Menganiaya Anjing?

Sebagian umat Islam mungkin beranggapan bahwa anjing ialah hewan yg paling menjibilan setelah babi. Saking jijiknya, tak jarang ditemukan di beberapa perkampungan, anjing dijadikan objek kekesalan dan kemarahan. Setiap ada anjing yg lewat, entah apa salahnya, tubuhnya selalu dihujani dgn batu-batu. Anjing malang itu pun lari sambil terkaing-kaing.
<>
Sikap antianjing ini sekilas memang memiliki dukungan dari hadits Nabi SAW yg diriwayatkan oleh Ibnu Umar:

أن رسول الله صلى الله عليه وسلم أمر بقتل الكلاب إلا كلب صيد أو كلب غنم أو كلب ماشية

Rasulullah SAW memerintahkan buat membunuh anjing kecuali anjing pemburu, anjing penjaga gembala dan penjaga ternak.

Berdasarkan hadits ini dipahami bahwa diperbolehkan membunuh anjing yg tak ada manfaatnya buat kehidupan manusia. Bila dia dapat digunakan sebagai penjaga gembala, rumah, dan ternak, kita tak diperbolehkan membunuhnya.

Akan tetapi, sebenarnya para ulama berbeda pendapat mengenai makna dan maksud hadits di atas. Ada yg memahami larangan Nabi dalam hadits tersebut dikhususkan buat anjing yg membahayakan saja, sebab konteks kemunculan hadis ini di saat banyaknya anjing yg mengganggu dan membahayakan manusia.

Ada pula yg berpendapat bahwa hadits membunuh anjing telah di-nasakh (dihapus) oleh hadits lain yg menunjukkan larangan membunuhnya. Maka dari itu, Imam al-Harmain (Abu Ma’ali al-Juwaini) menuturkan dalam karyanya Nihayatul Mathlab fi Dirayatil Madzhab,

والكلب الذي لا منفعة له، ولا ضرار منه لا يجوز قتله. وقد ذكرنا طرفاً من ذلك مقنعاً في باب الصيود من المناسِك عند ذكرنا الفواسق، وقد صح أن النبي صلى الله عليه وسلم أمر بقتل الكلاب مرة، ثم صح أنه نهى عن قتلها، واستقر عليه على التفصيل الذي ذكرناه. وأمر بقتل الكلب الأسود البهيم. وهذا كان في الابتداء، وهو الآن منسوخ.

Anjing yg tak dapat dimanfaatkan dan tak pula membahayakan, tak boleh dibunuh. Kami telah menjelaskan permasalahan ini dalam pembahasan “Perburuan Pada Waktu Manasik” ketika menyinggung hewan-hewan fasik (berbahaya). Memang ada riwayat sahih yg menyatakan Nabi SAW memerintah membunuh anjing dan kemudian pada satu riwayat dikatakan Nabi SAW melarangnya. Penjelasan rinci masalah ini telah kami jelaskan. Sesungguhnya perintah Nabi buat membunuh anjing hitam itu telah di-nasakh (dihapus).

Pada hakikatnya, manusia tak hanya dituntut menghormati sesama manusia. Binatang dan tumbuhan pun perlu dijaga, dirawat, dan dilindungi kehidupannya. Demikian pula dgn anjing walaupun ia termasuk hewan yg diharamkan secara syariat. Tetapi bukan berarti ia boleh disakiti ataupun dibunuh dgn seenaknya.

Ia boleh dibunuh bila membahayakan dan merusak kenyaman manusia, misalnya anjing gila. Sedangkan anjing yg tak berbahaya sekalipun tak ada gunanya, tak dibolehkan bagi kita buat menyakiti dan membunuhnya. Wallahu a’lam. (Hengki Ferdiansyah)





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.