Tafsir Mimpi Kematian (2): Saat Bermimpi Orang Lain Meninggal

Setelah membahas tentang arti mimpi yg menampilkan kematian diri sendiri pada tulisan sebelumnya, berikut ini kita bahas mimpi yg menampilkan kematian orang lain, baik keluarga sendiri ataupun bukan.

Dalam ilmu tafsir mimpi, bermimpi tentang salah satu anggota keluarga meninggal, masing-masing memiliki arti tersendiri. Jika yg meninggal dalam mimpi tersebut ialah anak lelakinya maka itu menunjukkan dia (orang yg mimpi) mau selamat dari musuhnya; bila anak perempuannya maka itu menunjukkan dia mau putus asa dalam menggapai kelapangan hidup. (Ibnu Sirin, Tafsir al-Ahlam, hal. 45-46).

Sedangkan bila yg meninggal dalam mimpi itu ialah istrinya maka mimpi tersebut berarti bahwa dia mau diberi kecukupan rezeki dgn tanamannya. Jika ia saat itu tak menanam apa pun, maka rezekinya mau hasil dgn jalan bercocok tanam. Hal ini mengingat istri dalam Al-Qur’an diibaratkan layaknya tanaman, sehingga bermimpi tentang istri sangat erat kaitannya dgn tanaman. Sebagaimana diungkapkan dalam Al-Qur’an:

نِسَآؤُكُمْ حَرْثٌ لَّكُمْ فَأْتُواْ حَرْثَكُمْ أنى شِئْتُمْ

“Istri-istrimu ialah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki” (QS Al-Baqarah: 223).

Jika seseorang bermimpi bertemu saudara lelakinya yg telah meninggal dalam keadaan hidup, maka mimpi tersebut menunjukkan bahwa dia (orang yg mimpi) mau diberi kekuatan dalam menghadapi suatu hal, setelah sebelumnya merasa lemah dalam menghadapi hal tersebut. Jika yg tampak dalam mimpinya ialah saudara perempuannya yg telah meninggal datang padanya dalam keadaan hidup, maka mimpi tersebut memiliki arti mau segera datang padanya orang yg sedang pergi dgn membawa kebahagiaan padanya. Jika dalam mimpinya ia melihat paman atau bibinya yg telah meninggal hadir padanya dalam keadaan hidup maka itu menunjukkan bahwa mau kembali padanya harta atau sesuatu yg dulu pernah hilang.(Ibnu Sirin, Tafsir al-Ahlam, hal. 42).

 

Baca juga: Beberapa Arti Mimpi Digigit Ular menurut para Ulama

Jika seseorang bermimpi mendengar kabar kematian seseorang yg sedang pergi jauh, maka itu menunjukkan arti bahwa ia mau mendengar kabar tentang rusaknya ajaran agama orang tersebut, namun dalam hal duniawi, orang yg jauh darinya itu berada dalam kondisi yg baik. 

Sedangkan bila seseorang bermimpi di sekitarnya terdapat banyak orang mati, namun hanya dirinya yg hidup, maka itu menunjukkan arti bahwa orang-orang yg berada di sekitarnya ialah orang yg munafik atau orang yg rusak ajaran agamanya. Sedangkan bila ia bermimpi dapat menghidupkan orang yg mati, maka mimpi tersebut memiliki arti bahwa dia mau mengislamkan orang non-Muslim atau dia mampu membuat orang fasik tobat.

Jika dalam mimpi seseorang yg tampak ialah meninggalnya perempuan yg sedang hamil, sedangkan orang di sekitarnya menangisi kematian perempuan tersebut dgn tanpa adanya teriakan atau lengkingan pada suara tangisan mereka, maka itu menunjukkan bahwa perempuan tersebut mau melahirkan anak yg mau membahagiakan ibunya.

Jika seseorang bermimpi pemimpinnya meninggal, maka itu menunjukkan arti bahwa wilayah kekuasaan pemimpin tersebut sedang terpuruk, sama halnya bila seseorang bermimpi wilayah yg ia tempati sedang dalam keadaan terpuruk, maka mimpi tersebut memiliki arti pemimpin wilayah tersebut mau meninggal.

Namun terkadang bermimpi matinya pemimpin menunjukkan mau wafatnya ulama di daerah tersebut. Seperti yg dikisahkan oleh Hamad bin Usamah bahwa ia bertemu Yazid bin Ibrahim at-Tustari, saat itu ia menceritakan padanya bahwa kemarin ia bermimpi ada orang yg mengabarkan wafatnya Amirul Mu’minin. Lalu pada malam hari itu juga ulama kenamaan di masa itu, Sufyan ats-Tsauri meninggal dunia.

Maka dari itu, akurasi kebenaran berbagai macam tafsir mimpi sepenuhnya bersifat dhanni (praduga) sama halnya seperti ilmu fiqih yg juga bersifat dhanni. Tidak heran bila dari satu jenis mimpi yg sama, terkadang para ulama mengartikan dgn arti yg berbeda-beda. Namun menyandarkan mimpi kita pada ketentuan penafsiran mimpi para ahli yg otoritatif jelas lebih utama ketimbang menafsirkan mimpi sesuai kehendak kita sendiri tanpa dasar dan kaidah tentang tafsir mimpi yg berlaku. Wallahu a’lam.

 

Ustadz M. Ali Zainal Abidin, anggota Komisi Fatwa MUI Jawa Timur dan pengajar di Pondok Pesantren Annuriyyah, Kaliwining, Rambipuji, Jember


Artikel tentang tafsir mimpi dapat dibaca dalam Penjelasan dan Ragam Tafsir Mimpi dalam Islam





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.