Assalamu’alaikum wr. wb.. Nama saya Muchamad Wajihuddin asal kota Bogor. Saya mau bertanya seputar shalat Jumat. Apakah shalat Jum’at sah dgn khutbah menggunakan bahasa Indonesia? sebab dalam kitab “Safinatunnaja” dan “Fathul Mu’in” disebutkan syarat khutbah Jumat diantaranya dgn bahasa Arab bil’arobiyah, dgn bahasa Arab.<>

Wa’alaikum salam wa rahamatullah wa barakatuh. Saudara penanya yg dimuliakan Allah Telah kita pahami bahwa khutbah Jum’at merupakan satu rangkaian yg harus dilaksanakan satu paket dgn shalat Jum’at. Artinya shalat Jum’at tak dapat dinyatakan sah apabila khutbah Jum’at tak memenuhi ketentuan-ketentuan yg telah ditetapkan.

Saudara penanya yg kami hormati Memang benar, apabila kita membaca dua kitab yg anda sebutkan, sepintas lalu kita mau mendapat pemahaman bahwa syarat sah khutbah Jum’at ialah dgn bahasa Arab. Namun apabila kita mau meneliti lebih dalam penjelasan tentang kitab-kitab ini (syarah –syarahnya seperti I’anatut-Thalibin dan Kasyifatus-Saja), maka dapat kita temukan bahwa yg dimaksudkan dgn keharusan bahasa Arab ialah ketika seorang khotib menyampaikan rukun-rukun khutbah, bukan keseluruhan khutbah. Dalam I’anat at-Thalibin:

قوله: وشرط فيهما- أي في الخطبتين والمراد أركانهما، كما في التحفة، وعبارتها مع الأصل: ويشترط كونها – أي الأركان – دون ما عداها عربية الخ

Artinya: ungkapan penyusun kitab Fathl-Mu’in: dan disyaratkan di dalam pelaksanaan dua khutbah (dgn bahasa Arab), artinya ialah rukun-rukun khutbah, sebagaimana dijelaskan dalam kitab at-Tuhfah. Adapun redaksi aslinya “syarat rukun khutbah”-bukan yg lain- ialah dgn bahasa Arab.

Dengan demikian khutbah yg disampaikan dgn bahasa Indonesia sebagaimana pertanyaan saudara, masih dihukumi sah selama rukun-rukunnya masih disampaikan dgn bahasa Arab dan tak merusak kesinambungan (muwalat) antar rukun khutbah.

Hal ini juga pernah dibahas dalam forum muktamar NU ke-20 tahun 1954 di Surabaya. Jawaban ini mudah-mudahan bermanfaat dan menjadikan kita semakin yakin dgn ibadah shalat Jum’at yg kita lakukan. Amin. (Maftukhan)