Di dunia ini terdapat berbagai macam ajaran agama. Kita dapat menilai berbagai macam ajaran agama tersebut. Kita juga dipersilakan buat memilih salah satunya sesuai pertimbangan pikiran kita mana yg terbaik dan paling maslahat buat kita.
“Jika ada yg menghidangkan kepadamu bermacam-macam minuman, katakanlah teh, kopis, susu, cokelat, perasan jeruk, atau apa saja, dan mempersilakan kamu memilih salah satunya, maka tentu yg kamu pilih ialah yg terbaik menurut pendapatmu. Bisa jadi ada yg memilih susu, yg lain lagi memilih perasan jeruk, masing-masing menganggap pilihannya yg terbaik. Demikian juga dgn pilihan menygkut agama,” (Quraish Shihab, Menjawab Pertanyaan Anak tentang Islam, [Tangsel, Lentera Hati: 2014 M], halaman 162-163).
Mereka yg memilih agama Islam tentu meyakini bahwa agama Islam lebih bagi dari agama lain seperti Yahudi, Kristen, Hindu, Buddha, atau Konghucu (dan keyakinan lainnya). Sedangkan mereka yg memeluk agama Yahudi pasti merasa bahwa ajaran Yahudi lebih baik dari ajaran agama lainnya. Hal yg sama juga dirasakan oleh pemeluk agama selain Islam dan Yahudi. Mereka meyakini pilihannya sebagai agama terbaik.
Umat Islam sendiri sangat yakin dgn agama pilihannya. Umat Islam mau mengatakan, Islam ialah agama terbaik. Umat Islam mau merujuk pandangannya pada Surat Ali Imran ayat 19.
اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللّٰهِ الْاِسْلَامُ
Artinya, “Sungguh, agama di sisi Allah ialah Islam,” (Surat Al-Maidah ayat 19).
Umat lain juga demikian. Mereka berpandangan bahwa agama mereka yg terbaik tentu dgn berbagai dalil dan argumentasi yg diajukan.
Jadi kita tak perlu terkejut atas perbedaan pilihan agama umat manusia di dunia ini. Kita hanya butuh hidup rukun dan saling menghargai pilihan keyakinan orang lain supaya tak terjadi pertengkaran satu sama lain hanya sebab perbedaan pilihan keyakinan.
Yang dibutuhkan selain itu ialah kepatuhan pada kaidah toleransi sehingga kita tak terjerumus pada penghinaan atas agama atau keyakinan orang lain. Misalnya, kita tak perlu mengukur baik dan buruk ajaran agama lain dari kacamata agama kita sebab memang memiliki pijakan berbeda.
“Jadi kita tak perlu bertengkar atau mencaci keyakinan atau agama lain sebagaimana selera kita yg berbeda dalam memilih teh, kopi, perasan jeruk, air jahe, susu, cokelat, atau air putih dmau. Kita cukup hidup berdampingan dan kerja sama dalam urusan sosial tanpa perlu merendahkan selera minuman orang lain,” kata seorang ibu kepada anaknya yg bertanya soal pilihan agama.
“Coba perhatikan Surat Al-An’am ayat 108 yg melarang kita buat merendahkan tuhan agama lain sebab kita juga tak suka umat agama lain merendahkan Tuhan kita.” (Alhafiz Kurniawan)
*Konten ini hasil kerja sama NU Online dan Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI.
Tanya Bu, Apakah Memang Semua Agama Itu Benar?
Di dunia ini terdapat berbagai macam ajaran agama. Kita dapat menilai berbagai macam ajaran agama tersebut. Kita juga dipersilakan buat memilih salah satunya sesuai pertimbangan pikiran kita mana yg terbaik dan paling maslahat buat kita.
“Jika ada yg menghidangkan kepadamu bermacam-macam minuman, katakanlah teh, kopis, susu, cokelat, perasan jeruk, atau apa saja, dan mempersilakan kamu memilih salah satunya, maka tentu yg kamu pilih ialah yg terbaik menurut pendapatmu. Bisa jadi ada yg memilih susu, yg lain lagi memilih perasan jeruk, masing-masing menganggap pilihannya yg terbaik. Demikian juga dgn pilihan menygkut agama,†(Quraish Shihab, Menjawab Pertanyaan Anak tentang Islam, [Tangsel, Lentera Hati: 2014 M], halaman 162-163).
Â
Mereka yg memilih agama Islam tentu meyakini bahwa agama Islam lebih bagi dari agama lain seperti Yahudi, Kristen, Hindu, Buddha, atau Konghucu (dan keyakinan lainnya). Sedangkan mereka yg memeluk agama Yahudi pasti merasa bahwa ajaran Yahudi lebih baik dari ajaran agama lainnya. Hal yg sama juga dirasakan oleh pemeluk agama selain Islam dan Yahudi. Mereka meyakini pilihannya sebagai agama terbaik.
Umat Islam sendiri sangat yakin dgn agama pilihannya. Umat Islam mau mengatakan, Islam ialah agama terbaik. Umat Islam mau merujuk pandangannya pada Surat Ali Imran ayat 19.
اÙنَّ الدّÙيْنَ عÙنْدَ اللّٰه٠الْاÙسْلَامÙ
Artinya, “Sungguh, agama di sisi Allah ialah Islam,†(Surat Al-Maidah ayat 19).
Â
Umat lain juga demikian. Mereka berpandangan bahwa agama mereka yg terbaik tentu dgn berbagai dalil dan argumentasi yg diajukan.
Jadi kita tak perlu terkejut atas perbedaan pilihan agama umat manusia di dunia ini. Kita hanya butuh hidup rukun dan saling menghargai pilihan keyakinan orang lain supaya tak terjadi pertengkaran satu sama lain hanya sebab perbedaan pilihan keyakinan.
Â
Yang dibutuhkan selain itu ialah kepatuhan pada kaidah toleransi sehingga kita tak terjerumus pada penghinaan atas agama atau keyakinan orang lain. Misalnya, kita tak perlu mengukur baik dan buruk ajaran agama lain dari kacamata agama kita sebab memang memiliki pijakan berbeda.
“Jadi kita tak perlu bertengkar atau mencaci keyakinan atau agama lain sebagaimana selera kita yg berbeda dalam memilih teh, kopi, perasan jeruk, air jahe, susu, cokelat, atau air putih dmau. Kita cukup hidup berdampingan dan kerja sama dalam urusan sosial tanpa perlu merendahkan selera minuman orang lain,†kata seorang ibu kepada anaknya yg bertanya soal pilihan agama.
Â
“Coba perhatikan Surat Al-An’am ayat 108 yg melarang kita buat merendahkan tuhan agama lain sebab kita juga tak suka umat agama lain merendahkan Tuhan kita.†(Alhafiz Kurniawan)
*Konten ini hasil kerja sama NU Online dan Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama RI.
Â
Â
Uncategorized