Khawatirkanlah Dominasi Hawa Nafsumu

Syekh Ibnu Athaillah As-Sakandari dalam kalam hikmahnya mengatakan:

لا يخاف عليك أن تلتبس الطرق عليك وانما يخاف عليك من غلبة الهوى عليك

“Jangan Engkau khawatirkan ketakjelasan jalan menuju Allah, mau tetapi yg perlu Engkau khawatirkan ialah dominasi hawa nafsu yg menggerogoti jiwamu.”

Jalan buat menuju kepada Allah telah terang dan jelas, sebab Allah SWT telah menerangkan itu semua baik melalui diturunkan kitab, diutuskan Rasul serta ditampakkan dalil-dalil.

 

Maka sebab itu tak ada yg perlu dirisaukan tentang ketakjelasan tanda itu, namun yg perlu dirisaukan ialah dominasi hawa nafsu yg menggerogoti jiwa sehingga seseorang terhijab dari kedekatannya dgn Allah SWT.

Setiap manusia tak pernah lepas dari 4 kondisi dan semua itu telah dituntun jalan melalui para Rasul-nya bagaimana kita mendekatkan diri dgn Allah dalam setiap kondisi tersebut. Keempat kondisi tersebut ialah adakalanya dalam ketaatan atau maksiat, dan adakalanya dalam nikmat atau tertimpa bala.

Dalam kondisi taat dan ibadah, seorang manusia sejatinya menyadari bahwa itu semua merupakan anugerah Allah. Kita harus meyakini bahwa tak ada daya dan upaya tanpa seizin Allah. Tidak selayaknya seseorang berbangga dgn ketaatannya hingga ia lupa bahwa itu semua merupakan anugerah Allah SWT.

Dalam kondisi maksiat, jalan yg harus ditempuh oleh seorang hamba ialah beristighfar dan taubat buat kembali kepada Allah.

 

Tidak selayaknya kondisi maksiat membuat seseorang putus asa sebab rahmat Allah sangatlah luas, namun tak juga berarti ia boleh terus-terusan dalam maksiat atau menunda-nunda taubat dgn berpangku kepada rahmat Allah sebab kematian dapat saja datang tiba-tiba.

 

Putus asa dari rahmat Allah dan menunda-nunda taubat menunjukkan seseorang telah dikuasai oleh hawa nafsunya. Dari sisi yg lain seorang hamba Allah adakalanya dalam nikmat dan adakalanya ditimpakan bala. Dalam kondisi nikmat yg dituntut ialah bersyukur sedangkan saat tertimpa bala yg dituntut ialah bersabar.

Semua tuntunan buat mendekatkan diri kepada Allah dalam berbagai kondisi telah terang dan jelas, tinggal lagi apakah kita menempuh jalan itu atau tak. Maka yg perlu dikhawatirkan sebenarnya ialah pengaruh hawa nafsu yg membuat kita terhijab dan lalai dari menempuh jalan tersebut.

Syaikh Ahmad bin Hadhrawaih Al-Balkhi berkata: “Jalan telah jelas, Kebenaran telah nampak, Sang Penyeru (Nabi) telah menyampaikan, maka tak ada yg merasa heran setelah hal tersebut ada kecuali orang-orang yg dibutakan mata hatinya.”

T. Rajudin, Santri Mudi Mesra Samalanga Aceh.





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.