Sisi kekuatan Al-Quran sebagai mukjizat tak dapat disebutkan secara keseluruhan sebab tak terbatas jumlahnya. Sisi inilah yg memaksa kita tunduk mau kebenaran Al-Quran sebagai wahyu ilahi. Tetapi para ulama menyebutkan beberapa di antaranya seperti kesesuaian ungkapan, makna, cakupan hukum, dan tujuan Al-Quran.
Ketinggian kandungan kesusastraan Al-Quran yg tiada tara juga menjadi salah satu sisi mukjizat Al-Quran selain kabar atas peristiwa-peristiwa ghaib yg hanya diketahui Allah.
Sisi inilah yg membuktikan bahwa Al-Quran bukan ucapan manusia, tetapi kalamullah. Sedangkan sisi lain kemukjizatan yg disebutkan ulama ialah kesesuaian Al-Quran atas temuan-temuan ilmu pengetahuan “baru†seperti soal penyerbukan bibit, astronomi, dan lain sebagainya.
Hal ini tampak pada penjelasan Syekh Wahbah Az-Zuhaily terkait sisi kemukjizatan Al-Quran berikut ini:
Artinya, “Ini semua bukan tujuan diturunkannya Al-Quran. Al-Quran diturunkan sebagai kitab syariat. Tetapi di tengah ayat itu, ada yg menunjukkan sebagaimana dijelaskan, yaitu beberapa firman Allah SWT sebagai berikut ini:…’Kau melihat gunung-gunung yg kaukira ia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan seperti awan berjalan. (Itulah) ciptaan Allah yg menjadikan segala sesuatu sempurna,’ (Surat An-Naml ayat 88) yg menunjukkan bumi berputar; ‘Apakah mereka tak melihat Kami mendatangi daerah-daerah (orang yg ingkar kepada Allah) lalu Kami kurangi (daerah-daerah) itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya?’ (Surat Ar-Ra‘du ayat 41) yg menunjukkan bahwa bumi seperti bentuk telur; dan ‘Dia memasukkan siang atas malam dan memasukkan malam atas siang,’ (Surat Az-Zumar ayat 5) yg menunjukkan bahwa bumi itu bulat sebab ‘memasukkan’ itu mengelilingi suatu benda bulat. Ayat-ayat itu merupakan isyarat atas sejumlah makna yg sesuai dgn temuan-temuan baru yg belum pernah sebelumnya diketahui seorang Muslim sama sekali,†(Lihat Syekh Wahbah Az-Zuhaily, Ushulul Fiqhil Islami, Beirut, Darul Fikril Mua‘ashir, 2013 M/1434 H, juz I, halaman 418).
Dari kutipan ini kita dapat menyimpulkan bahwa Al-Quran pada dasarnya merupakan kitab pedoman hidup seorang Muslim (syariat/hukum dan norma etik/akhlak). Al-Quran bukan kitab yg membahas secara khusus ilmu pengetahuan tertentu, bukan juga kitab ramalan, bukan juga kitab sastra.
Meskipun demikian, Allah SWT menyisipkan beberapa ayat yg menunjukkan kuasa-Nya di tengah ayat-ayat bertema syariat/hukum dan norma etik/akhlak. Ayat-ayat itu sesuai dgn temuan ilmu pengetahuan yg sangat mapan di mana sebelumnya tak terungkap, antara lain yaitu ayat menyinggung rotasi bumi (Surat An-Naml ayat 88) dan bentuk bumi (Surat Ar-Ra‘du ayat 41 dan Surat Az-Zumar ayat 5) yg belakangan ramai diperbincangkan. Wallahu a‘lam. (Alhafiz K)