Menjaga Sepuluh Mutiara Paling Berharga

Sepeninggal Rasulullah SAW, Malaikat Jibril mau tetap turun ke bumi. Tidak buat menurunkan wahyu lagi, tetapi guna mengambil sepuluh mutira yg paling berharga dalam kehidupan manusia.<>

 Ø§Ù„حمد لله أحمده وسبحانه وتعالى على نعمه الغزار, أشكره على قسمه المدرار, . أشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له. واشهد ان سيدنا محمدا عبده Ùˆ رسوله النبي المختار. اللهم صل على سيدنا محمد وعلى أله الأطهار وأصحابه الأخيار وسلم تسليما كثيرا. أما بعد فياأيها الناس اتقوالله حق تقاته ولاتموتن الا وأنتم مسلمون.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Marilah kita kembali menambah kadar ketaqwaan kita kepada Allah swt dgn menghindar berbagai larangan-Nya dan juga menjauhi berbagai perkara yg dibenci Rasul-Nya. Sesungguhnya hanya dgn taqwalah kita mau menghadapi kehidupan ini secara sempurna.

Jama’ah Jum’ah yg berbahagia

Memang tak selayaknya kita membicarakan keburukan demi keburukan yg terjadi di muka bumi ini. Apalagi keburukan yag terjadi di sekitar kita, yg kerap kali melibatkan orang-orang dekat kita. Alangkah baiknya bilalau kita mulai melangkah menyelesaikan dan membenahi keburukan itu, tak sekedar membicarakannya.

Tindak korupsi yg tak kunjung surut, pasar narkoba yg semakin meluas, kriminalitas yg kian tinggi, norma dan nilai moral yg telah bergeser. Begitu merosotnya keadaan di sekitar kita, hingga berbagai fatwa ulamapun dianggap angin lalu.

Guna berbenah itulah kita harus tahu persis akar permasalahan dari keburukan itu. Agar treatmen yg mau diberikan tak salah sasaran. Nampaknya hadits Rasulullah saw ketika berdialog dgn Malaikat Jibril dapat dijadikan pegangan sebagai indikasi juga sebagai solusi.

Ketika Rasulullah saw dalam keadaan sakit yg menghantarkan belaiu wafat, malaikat Jibril datang menemuinya. Setelah berbincang sejenak Rasulullah saw bertanya kepada Jibril “Jibril, apakah kamu nanti masih mau sering turun ke bumi ketika aku telah meninggal? Jibril menjawab “masih Rasul, saya mau turun sepuluh kali lagi ke bumi, saya turun buat mngambil sepuluh mutiara dari bumi ini sepeninggalmu”. Rasulullah saw pun penasaran, lalu bertanya kembali “mutiara macam apa yg igin kau ambil itu? jibril menjawab “لأَوَّلُ) أَرْفَعُ البَرَكَةَ مِنَ الأَرْضِ)” mutiara pertama yg mau saya ambil dari muka bumi ini ialah barokah.

Para kyai biasa memaknai barokah dgn ziyadatul khair. Yang secara bahasa dapat diartikan ‘tambah baik’. Artinya, sesuatu itu dianggap memiliki kebarokahan bila memang dapat melahirkan kebaikan yg lain. Misalkan berdagang yg berkah itu mau menjadikan pedagangnya makin banyak bersedekah dan tambah rajin beribadah. Begitu pula ilmu yg barokah itu mau menjadikan pemiliknya berperilaku semakin baik, tak malah semakin buruk. Ilmu akuntansi yg barokah tak mau disalah gunakan oleh pemiliknya buat korupsi.

Jama’ah yg Berbahagia

Mutiara kedua yg diambil oleh Jibril dari bumi ialah rasa dari hati manusia  ÙˆÙŽØ§Ù„ثَّانىِ) أَرْفَعُ المَحَبَّةَ مِنْ قُلُوْبِ الخَلْقِ) bila demikian, maka yg tersisa hanyalah rasa benci. Lihatlah sekarang di sekitar kita apakah masih ada cinta dalam hati penguasa yg membuat rakyat dan para petani hidup makin sengsara. Bagaimana ada cinta bilalau mereka tega mengimpor bahan baku dan menghancurkan harga local? Apakah itu cinta? Saya kira kita telah dapat menilia dan menjawabnya.

