-tanda pelajar yg sukses ialah pribadi yg bersih hatinya. Hendaknya ia membersihkan hatinya dari segala penyakit dan kotoran hati yg dapat mencegah masuknya ilmu seperti dendam, iri, dengki, keyakinan yg menyimpang, dan berbagai hal tercela lainnya. Hal ini perlu dilakukan supaya ia dapat menerima, menghafal, dan menjaga ilmu yg telah diajarkan kepadanya dan supaya ia dapat lebih mendalami permasalahan-permasalahan yg berkembang dari ilmu yg telah ia dapatkan. Apa yg KH Hasyim Asy’ari sampaikan selaras dgn dawuh dari Syekh Waki’ guru Imam Syafi’i ketika beliau memberikan nasehat kepada Imam Syafi’i yg mengadu tentang melemahnya kekuatan hafalan beliau. Imam al-Syafi’i berkata:

 

شكوت إلى وكيع سوء حفظي      *     فأرشدني إلى ترك المعاصي

و أخبرني    بأن   العلم    نور     *     ونور الله لا يهدي لعاصي                             

“Saya mengadu buruknya hafalan saya kepada guruku Syekh Waki’, lantas beliau menunjukanku buat meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan. Beliau mengkabarkan kepadaku bahwa ilmu ialah cahaya, dan cahaya Allah Swt tak mau ditunjukan buat orang yg bermaksiat” (al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith, al-Manhaj al-Sawiy, Dar al-Ulum wa al-Dakwah, hal. 213). 

 

2. Mempunyai niat baik

 

Seorang pelajar dalam proses belajar hendaknya mempunyai niat yg baik sebagai motivasi yg selalu dihadirkan dalam benaknya. Beliau Hadratus Syekh KH Hasyim Asy’ari memberikan beberapa kriteria niat yg hendaknya ditancapkan dalam hati seorang pelajar, yaitu meraih ridha Allah Swt, mengamalkan ilmu dalam kehidupan, menghidupkan dan melestarikan syari’at, menerangi dan menghiasi hati, dan mendekatkan diri kepada Allah Swt. Sedangkan mengenai niat yg dilarang ialah tujuan-tujuan duniawi seperti ambisi kekuasaan, jabatan, harta benda, menyombongkan diri, gila hormat dan lain sebagainya.”

 

Apa yg disampaikan oleh KH Hasyim Asy’ari  selaras dgn keterangan yg dipaparkan oleh al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith yg menyatakan pentingnya niat yg baik dalam menuntut ilmu, sebab niat merupakan pokok semua perbuatan. Beliau berkata:

 

واعلم أنه لا بد لطالب العلم من حسن النية في تعلم العلم إذ النية هي الأصل في جميع الأفعال لقوله صلّى الله عليه والسلام إنما الأعمال بالنية

 

“Ketahuilah bahwa seorang pelajar wajib mempunyai niat yg baik dalam menuntut ilmu, sebab niat ialah pokok atau dasar dari segala perbuatan. Sebab adanya sabda Nabi Muhammad Saw, Sesungguhnya semua amal tergantung pada niatnya” (Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith, al-Manhaj al-Sawi, Dar al-Ulum wa al-Da’wah, hal. 213).

 

3. Segera belajar dan tak menunda-nunda

 

Seorang pelajar tak boleh menunda masa belajar, mau tetapi ia harus memanfaatkan masa muda dan segala waktunya buat menuntut ilmu, jangan sampai ia terlena oleh nafsunya yg selalu mau menangguhkan masa belajar. Hal ini tak lain sebab waktu yg terus berjalan tak mungkin digantikan oleh apapun, sehingga andai ia tak memanfaatkannya maka waktunya mau terlewat sia-sia tanpa faidah.

 

Beliau KH Hasyim Asy’ari juga menyatakan seorang pelajar harus melepaskan dirinya dari segala kesibukan yg dapat menghambat fokus, kegigihan, pengorbanan, dan kesemangatannya dalam menuntut ilmu. Sebab kesibukan yg tak segera dilepaskan mau menghambat pelajar dari ilmu.

 

4. Menerima apa yg telah menjadi bagiannya (qana’ah)

 

Seorang pelajar hendaknya menerima dgn rela apa yg telah disediakan baginya berupa makanan maupun sandang pakaian. KH Hasyim Asy’ari menekankan para pelajar supaya memilih kesederhanaan dan menghindari segala kemewahan dan kegelamoran hidup selama menempuh jalan ilmu. Dengan bersabar atas kehidupan yg sederhana, pelajar dapat memperoleh luasnya ilmu, dapat menyatukan sendi-sendi cita-cita hati yg terurai serta memancarkan sumber-sumber pengetahuan.

