Sebagai umumnya orang, kita sering terpesona dalam pandangan pertama pada kecantikan atau kegantengan lawan jenis yg kebetulan kita jumpai, kita lihat dan kita pandang. Bahkan gambar dan video seksi di smartphone dalam berbagai platform yg sering kita buka pun sangat menarik buat ditelisik. Terkadang kita ingat buat segera mengalihkan pandangan, dan terkadang pula kita menuruti kemauan diri buat melihatnya lebih jauh. Begitulah kecenderungan manusiawi sejak dahulu hingga sekarang.
Kisah Dua Sahabat Terpesona pada Pandangan Pertama
Dahulu, ada dua manusia berparas cantik dan ganteng tak sengaja saling beradu pandang dan saling terpesona pada pandangan pertama. Ketika itu, usai mengikuti haji Wada’ bersama Rasulullah saw kaum muslimin berkumpul mau meminta fatwa kepada beliau. Rasulullah saw sendiri ketika itu memboncengkan al-Fadhlu bin Abbas ra, anak pertama pamannya Abbas ra yg terkenal berparas ganteng, di atas onta bagian belakang.
Ketika Rasulullah saw berhenti buat memberi kesempatan orang-orang meminta fatwa kepadanya, seketika itu pula al-Fadhlu beradu pandang dgn perempuan cantik kabilah Khats’am dari negeri Yaman. Keduanya saling terpesona melihat kecantikan dan kegantengan orang yg dipandangnya
Rasulullah saw pun menoleh, dan ketika melihat peristiwa itu beliau segera menjulurkan tangannya memegang janggut al-Fadhlu, lalu menyerongkannya ke arah lain supaya tak terus-menerus memandang perempuan cantik itu. Kisah ini dapat disimak dalam beberapa riwayat hadits, semisal riwayat al-Bukhari, Muslim, Ibnu Hibban dan selainnya.
Memang demikian, setiap orang secara alami senang melihat wajah cantik dan ganteng, senang melihat keindahan. Begitu pula al-Fadhlu dan perempuan cantik dari Yaman itu secara alami terpesona melihat keindahan wajah orang yg tak sengaja saling pandang dgnnya.
Hikmah Tindakan Rasulullah saw Saat Dua Sahabat Saling Terpesona
Adapun tindakan Rasulullah saw yg langsung memalingkan wajah al-Fadlhu supaya tak terus-menerus memandang perempuan cantik itu bermaksud supaya ia tak mengikuti kecenderungan manusiawinya hingga menuruti hawa nafsu, sekaligus supaya al-Fadhlu kembali mematuhi tuntunan akhlak yg diajarkan agama Islam. (Muhammad bin Abdul Baqi bin Yusuf az-Zarqani, Syarhul Zarqâni ‘alâ Muwattha’-il Imâmi Malik, [Dârul Kutubil ‘Ilmiyyah: 1411 H], juz II, halaman 389).
Para Sahabat yg Diperingatkan supaya Tidak Menuruti Pandangan Pertama
Tidak sekali ini saja Rasulullah saw memperingatkan para sahabat, seperti sahabat Jarir, Ali dan Jabir bin Abdillah ra, supaya tak mengikuti kecenderungan alami memandang wajah cantik yg tak halal bagi mereka, sebagaimana dalam beberapa riwayat berikut.
عَنْ جَرِيرِ بْنِ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى. رواه مسلم
Artinya, “Diriwayatkan dari Jarir bin Abdillah ra ia berkata: ‘Aku bertanya kepada Rasulullah saw tentang pandangan yg terjadi secara tiba-tiba di luar kesengajaan, lalu beliau memerintahkan kepadaku supaya memalingkan pandanganku’.” (HR Muslim)
عَنِ ابْنِ بُرَيْدَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم لِعَلِىٍّ: يَا عَلِىُّ لاَ تُتْبِعِ النَّظْرَةَ النَّظْرَةَ، فَإِنَّ لَكَ الْأُولَى وَلَيْسَتْ لَكَ الآخِرَةُ. هذا حديث صحيح على شرط مسلم و لم يخرجاه
Artinya, “Diriwayatkan dari Ibnu Buraidah, dari Ayahnya, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda kepada: ‘Wahai Ali, jangan ikuti suatu pandangan dgn pandangan lain, sebab sungguh bagimu pandangan pertama dan tak diperbuatkan kepadamu pandangan selainnya’.” (HR al-Hakim dan ia berkata: “Ini hadits shahih sesuai syarat Imam Muslim, namun ia bersama Imam al-Bukhari tidak mentakhrijnya.”).
عَنْ جَابِرٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا أَعْجَبَتْ أَحَدَكُمْ الْمَرْأَةُ فَلْيَعْمِدْ إِلَى امْرَأَتِهِ فَلْيُوَاقِعْهَا فَإِنَّ ذَلِكَ يَرُدُّ مِنْ نَفْسِهِ. رواه أحمد
Artinya, “Diriwayatkan dari Jabir ra, sungguh Rasulullah saw bersabda: ‘Ketika ada perempuan membuat terpesona salah seorang dari kalian, hendaklah ia segera mendatangi istrinya, lalu segera menyetubuhinya, sebab hal itu dapat menolak gejolak nafsunya’.” (HR Ahmad).
Kontekstualisasi Akhlak ketika Terpesona Gambar dan Video Seksi
Tuntunan akhlak yg Rasulullah saw ajarkan kepada umatnya supaya tak menuruti pandangan terhadap lawan jenis yg menarik secara seksual semestinya dapat dikontekstualisasikan dalam era digital seperti sekarang. Tidak hanya ketika melihatnya secara nyata saja, namun juga ketika melihat gambar dan video seksi di smartphone dalam berbagai platform yg kita buka.
Bila tak segera dialihkan, tentu dorongan buat menuruti pandangan nafsu mau semakin menjadi-jadi. Bukankah hal ini yg manusia modern alami sehari-hari, tanpa pandang bulu. Laki-laki maupun perempuan, tua apalagi muda. Wallâhu a’lam.
Ahmad Muntaha AM, Founder Aswaja Muda dan Redaktur Keislaman NU Online