Ketika Anak Bertanya tentang Jihad

Anak-anak yg baik, jihad itu sebuah kewajiban yg harus dilakukan dalam agama Islam. Jihad ialah sebuah kesungguhan yg dibuktikan dgn pengorbanan buat mencapai ridha Allah. Jihad merupakan upaya meletihkan dan kerja keras buat mencapai tujuan yg dikehendaki Allah.

Surat Al-Hajj ayat 8 memotivasi kita buat berjihad secara maksimal. Selain ayat Al-Quran, hadits Rasulullah saw juga menerangkan keutamaan jihad. Jihad ini amal yg tak ringan. Ia menempati posisi ketiga setelah shalat pada waktunya dan berbakti kepada orang tua sebagaimana riwayat Imam Bukhari berikut ini:

فيه: ابْن مَسْعُود، سَأَلْتُ الرسول، (صلى الله عليه وسلم) قُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، أَىُّ الْعَمَلِ أَفْضَلُ؟ قَالَ: (الصَّلاةُ عَلَى مِيقَاتِهَا)، قُلْتُ: ثُمَّ أَيٌّ؟ قَالَ: (ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ)، قُلْتُ: ثُمَّ أَىٌّ؟ قَالَ: (الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ)، فَسَكَتُّ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ (صلى الله عليه وسلم)، وَلَوِ اسْتَزَدْتُهُ لَزَادَنِى

Artinya, “Perihal ini ada riwayat dari Ibnu Mas’ud. ‘Aku bertanya kepada Rasulullah, ‘Wahai utusan Allah, amal apakah paling utama?’ ‘Sembahyg pada waktunya,’ jawab Rasulullah SAW. ‘Lalu apa lagi?’ tanyaku. ‘Lalu berbakti kepada orang tua,’ jawabnya. ‘Kemudian apa?’ tanyaku. ‘jihad di jalan Allah,’ jawabnya. Lalu aku diam. Andaikan kutambah pertanyaan, niscaya ia mau menjawabnya,’” (HR Bukhari).

 

Baca: Jihad itu Harus dgn Ilmu

Jihad dapat diwujudkan dalam banyak lapangan kehidupan sesuai dgn profesi kita masing-masing. Bagi tentara, jihad mereka ialah latihan dan perang. Sedangkan bagi pekerja, jihad itu diekspresikan dgn ketertiban pada peraturan kantor. Adapun bagi pelajar atau mahasiswa, mereka harus belajar sungguh-sungguh buat mencapai prestasi akademik yg baik.

Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumiddin menyebut ragam jihad di jalan Allah. Ia menyebutkan setaknya enam jenis golongan yg harus berjihad di jalan Allah sesuai dgn lapangannya masing-masing.

Enam golongan tersebut ialah abid (ahli ibadah), alim (ulama/akademisi/ilmuwan/intelektual), muta’allim (pelajar/santri/mahasiswa), wali (pejabat publik), muhtarif (pekerja ragam profesi, termasuk aparat-tentara), dan muwahhid mustaghriq bil wahidis shamad an ghayrihi (orang yg tenggelam dalam keesaan Allah sampai tak ingat selain-Nya).

 

Baca: Jihad itu Menghidupkan: Teladan Rasulullah

Mereka yg berjihad di lapangan profesi masing-masing ialah orang yg menempuh jalan akhirat. Meski aktivitas mereka beragam, mereka semua berjuang di jalan Allah sebagaimana kandungan Surat Al-Isra ayat 84.

Semuanya dari kita yg berbuat terbaik berjihad di jalan Allah. “Dalam hadits disebutkan, ‘Keimanan memiliki 333 jalan. Siapa saja yg menjumpai Allah dgn menempuh salah satu jalan itu, niscaya ia masuk surga,’” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 441).

 

Baca: Meluruskan Makna Jihad

“Jadi jihad tak harus selalu perang. Perang hanya satu bagian dari jihad. Kalian, anak-anak, harus berjihad dgn belajar sungguh-sungguh supaya dapat menangkap pelajaran di sekolah sebab tugas utama kalian ialah belajar. Di sekolah belajar sungguh-sungguh buat mewujudkan cita-cita kalian. Di rumah taat pada kedua orang tua, hormat kepada kakak, sayg kepada adik-adik, ramah terhadap sahabat dan tetangga.” (Alhafiz Kurniawan).

 

Baca: Kiai Said Jelaskan Empat Macam Jihad

 

*Konten ini hasil kerja sama NU Online dan Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI

 

 

Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.