 

Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari mengutip dawuh Imam Syafi’i mengenai keprihatinan yg menjadi kunci utama keberhasilan seorang pelajar. Imam al-Syafi’i berkata:

 

لا يفلح من طلب العلم بعزة النفس وسعة المعيشة ولكن من طلبه بذلة النفس وضيق العيش وخدمة العلماء أفلح

 

“Tidak bahagia orang yg mencari ilmu dgn kemuliaan diri dan kemewahan hidup. Tetapi orang yg mencarinya dgn kerendahan diri, kesempitan hidup dan berkhidmah kepada ulama maka mau bahagia.”

 

5. Membagi dan memanfaatkan waktu belajar secara efektif

 

Seorang pelajar ketika punya harapan besar menjadi orang yg sukses maka ia harus dapat memanfaatkan waktunya buat belajar, sebab waktunya yg terus berlalu merupakan sesuatu yg tak mau pernah ternilai harganya. KH Hasyim Asy’ari memberi manajemen yg baik terkait waktu belajar.

 

Menurut KH Hasyim Asy’ari, waktu yg paling baik buat menghafal pelajaran ialah waktu sahur, membahas materi pelajaran ialah pagi hari, menulis pelajaran ialah siang hari, dan muthola’ah atau mengkaji ulang pelajaran ialah malam hari.

 

Selain merekomendasikan waktu belajar yg baik, beliau juga memaparkan bagaimana kriteria tempat yg ideal buat menghafalkan pelajaran. Menurut KH Hasyim Asy’ari, tempat terbaik buat menghafal ialah di kamar-kamar dan setiap tempat yg jauh dari kebisingan. Tidak baik menghafal di depan pepohonan, hijau-hijauan, sungai-sungai dan suara-suara gemuruh yg mengganggu konsentrasi.

 

6. Mengurangi makan dan minum

 

Hendaknya pelajar menyedikitkan makan dan minum, sebab kekenygan dapat mencegah dari ibadah dan membuat badan terasa berat. Di antara manfaat minimnya makan ialah terjaganya kesehatan jasmani dan menolak berbagai macam penyakit. Karena sesungguhnya penyebab muculnya penyakit-penyakit ialah banyaknya makan dan minum.

 

KH Hasyim Asyari mendasari pendapatnya dgn mengutip sebuah syair:

 

فإن الداء أكثر ما تراه * يكون من الطعام أو الشراب

 

“Sungguh mayoritas penyakit yg kamu lihat berasal dari konsumsi makanan dan minuman.”

 

Selain manfaat yg muncul secara lahir terhadap tubuh, sedikit makan dan minum juga memberikan manfaat terhadap batin atau hati seorang pelajar, yaitu menyehatkan hati dari sifat serakah dan keangkuhan.

 

KH Hasyim Asyari menegaskan bahwa tak ada dalam catatan sejarah yg menyatakan bahwa Wali Allah Swt, para Imam dan para Ulama pilihan yg banyak makan, tak ada salah seorangpun dari mereka dipuji sebab banyaknya makan. Nafsu makan yg berlebih hanya terpuji bagi binatang-binatang yg tak berakal dan disiapkan buat bekerja.

 

Apa yg telah beliau sampaikan mengenai anjuran mengurangi konsumsi makanan dan minuman dalam proses belajar selaras dgn apa yg disampaikan beliau Syekh Sahal bin Abdillah al-Tastary, beliau berkata :

 

Ùˆ قال سهل بن عبد الله التستري رحمه الله : “جعل الله في الشبع الجهل والمعصية وفي الجوع العلم والحكمة”            

 

Syekh Sahl bin Abdillah al-Tastary berkata : “Allah Swt menjadikan kebodohan dan kemaksiatan dalam perut yg kenyg dan Allah Swt menjadikan ilmu dan hikmah dalam perut yg lapar.” 

(Al-Habib Zain bin Ibrahim bin Smith, al-Manhaji al-Sawiy, Dar al-‘Ulum wa ad-Da’wah, hal. 217)

 

7. Bersifat wira’i (menjaga diri dari haram dan syubhat) dan berhati-hati dalam segala hal

 

Hendaknya pelajar berpegang teguh dgn sifat wira’i dan berhati-hati dalam seluruh urusannya, hendaknya berhati-hati dalam mengambil perkara halal dalam makanan, minuman, pakaian, tempat dan seluruh kebutuhan hidupnya. Hal tersebut dilakukan supaya hati pelajar tercerahkan dan mudah menerima ilmu. Salah satu bentuk kehatia-hatian ialah mengambil dispensasi syariat (rukhshah) hanya saat ada kebutuhan, sesungguhnya Allah suka ditunaikan segala rukhshahNya sebagaimana aturan-aturan baku-Nya.

