Ketika Ahli Ibadah Bangkrut di Akhirat

Suatu saat nanti di akhirat mau ada seseorang yg bergegas lari menuju pintu surga. Dengan modal kepercayaan diri, sebab banyak pahala amal ibadah yg dilakukannya selama hidup di dunia, orang ini pun yakin bila ia mau masuk dan menikmati nikmatnya surga.

Namun sesampainya ia di pintu surga, Malaikat Ridwan menghentikan langkahnya dan terjadilah percakapan di antara keduanya.

“Mau kemana kamu, kok kelihatannya terburu-buru sekali?” tanya Malaikat Ridwan sambil menghentikan langkah orang tersebut.

“Aku mau masuk surganya Allah sebagaimana janji Allah kepada manusia. Allah mau memasukkan ahli ibadah yg banyak menyembah kepada-Nya,” jawab orang tersebut sambil menyebutkan berbagai ibadahnya di dunia seperti shalat, puasa, sedekah, haji dan sejenisnya.

Sambil tersenyum, Malaikat Ridwan pun balik bertanya.

“Sebelum masuk surga, terlebih dahulu aku mau bertanya, kenapa orang-orang yg berada di belakangmu itu pada berlari-lari mengejar-ngejar dan memanggilmu?” tanya Malaikat Ridwan sambil menunjuk sekelompok orang yg berlari-lari dgn tergopoh-gopoh mengejar si ahli ibadah ini.

“Silahkan selesaikan dulu urusanmu dgn mereka,” kata Malaikat Ridwan sambil berlalu meninggalkannya.

Salah satu dari orang yg mengejar pun berkata bahwa ada hal yg perlu diselesaikan dan dipertanggungjawabkan oleh si ahli ibadah kepadanya.

“Aku minta pertanggungjawabanmu sebab semasa hidup, kamu telah menyakiti hatiku. Sampai kita meninggal dunia kamu belum minta maaf kepadaku,” jelasnya kepada si ahli ibadah.

“Ya. Aku memang pernah menyakitimu. Tapi sekarang maafkanlah. Izinkan aku masuk ke surga,” pinta si ahli ibadah.

“Tunggu dulu. Sebagai penebus kesalahanmu maka aku meminta pahala amal ibadah puasamu buatku,” pintanya kepada si ahli ibadah.

Tak berhenti sampai di sini, orang-orang yg mengejar ahli ibadah ini pun satu persatu meminta pertanggungjawaban atas kesalahan yg dibuatnya dan harus diganti dgn pahala amal ibadahnya.

Satu persatu amal ibadahnya di dunia seperti  pahala shalat berjamaah, puasa, sedekah dan sebagainya pun habis buat menebus dosa kepada manusia yg pernah ia sakiti.

Tinggal satu orang tersisa meminta pertanggungjawaban. Sebelum orang terakhir bertanya si ahli ibadah ini pun berkata.

“Maaf aku tak punya pahala amal ibadah lagi yg dapat ku berikan kepadamu atas kesalahan tingkah lakuku kepadamu. Maafkanlah aku,” pinta si ahli ibadah.

“Tidak. Aku tetap meminta pertanggungjawabanmu. Kalau kamu tak punya pahala lagi buat ku, maka kamu harus menerima semua dosa yg aku perbuat selama di dunia,” ucapnya.

Akhirnya si ahli ibadah ini pun harus menerima dosa kesalahan orang lain sekaligus menerima nasib tak masuk ke surga, tempat yg diidam-idamkannya. Sebaliknya ia harus merasakan siksa neraka sebab perbuatannya tersebut.

Dari kisah ini kita dapat mengetahui golongan orang-orang Muflis (merugi). Golongan ini ialah orang yg merasa amal ibadahnya banyak namun tak menjaga hubungan baik dgn sesama manusia.

Dari kisah ini juga kita dapat mengambil hikmah buat senantiasa menjaga hubungan baik dgn Allah dan juga dgn sesama manusia. Jangan sampai kita fokus beribadah namun tingkah laku kepada sesama manusia tak dijaga dgn baik.

Ucapan menyakitkan hati, hutang piutang, mengambil hak orang lain dgn sengaja , besar ataupun kecil harus segera diselesaikan di dunia. Jika tak diselesaikan, maka mau dipinta tanggungjawabnya di akhirat.

Bukan hanya kepada sesama Muslim. Hubungan baik juga harus tetap dijalin baik dgn pemeluk agama lain. Jangan sampai sebab merasa paling benar, kita secara terang-terangan langsung menyalahkan dan menyakiti hati mereka.

Hak adami tetap harus dipertanggungjawabkan dgn terus menjaga dan meningkatkan frekwensi ibadah kita kepada Allah. Semoga kita terhindar dari kebangkrutan pahala amal ibadah dan semoga kita termasuk insan yg mampu menjaga ritme kebaikan baik Hablun minalllah maupun Hablun minanas.

Muhammad Faizin, Redaktur NU Online. Disarikan dari mauidzah hasanah KH Yusuf Chudlori pada Pengajian Seninan bersama masyarakat Tegalrejo dan sekitarnya di Masjid Al Mujahidin Kauman Tegalrejo Magelang, Senin (25/3/2019).





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.