Khutbah Idul Fitri: Tiga Manifestasi Syukur Sambut Hari Kemenangan

Khutbah I

اَللهُ أكبر ×9 لا الهَ الا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد،
الله أكبر، هذَا الْيَوْمُ يَوْمُ الْعِيْدِ، جَعَلَ اللهُ الْعَوْدَ وَالصُّعُوْدَ إِلَى مَرْضَاتِ اللهِ الْمَحْبُوْبِ. اللهُ أكبر، اَلَّذِىْ قَدْ أَوْجَبَ فِيْهِ لِعِبَادِهِ الْمُؤْمِنِيْنَ زَكَاةَ الْفِطْرِ تَزْكِيَّةً لِلنَّفْسِ وَتَنْمِيَةً لِعَمَلِهَا الْمَرْغُوْبِ. اَللهُ أكبر. الَّذِىْ جَعَلَ يَوْمَ عِيْدِ الْفِطْرِ ضِيَافَةً لِعِبَادِهِ وَسُرُوْرًا لَهُمْ بِجِهَادِ أَنْفُسِهِمْ وَقْتَ الصِّيَامِ الْمَغْلُوْبِ. أَحَلَّ اللهُ الطَّعَامَ وَحَرَّمَ الصِّيَامَ الْمَسْلُوْبَ.
اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِىْ جَعَلَ قُلُوْبَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بَهْجَةً وَسُرُوْرًا بِاتِّبَاعِ النَّبِيِّ الْمُرْسَلِ تَبْشِيْرًا وَتَنْذِيْرًا. وَدَاعِيًا إِلَى اللهِ سِرَاجًا وَقَمَرًا مُنِيْرًا. أَشْهَدُ اَنْ لاَ إلَهَ إِلَّا اللهُ الَّذِىْ جَعَلَ الْجَنَّةَ ضِيَافَةَ الْكُبْرَى وَلَهُ الْآمِرُ بِالتَّوْبَةِ الصَّادِقَةِ بَاطِنًا وَظَاهِرًا. وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْآمِرُ لِأُمَّتِهِ عَنِ التَّحَافُظِ قَبِيْحًا وَزُوْرًا.
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحَابَتِهِ الَّذِيْنَ كَانُوْا لِبَعْضِهِمْ ظَهِيْرًا. اَمَّا بَعْدُ :
اُوْصِيْنِىْ نَفْسِيْ وَاِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى وَقَدْ خَابَ مَنْ طَغَى.
اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّيْنِ حَنِيْفًا، فِطْرَةَ اللهِ الَّتِى فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا، لاَ تَبْدِيْلَ لِخَلْقِ اللهِ، ذَلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ وَلَكِنّ اَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يَعْلَمُوْنَ (الروم : 30)
اَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ حَفِظَكُمُ اللهُ

Di pagi nan cerah ini, di bawah terik sinar matahari dari ufuk timur pada hari pertama bulan syawal ini, marilah kita selalu meningkatkan taqwa kita kepada Allah ta’ala dgn berusaha menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.

Sidang Idul Fitri hafidhakumullâh,

Setelah kita membakar dosa-dosa selama Ramadhan penuh, kita berpuasa, beribadah malam, tadarus Al-Qur’an, sedekah, zakat, menyantuni yatim-piatu, shalat berjamaah, i’tikaf dan lain sebagainya, tibalah saatnya kita sekarang meraih kemenangan besar, sebuah kemenangan berperang dgn hawa nafsu dan menghajarnya selama satu bulan penuh. Tentu, capaian ini semata sebab anugerah dari Allah SWT.

Tidak semua muslimin yg mampu berpuasa lalu mereka diberi pertolongan Allah dapat menjalankan puasa. Tidak semua muslimin yg mampu zakat, lalu mereka diberi taufiq dapat menunaikan zakat, begitu pula shalat jamaah, sedekah dan lain sebagainya. Artinya, bagi siapa saja yg dapat menjalankan ibadah, itu hanya pemberian anugerah Allah SWT. Atas dasar anugerah inilah, di pagi ini kita layak bergembira menyambutnya. Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an:

قُلْ بِفَضْلِ اللهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَلِكَ فَلْيَفْرَحُوْا، هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُوْنَ

Katakan wahai Muhammad, dgn anugerah Allah dan rahmatNya, dgn itu, maka bergembiralah. Hal itu lebih baik dari pada apa saja yg telah mereka kumpulkan.

Bergembira di sini tak boleh diartikan dgn sembarangan. Luapan ekspresi kegembiraan itu harus tak bertentangan dgn norma syari’at. Kita tak boleh mengungkapkan kegembiraan dgn pesta miras, bersalaman, bersentuhan dgn lawan jenis yg bukan mahram, rekreasi di tempat maksiat, dan lain sebagainya. Namun kita harus mengisinya dgn aneka macam kegiatan positif, seperti mengumandangkan takbir, tahmid, tahlil, silaturahim, bermaaf-maafan, dan lain sebagainya.