 

8. Menghindari makanan penyebab kebodohan dan lemahnya daya tangkap 

 

Makanan merupakan faktor krusial yg menentukan keberhasilan seorang pelajar, apa yg ia makan mau berpengaruh terhadap kesuksesannya. Oleh sebab itu, beliau Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari menyampaikan seorang pelajar harus mengurangi konsumsi makanan yg dapat menyebabkan kebodohan dan lemahnya daya tangkap dan tanggap panca indera.

 

Beliau menganjurkan supaya pelajar menghindari apel masam, kacang-kacangan dan cuka. Demikian pula hendaknya menghindari makanan yg menyebabkan banyaknya lendir yg dapat menumpulkan akal dan memberatkan badan, seperti konsumsi susu dan ikan secara berlebihan.

 

Pelajar seyogianya menghindari hal-hal yg dapat menyebabkan lupa, seperti mongonsumsi makanan bekas tikus, membaca tulisan di papan batu nisan, menyelinap di antara dua unta yg berjejer dan membuang kutu dalam keadaan hidup.

 

9. Mengurangi tidur

 

Banyak tidur merupakan salah satu hal yg menyebabkan kemalasan seorang pelajar. KH Hasyim Asyari menekankan kepada para pelajar supaya menyedikitkan tidur selama tak membahayakan tubuh dan pikirannya.

 

Menurut Hadratussyekh, hendaknya durasi tidur pelajar tak melebih delapan jam dalam sehari semalam. Jika mampu, lebih baik lagi durasi tidur di bawah delapan jam.

 

Menurut KH Hasyim Asyari, saat lelah dan penat melanda, pelajar diperbolehkan mengisitirahatkan pikirannya dgn berbagai macam hiburan (tentu yg tak melanggar syariat) seperti berekreasi. Hal tersebut dilakukan supaya pikiran pelajar menjadi segar kembali sehingga mudah menangkap pelajaran.

 

Paparan KH Hasyim Asyari terkait mengisirahatkan pikiran saat penat selaras dgn keterangan yg dijelaskan dalam kitab al-Bariqah al-Mahmudiyyah sebagai berikut:

 

(وعن علي – رضي الله عنه – أنه قال) موقوف فإما حديث محذوف الإسناد أو أثر من آثاره من عند نفسه كرم الله وجهه «روحوا» من الترويح بمعنى النشاط «القلوب» بإزاحة الكد كل آن عن مكابدة العبادات ببعض المباحات فساعة للذكر وساعة للاستراحة «فإنها» أي القلوب «إذا أكرهت» جبرت على الأعمال «عيت» تعبت وأعرضت 

 

“Diriwayatkan dari Sayyidina Ali bahwa beliau berkata; istirahatkanlah hati kalian, sesungguhnya bila ia dipaksa beraktivitas mau capek dan berpaling. Maksudnya mengistirahatkan ialah dgn menghilangkan kepayahan menanggung ibadah-ibadah dgn cara melakukan sebagian perkara-perkara mubah, maka satu waktu buat berdzikir, waktu yg lain buat beristirahat. Riwayat dari Ali ini ada kemungkinan, dapat jadi hadits mauquf yg terbuang sanadnya atau statemen beliau.” (Syekh Abu Said al-Khadimi, al-Bariqah al-Mahmudiyyah, juz.2, hal.79).

 

 

10. Meninggalkan pergaulan negatif

 

KH Hasyim Asy’ari menegaskan bahwa hal paling penting yg seyogianya dilakukan seorang pelajar ialah menjauhi pergaulan negatif, apalagi dgn lawan jenis bukan mahram terutama orang-orang yg mayoritas waktunya hanya dialokasikan buat bermain dan minim berfikir. 

 

Hal ini tak lain sebab sifat atau karakter seseorang memiliki karakter seperti pencuri, yakni mampu mempengaruhi orang di sekitarnya dgn cepat. Pergaulan negatif mempunyai sumbangsih besar terhadap tersia-sianya umur tanpa memberikan manfaat apa pun. 

 

Beliau juga menegaskan bahwa pergaulan menyebabkan hilangnya nilai keagamaan bila sang pelajar salah memilih rekan.

 

Bila membutuhkan kawan, hendaknya pelajar memilih rekan yg saleh, baik agamanya, bertakwa, wira’i, bersih, banyak kebaikannya, minim keburukannya, terjaga harga dirinya, sedikit berdebat. Bila pelajar lupa, ia dapat mengingatkan, dan di saat ingat, ia dapat membantu.

 

 

Ustadz M. Mubasysyarum Bih, Dewan Pembina Pondok Pesantren Raudlatul Quran, Geyongan, Arjawinangun, Cirebon, Jawa Barat.

 





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.