Mengaca dari Kaum Sombong yg Ingin Saingi Tuhan

Terinspirasi kitab sejarah yg mengisahkan keindahan dan kenikmatan surga, Syaddad bin Aad, keturunan dari anak seorang raja bernama Aad, memimpikan surga berada di dunia. Ia pun merealisasikan ambisinya dgn membangun sebuah kota yg dinamai Iram yg mempekerjakan ribuan pekerja dalam jangka waktu 300-an tahun. Ia menata Kota Iram sedemikian rupa dgn pohon-pohon dan aliran sungai yg dilapisi emas dan perak.

Ia tak mengatur sendiri mega proyek yg ia impikan ini. Ia berkolaborasi dgn saudaranya yg bernama Syadid. Keduanya memimpin kerajaan dgn kejam. Syaddad termasuk orang yg diberikan umur panjang hingga mencapai 1200 tahun. Ia juga menikahi kurang lebih 1000 perempuan dan merupakan penguasa dunia pertama setelah Nabi Nuh AS.

Namun, dasar niat yg dimiliki Syaddad dalam membangun surga di dunia ini bukan buat mensyukuri nikmat dari Allah namun wujud kesombongan buat menyaingi kekuasaanNya. Allah pun mengutus seorang Nabi buat mengajak Syaddad dan kaum ‘Aad kepada kebenaran. Nabi yg diutus oleh Allah ialah Nabi Hud AS.

Namun bukannya Syaddad dan anak buahnya mengikuti ajakan Nabi Hud AS, mereka malah mengabaikan dan melecehkannya. Bahkan mereka menantang Nabi Hud AS buat menurunkan azab dari Allah sebagai bukti kebenaran ajakannya.

Kesombongan inilah yg menyebabkan Allah tak segan-segan menimpakan adzab kepada kaum ‘Aad dgn kemarau berkepanjangan selama tiga tahun lamanya. Mereka pun kehilangan lahan pertanian dan perkebunan serta surga dunia yg selama ini mereka bangun dan bangga-banggakan.

Adzab ini pun tak membuat mereka jera dgn tetap tak mengikuti ajakan Nabi Hud AS buat beriman kepada Allah. Allah pun kembali menurunkan adzab berupa angin Samun yg memporak-porandakan wilayah mereka sampai gunung-gunung pun ikut hancur. Berhembus kencang selama delapan hari tujuh malam angin ini membuat sebagian Kaum ‘Aad takut dan tewas.

Kisah ini termaktub dalam QS Al Haqqah ayat 6-8 yg artinya: “Adapun kaum ‘Aad maka mereka telah dibinasakan dgn angin yg sangat dmau lagi amat kencang, yg Allah menimpakan itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus menerus; maka kamu liat kaum ‘Aad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yg telah kosong (lapuk). Maka kamu tak melihat seorang pun yg tinggal di antara mereka.”

Inilah gambaran nasib pemimpin dan kaum sombong yg terlena dgn kemewahan dunia dan kekayaan yg mereka miliki. Mereka berani melupakan Allah, mengingkari Nabi yg diutus kepada mereka, dan mau mengalahkan kekuasaan Allah yg tanpa batas.

Perlu kita sadari bahwa semua orang pasti mengharapkan kesuksesan dan kebahagiaan hidup di dunia. Namun semua itu tak dapat diukur dari banyaknya harta dan pengikut yg dimiliki. Banyak orang yg berambisi mengumpulkan harta sebanyak mungkin buat meraih kebahagiaan. Namun sebenarnya harta justru dapat menjauhkan seseorang buat meraih kebahagiaan sebab dapat membutakan hati nurani bahkan dapat membuatnya jauh dari Sang Pencipta.

Kita harus mengingat bahwa kehidupan di dunia pasti mau mengalami pasang surut. Kadang bahagia, kadang sedih. Terkadang merasa dekat dgn Allah, terkadang terasa jauh hingga hati menjadi gersang. Ketika kita berada di bawah, maka janganlah putus asa dan ketika berada di posisi atas maka janganlah kecongkakan dan kesombongan menutupi hati kita.

Kehidupan di seluruh zaman dan masa selalu mengalami perubahan. Karena memang setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya. Kita sendiri lah yg mampu dan mengetahui apa yg terbaik yg dapat kita lakukan.

Harus ada “paksaan” kepada diri sendiri buat senantiasa mendekatkan diri kepada Allah bila kita merasa jauh. Harus ada komitmen buat menyadari bahwa manusia ialah makhluk kecil tak berdaya di hadapan-Nya. Kepada Allah lah semua pergerakan kehidupan ini berasal dan kepadanya pula semua mau dikembalikan.


Muhammad Faizin 
(Disarikan dari Materi Ngaji Ahad (Jihad) Pagi oleh KH Sujadi, Tafsir Surat Al Fajr ayat 1-7 di Gedung PCNU Pringsewu, Lampung)





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.