Kiai Said Aqil Jelaskan Makna ‘Menyendiri’ dalam Syariat Islam

– Ketua Umum Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil mengatakan bahwa Islam punya syariat ‘menyendiri’. Hal yg ia maksud tersebut ialah mempunyai semangat menyendiri, khusyuk, tak pamer kepada orang lain dalam beribadah.

“Walapun ramai, shalat tapi tetap menyendiri nggak? Ya menyendiri. Orang enggak tengok kanan kiri kok, baca Fatihah, baca Suratan, rukuk. Itu namanya menyendiri, walaupun orang banyak,”kata Kiai Said, dikutip dari situs resmi NU, Minggu, 2 Februari 2020.

Menurutnya, ketika beribadah shalat, umat Islam dilarang berbicara dgn orang yg ada di sebalah. Apa yg terjadi di depan mata juga harus diabaikan.

“Karena ibadah buat diri sendiri, sehingga dinamakan menyendiri,” ujarnya.

Baca Juga:  Gelar Tahlilan Untuk Mbah Moen, Ketum PBNU: Beliaulah yg Beri Argumentasi Aqilyah Wa Naqliyah

Seperti halnya ketika umat Islam menjalankan ibadah puasa, Kiai Said juga mengatakan hal itu ialah menyendiri.

“Banyak makanan dan bermacam-macam minumam dihindari umat Islam ketika beribadah puasa. Saat berpuasa, seorang Muslim sedang khalaqa, sedang menyendiri. Selain itu, menyendiri juga dilakukan ketika Ibadah Haji,” ujar Kiai Said. 

“Jamaah haji melakukan ibadah di Tanah Suci Makkah menggunakan ihram, batik, jaket, jas yg harganya mahal lepas semua. Yang dipakai cuma hanya duan kain putih, itu menyendiri,” sambungnya.

Hal yg ia sampaikan tersebut mempunyai arti dalam syariat Islam, sebab menurutnya semangat menyendiri ialah cara melakukan ibadah secara khusyuk. Maksudnya ibadah yg hanya berfokus kepada Allah Swt.  

Baca Juga:  Hadir di Depok, Ketum PBNU KH Said Aqil Resmikan Kampus STEI NU Arridho

“Khusyuk dgn Allah, sebatas sementara, shalat lima menit, maka lima menit kita putus dgn yg lainnya. Kita hanya fokus kepada Allah, ngomongnya hanya dgn Allah, menghadapnya kepada Allah,” ujar Pengasuh Pondok Pesantren Al-Tsaqafah, Ciganjur, Jakarta Selatan ini.

Dalam penjelasannya itu, Kiai Said juga mengutip bacaan Surat Al-Fatihah ayat lima.

“Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in, yg artinya Hanyalah Engkau yg kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan,” ujarnya.  

Saat membaca ayat tersebut, kata Kiai Said, sebenarnya umat Islam sedang berhadap-hadapan dgn Allah.

 “Jadi shalat juga mengandung khalaqa, menyendiri,” tegasnya.





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.