Hadirin…

Jika kita kaji secara mendalam tentang rangkaian ayat Al-Qur’an yg mewajibkan puasa di bulan Ramadhan sebagaimana yg telah kita laksanakan, setaknya menurut Syekh Sulaiman bin Umar dalam kitab Al-Futuhat Al-Ilahiyyah menyebutkan, ada tiga poin yg dapat kita ambil pelajaran, yaitu:
 
1. وَلِتُكْمِلُوْا الْعِدَّةَ
2. وَلِتُكَبِّرًوْا اللهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ
3. وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Poin Pertama, kalimat ولتكملوا العدة

Alhamdulillah, dgn taufiq dan inayah Allah kita dapat menyelasaikannya dgn baik. Kita telah berusaha sekuat tenaga. Adapun diterima atau tak, mari kita serahkan kepada Allah ta’ala. Secara syari’at kita telah berusaha menyelesaikan misi mulia ini dgn komplet.

Poin kedua ولتكبروا الله على ما هداكم اي لِمَعَالِمِ دِيْنِكُمْ

Potongan ayat ini Allah memerintahkan kita semua senantiasa menggemakan takbir seusai puasa Ramadhan dan hal ini telah kita laksanakan semalam. Takbir di sini jangan hanya diartikan terkhusus pada orang yg mengikuti takbir keliling atau yg memakai loadspeaker di masjid-masjid, surau-surau, namun siapa saja dan di mana saja.

Perintah takbir di sini dilanjutkan dgn struktur kalimat berikutnya على ما هداكم yg mempunyai arti عَلَى مَا هَدَاكثمْ لِمَعَالِمِ دِيْنِكُمْ maksudnya sebab Allah ta’ala memberikan hidayah kepadamu terhadap tanda-tanda agamamu (Islam).

Poin Ketiga,ولعلكم تشكرون) الله على ذلك)

Merupakan sasaran akhir diwajibkannya puasa sebagai bungarampainya yaitu bersyukur ولعكم تشكرون . Menurut ulama ahli bahasa, di mana ada fiil mudlari’ didahului kata لعل maka mempunyai tujuan لِلإِيْجَاب berarti syukur kepada Allah hukumnya wajib yg dalam hal ini kita laksanakan dgn membayar zakat fitrah.

Sidang shalat Idul Fitri yg berbahagia,

Sebagai manifestasi rasa syukur kepada Allah, kita perlu mengaplikasikannya dgn tiga rukun syukur sebagai berikut:

1. Syukur bil janan, syukur dgn hati. Merasa berterima kasih atas beragam nikmat besar yg telah kita terima dari Allah ta’ala.
2. Syukur bil lisan, syukur dgn lisan, kita ungkapan kegemberiaan kita dgn mengucap hamdalah, takbir, tahmid dan perkataan-perkataan baik yg lain.
3. Syukur bil arkan, syukur dgn anggota badan, kita tunaikan shalat Idul Fitri, kita buat ibadah badaniyah yg lain, silaturahim, bersedekah dan lain sebagainya.

Jangan kita artikan, buat mengungkapkan rasa syukur di hari raya harus dgn bentuk menyabilan makanan yg serbalezat, pakaian dan kendaraan yg mewah.

Ada sebuah kisah. Di hari raya seperti ini, dahulu kala, ada masyarakat yg datang sowan ke kediaman amirul mukminin semasa kekhalifahan umawiyah, mereka mau menyampaikan tahni’ah, ucapan selamat hari raya kepada Umar bin Abdul Aziz. Setelah orang-orang tua pulang, giliran anak-anak remaja masuk ke rumah sang khalifah, di antara mereka yg duduk, justru terdapat putra khalifah yg memakai pakaian yg lama, lusuh, sedangkan tampak kontras tampak pada anak-anak rakyat jelata justru memakai pakaian yg serbabaru.

Tiba-tiba Umar bin Abdul Aziz menangis tersedu-sedu, lalu anaknya datang mendekat. “Ayah, apa gerangan yg membuat engkau menunduk dan menangis begini?”

Umar menyahut, “Tak ada masalah, ananda. Aku hanya kawatir hatimu runtuh sebab pakaianmu lusuh, pakaian lama, sedangkan pakaian anak rakyat jelata saja berpakaian yg serbabaru.”

Kemudian dgn sigap, putra Umar menjawab, “Ayah, hati runtuh hanya layak kepada orang yg kenal kepada Allah namun ia mendurhakainya, bermaksiat kepadanya, ia menyakiti hati ibundanya, ia menyakiti hati ayahnya. Adapun bagiku, demi Allah bahwa id hanya dimiliki bagi orang yg taat, patuh atas segala perintah Allah ta’ala”.

Dikatakan,

هَذَا الْيَوْمُ لَنَا عِيْدٌ، وَغَدًا لَنَا عِيْدٌ، وَكُلُّ يَوْمٍ لاَ نَعْصِى اللهَ، لَنَا عِيْدٌ.