Mutiara yg ketika yg mau diambil Jibril dari bumi ini ialah rasa sayg diantara keluarga (وَالثَّالِثُ) أَرْفَعُ الشُّفْقَةَ مِنْ قُلُوْبِ الأَقاَرِبِ bilalau harimau tak mau memangsa anaknya sendiri, tetapi sering kali kita temukan anak dan orang tua saling membunuh, bahkan seorang ibu tega menjual bayinya. Atau bahkan seorang anak menjual bapaknya. Bahkan dalam dunia politik yg semakin menghangat sebab musim pilkada berapa saudara yg telah berubah menjadi musuh? Sepertinya rasa sayg antar keluarga semakin menipis. Namun demikian semoga Allah tetap melindungi kita semua.

Mutaiar keempat yg mau diambil oleh Jibril dari bumi ini keadilan di hati pemimpin وَالرَّابِعُ) أَرْفَعُ العَدْلَ مِنَ الأُمَراَءِ) rasa-rasanya mengenai hal ini kita bersama telah pandai menilai. Apakah kekuasaan di sekitar kita masih mengandung keadilan? Dapatkah disebut ke adilan bila terjadi tebang pilih dalam penegakan hukum? Na’udzubillah min dzalik.

Mutiara kelima yg mau diambil oleh Jibril dari bumi ini ialah وَالخاَمِسُ) أَرْفَعُ الحَياَءَ مِنَ النِّساَءِ) rasa malu dari perempuan. Rasa malu itu kini telah dirubah menjadi rasa bangga. Bangga menjadi perempuan simpanan. Bangga menjadi gadis gratifikasi seksual, bahkan sebagian menggunakan alasan seni demi menutupi kemaluan yg telah hilang. Semoga kita semua terhindar dari yg demikian ini.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Mutiara keenam yg mau diambil oleh Jibril dari bumi ialah وَالسَّادِسُ) أَرْفَعُ الصَّبْرَ مِنَ الفُقَراَءِ) kesabaran dari para fakir. Perlu diakui bahwa factor yg mengondisikan negara miskin dan berkembang tetap aman dan tertata ialah kesabaran para fakir dalam menerima bagian mereka. Namun, ketika golongan fakir miskin ini tak sabar dgn nasib mereka, maka kesenjangan social dapat berubah menjadi kekacauan fisik. Inilah yg tergambar dalam prosesi premanisme di berbagai kota.

Mutiara ketujuh yg diambil oleh Jibril dari bumi ialah وَالسَّابِعُ) أَرْفَعُ الوَرَعَ وَالزُهْدَ مِنَ العُلَماَءِ) wirai dan zuhud dari para ulama. Wira’i ialah menjaga diri dari yg syuhbat dan yg haram, sedangkan zuhud itu tak mementingkan harta-dunia, keduanya merupakan karakter para ulama. Akan tetapi bila wira’i dan zuhud telah hilang dari ulama maka nilai keulamannyapun mulai berkurang. Nampaknya inilah yg terjadi pada ulama kita. wajarlah bila akhir-akhir ini berbagai fatwa mereka tak di dengar lagi oleh masyarakat. Pengajian-pengajiannya hanya dianggap sebagai tontonan.

Mutiara ke delapan yg diambil oleh Jibril dari bumi ialah وَالثَّامِنُ) أَرْفَعُ السَّخاَءَ مِنَ الأَغْنِياَءِ) kedermawanan bagi orang kaya. Diantara unsur yg dapat melanggengkan sirkulasi kehidupan ekonomi dan social di suatu masyarakat ialah kesabaran fakir dan kedermawanan orang kaya. Keduanya mau saling mengisi. Namun bilalau semua itu lenyap, maka harmonisme dalam satu masyarakat dapat hilang tergantikan dgn unharmonism.

