Hikmah Berhijab dalam Islam

Allah SWT di dalam Surat Al-Ahzâb pada dasarnya memerintahkan secara tak langsung kepada kaum Muslimin supaya menjaga keluarganya dgn perintah memelihara diri dgn pakaian tertutup. Di sini, mari kita bahas terlebih dahulu mengenai hikmah pakaian tertutup.

Adapun Surat Al-Ahzâb ayat 59 yg berbunyi:

يَاأَيُّهَاالنَّبِيُّ قُلْ لِّأَزْوَجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَبِيْبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُرًا رَحِيْمًا

Artinya, “Wahai Nabi, katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka! Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah dikenali (menjadi identitas), dan sebabnya mereka tak diganggu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayg,” (Surat Al-Ahzâb ayat 59).

Ada banyak hikmah yg dapat diambil dari  memakai busana tertutup dan sopan, antara lain:

Pertama, dgn berpakaian tertutup, kehormatan perempuan mau lebih terjaga.

Kedua, busana yg tertutup dan sopan, dapat menurunkan intensitas gangguan dan keusilan laki-laki yg bukan mahram.

Kaum hawa tak boleh percaya begitu saja mau niat dan maksud baik laki-laki. Meskipun pada dasarnya secara fitrah, kaum laki-laki tahu bahwa usil dan mengganggu perempuan yg beriman ialah perbuatan dosa.

Cara proteksi diri yg pertama dan musti dilakukan oleh kaum hawa salah satunya ialah dgn jalan mengenakan busana yg tak mengundang syahwat/nafsu birahi kelaki-lakian.

Beberapa kasus terjadi pada perempuan berhijab telah menerima kasus pelecehan seksual (sexual abusement) dan kekerasan seksual (sexual harashment). Itu ialah fakta bahwa apabila dgn perempuan berhijab saja, kaum laki-laki masih berani buat mengganggu, apalagi dgn kaum perempuan yg memilih busana terbuka dan mengundang libido seks kaum laki-laki.

Sebenarnya buat kasus penyebaran seruan berpakaian terbuka ini, televisi dan iklan produk yg menampilkan eksploitasi kaum hawa turut menanggung dosanya.

Kita ambil contoh lain pengalaman korelasi positif antara menggunakan pakaian tertutup dan sopan dgn keamanan seorang perempuan.

Beberapa waktu ini muncul pemberitaan bahwa telah terjadi beberapa kasus pelecehan seksual yg dialami beberapa perempuan TKI (Tenaga Kerja Indonesia) kita yg bekerja di negara asing, seperti Hongkong, Arab Saudi, Korea dan Cina.

Para pekerja kita yg menggunakan baju kurang memenuhi syarat dalam menutup aurat, meski pada dasarnya mereka telah berbuat sopan, ternyata kesopanan itu tak mampu menutup kemungkinan terjadinya pelecehan seksual.

Sebagaimana kita ketahui, bahwa adat ketimuran ialah senantiasa ramah dalam bertutur kata dgn seseorang, dan senantiasa menunjukkan senyum ramah ke semua pihak. Namun, senyum ramah TKI ke mabilan ini, di negara lain dapat disalahartikan oleh mabilannya, sebagai yg telah menggoda.

Baru-baru ini, seorang perempuan TKI di Arab Saudi di hukum mati di negara setempat, dgn kabar bahwa ia membunuh mabilannya sebab mabilan tersebut hendak memperkosanya.

Kita tak yakin sekali bahwa perempuan para TKI kita berani menggoda para mabilannya dalam hal ini, meski juga ada kemungkinan hal itu terjadi. Uniknya, kasus ini tak hanya sekali dua kali terjadi, melainkan telah berkali-kali dgn alibi yg sama.

Yang menarik buat dicermati dan menjadi sorotan ialah mengapa alasannya selalu sama yaitu hendak diperkosa oleh mabilannya? Jadi, salah satu kuncinya ialah kemungkinan beda budaya itu yg menyebabkan salah arti dan salah tanggap. 

Bagaimana dgn TKI kita di Hongkong, Jepang, Korea, Malaysia dan sejumlah wilayah negara lain?

Kaum perempuan kita di negara-negara tersebut, terkadang ada yg tak memiliki ruang tidur pribadi yg disiapkan oleh sang mabilan. Mereka umumnya tidur di lorong-lorong tertentu, atau ruangan dekat dapur.

Jika mereka tak memakai baju tertutup, apa yg mau terjadi selanjutnya apabila mabilan laki-lakinya tahu mau sisi feminin dan seksi dari tenaga kerja kita ini? Kita dapat baygkan.

Jika para tenaga kerja kita yg memakai baju tertutup di negara-negara tersebut sering kita dengar mendapatkan pelecehan, bagaimana dgn mereka yg tak berbaju tertutup? Padahal, adat budaya di negara itu, kaum hawanya tak berbaju tertutup.

Inilah penting dan hikmah kita kaum hawa memakai busana tertutup. Selain sebab faktor menjalankan perintah Allah SWT, sejatinya juga dapat menjaga diri kita dari gangguan mata-mata yg tak bertanggung jawab yg banyak bertebaran di luar sana.

Tahukah Anda wahai kaum hawa, bahwa perempuan dari umat Nasrani saja pada dasarnya menyukai dgn baju tertutup. Cobalah lihat para biarawati mereka! Anda juga dapat melihatnya dari kaum Budhis, yg biarawatinya memakai baju tertutup.

Jika perempuan agama lain saja mengmaukan busana tertutup buat menahan pandangan lawan jenisnya, lantas mengapa kita harus berbaju terbuka dgn alasan mengikuti trend zaman yg justru membahayakan kita sendiri? Waspialah dan pertimbangkan baik-baik wahai saudariku!

Nurul Ulya–Muhammad Syamsudin

Aktivis Forum Kajian Fikih Kewanitaan dan Gender–Pondok Pesantren Hasan Jufri Putri, Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jatim.





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.