“Hari ini bagi kami ialah hari raya, besok bagi kami ialah hari raya, setiap hari di mana kita tak bermaksiat kepada Allah merupakan hari raya.”

Sidang hari raya yg mulia,

Setelah kita terbebas, kembali fitrah pada hari yg fitri ini, kita masih berhenti pada haqqullah. Baru urusan kita kepada Allah yg beres. Masih ada yg perlu kita perhatikan yg juga tak kalah penting. Yaitu berkaitan dgn haqqul adamiy, hak kepada sesama. Kita sebagai makhluk sosial pasti tak mau luput melakukan dosa kepada sesama, baik secara sengaja atau tak sengaja. Di hari raya ini, di momen penting di mana kita semua yg jauh-jauh semua kumpul pulang, marilah kita gunakan buat momentum saling bermaaf-maafan dan silaturahim. Sehingga, bila kesempatan ini kita gunakan dgn sebaik-baiknya, maka kita mau terbebas dalam sisi dua arah, arah vertikal kepada Allah ta’ala dan hubungan horizontal kepada sesama manusia.

Mari kita mengingat kembali jasa-jasa ibu-bapak kita yg tak ternilai berapa banyaknya, namun apa balasan kita? Balasan sebesar apapun tak mau dapat menyamai jasa-jasanya kepada kita.

Jika mereka telah tak lagi ada di dunia, mari kita doakan bersama, Jika mereka masih ada di dunia, di pagi ini mari kita bersimpuh mencium tangan mereka, sungkem kepada mereka. Mari kita akui kekurangan kita di hadapannya, sehingga kita mendapat ridhanya. Dengan ridhanya, kita mau mendapat ridha allah ta’ala.

رِضَا اللهِ فِيْ رِضَا الوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللهِ فِي سُخْطِ اْلوَالِدَيْنِ

“Ridhanya Allah bergantung pada ridha kedua orang tua, dan benci Allah juga bergantung kepada benci kedua orang tua.”

Mari kita perbaiki hubungan kita kepada saudara, tetangga, handai taulan dan sebagianya.

Ya Allah, kami semua ialah orang yg rapuh, maka kuatkan kami

Tak ada yg dapat menguatkan kami kecuali hanya Engkau Ya Allah, Tuhan kami.

Ya Allah, kami termasuk orang yg selalu berputus asa terhadap rahmat-Mu, berikanlah keyakinan yg tangguh pada hati kami. Tak ada keyakinan sejati kecuali dari-Mu ya Allah.

Ya Allah, kami telah tersesat dari jalan lurus yg Engkau kehendaki, berilah hidayah kepada kami. Tak ada yg dapat memberi petunjuk kepada kami kecuali hanya Engkau ya Allah.

Ya Allah, kami telah tenggelam dalam lautan kemaksiatan, durhaka kepada-Mu, ampunilah kami. Tak ada yg dapat mengampuni kami kecuali hanya Engkau.

Ya Allah, kami telah menyakiti orang tua kami, di pagi ini, kami bersimpuh kepada-Mu Ya Allah, ampuni kami, ampuni dosa kedua orang tua kami, ampuni dosa guru-guru kami, ampuni dosa-dosa saudara kami, ampuni dosa tetangga kami, ampuni dosa putra-putri kami, anak-didik kami, ampuni tamu-tamu yg datang ke rumah kami, ampuni dosa orang yg meminta doa kepada kami.

Jadikan kami dan mereka semua termasuk hamba-Mu yg kembali fitrah, termasuk orang-orang yg beruntung.

جعلنا الله وإياكم من العائدين والفائزين والمقبولين كل عام وأنتم بخير. آمين
بسم الله الرحمن الرحيم، وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَ. وَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وارْحَمء وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ.

Khutbah II

الله أكبر×5 لا اله الا الله والله أكبر، الله أكبر ولله الحمد
الحمد لله الذى وحده صدق وعده واعز جنده وهزم الاحزاب وعده ولا حول ولا قوة الا بالله. اللهم فصل وسلم على سيدنا محمد صاحب كنز الرحمة وعلى آله وصحبه ومن والاه، اما بعده، فيا ايها الحاضرون اتقوا الله، اتقوا الله حق تقاته ولا تموتن الا وانتم مسلمون. قال الله تعالى فى كتابه الكريم والعصر ان الانسان لفى خسر الا الذين آمنوا وعملوا الصالحات وتواصوا بالحق وتواصوا بالصبر. اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات، اللهم اعز الاسلام والمسلمين واهلك الكفرة والظالمين. اللهم لا تسلط علينا بذنوبنا من لا يخافك ولا يرحمنا. اللهم اجعل بلدتنا اندونيسيا بلدة طيبة تجرى فيها احكامك ورسولك، برحمتك يا ارحم الراحمين.
فيا عباد الله ان الله يأمر بالعدل والاحسان وايتاء ذى القربى وينهى عن الفحشاء والمنكر ولذكر الله أكبر

Ahmad Mundzir





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.