Jama’ah yg Berbahagia

Mutiara ke Sembilan yg diambil oleh Jibril dari bumi ialah وَالتَّاسِعُ) أَرْفَعُ القُرْآنَ) mengangkat al-Qur’an, tepatnya menghilangkan ruh al-Qur’an itu sendiri sebagai tuntunan dalam kehidupan. Memang, kemajuan teknologi kini makin mempermudah telinga kita mendengarkan lanutnan ayat-ayat al-Qur’an. melalui mp3, DVD, online bahkan juga tafsirnya pun dapat diperoleh dgn mudah pula. Akan tetapi semangat qur’an itu sendiri sekarang makin pudar bersama dgn makin mudahnya mendengarkan al-qur’an. Meski demikian kita harus tetap berusaha memohon kepada Allah Yang Maha Kuasa supaya Jibril tak mengambil mutiara ini.

Dan terakhir, mutiara yg diambil oleh Jibril dari bumi ialah iman. العاَشِرُ) أَرْفَعُ الإِيْماَنَ) mungkin ini ialah mutiara paling berharga diantara sembilan mutiara lainnya. Atau dapat saja ini ialah urutan mutiara yg paling akhir yg mau diambil oleh Jibril. Sebagaimana struktur teks hadits ini yg memposisikannya paling belakang. Iman itu ada di hati semoga Allah menetapkannya dalam hati kita masing-masing.

Jama’ah yg Dimuliakan Allah

Khotbah kali ini sebenarnya berdasarkan pada hadits yg bunyinya:

رُوِىَ Ø£ÙŽÙ†ÙŽÙ‘ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ نَزَلَ عَلَى النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فىِ مَرَضِ مَوْتِهِ فَقاَلَ ياَجِبْرِيْلُ هَلْ تَنْزِلُ مِنْ بَعْدِى ؟؟ فَقاَلَ نَعَمْ ياَرَسُوْلَ اللهِ أَنْزِلُ عَشْرَ مَرَّاتٍ أَرْفَعُ العَشْرَ الجَواَهِرِ مِنَ الأَرْضِ قاَلَ ياَ جِبْرَيْلُ وَماَتَرْفَعُ مِنْهاَ ØŸ قاَلَ Ø› (الأَوَّلُ) أَرْفَعُ البَرَكَةَ مِنَ الأَرْضِ (وَالثَّانىِ) أَرْفَعُ المَحَبَّةَ مِنْ قُلُوْبِ الخَلْقِ (وَالثَّالِثُ) أَرْفَعُ الشُّفْقَةَ مِنْ قُلُوْبِ الأَقاَرِبِ (وَالرَّابِعُ) أَرْفَعُ العَدْلَ مِنَ الأُمَراَءِ (وَالخاَمِسُ) أَرْفَعُ الحَياَءَ مِنَ النِّساَءِ (وَالسَّادِسُ) أَرْفَعُ الصَّبْرَ مِنَ الفُقَراَءِ (وَالسَّابِعُ) أَرْفَعُ الوَرَعَ وَالزُهْدَ مِنَ العُلَماَءِ (وَالثَّامِنُ) أَرْفَعُ السَّخاَءَ مِنَ الأَغْنِياَءِ (وَالتَّاسِعُ) أَرْفَعُ القُرْآنَ (وَالعاَشِرُ) أَرْفَعُ الإِيْماَنَ 

Dari hadits inilah khotib kemudian berusaha mengefaluasai realita zaman sekarang yg ternyata dalam bahasa hadits itu Jibril telah mulai bertindak turun kebumi satu-persatu mengambil mutiara itu. Semoga masih banyak mutiara yg tersisa. Semoga Allah swt memberikan kekuatan pada kaum muslimin buat menjaga kesepuluh mutiara tersebut.

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِيْ اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإيَّاكُمْ ِبمَا ِفيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذكْر ِالْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ اْلعَلِيْمُ

 

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ اِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَاَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى اِلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا اَمَّا بَعْدُ

فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا اَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهّ اَمَرَكُمْ بِاَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآ ئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ

 

Redaktur: Ulil Hadrawy

 





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.