Tiga Makna Hadits ‘Kemiskinan Dekat kepada Kekufuran’

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yg diriwayatkan Abu Na’im:

 

كَادَ اْلفَقْرُ أَنْ يَكُوْنَ كُفْرًا

 

Artinya: “Kemiskinan itu dekat kepada kekufuran.”

 

Hadits tersebut setaknya memiliki 3 makna sebagai berikut:

 

Pertama, orang-orang miskin harus selalu hati-hati atau waspada terhadap kemiskinannya. Hal ini disebabkan keadaannya yg serba kekurangan dapat menggodanya buat melakukan kemaksiatan guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Dalam masyarakat, dapat saja terjadi seorang suami yg miskin melakukan perampokan buat memenuhi kebutuhan keluarganya. 

 

Bisa pula terjadi, seorang ibu yg miskin sebab tekanan ekonomi menjual diri demi menghidupi anak-anaknya. Demikian pula seorang pemuda yg miskin, dapat saja nekat melakukan pencurian sebab didorong kemauannya buat meniru gaya hidup teman-temannya yg anak orang kaya.

 

Ada banyak orang miskin yg sebab ketakberdayaannya secara ekonomi tak pernah mengenal Tuhan. Mereka tak pernah pergi ke masjid buat shalat sebagaimana mereka tak pernah berpuasa. Banyak orang seperti ini akhirnya berpindah ke agama lain sebab adanya bantuan-bantuan ekonomi yg mampu menyejahterakan hidupnya. 

 

Mengingat beratnya godaan-godaan yg dialami orang-orang miskin, maka mereka harus pandai-pandai membentengi keimanannya dgn sabar dan syukur. Dengan sikap seperti ini orang-orang miskin mau dapat tangguh menghadapi godaan-godaan yg dapat menggoyahkan imannya. 

 

Jika buat mencapai sabar dan syukur mereka tak mampu, maka mereka tak memiliki pilihan lain kecuali harus bekerja keras mengatasi kemiskinannya. Mereka harus berjuang keras buat dapat meningkatkan taraf hidupnya. Dengan kata lain, orang-orang miskin yg tak dapat sabar dan syukur harus berusaha menjadi orang yg berkecukupan guna melindungi imannya dari rongrongan-rongrongan yg dapat membuatnya kufur, dan bahkan dapat memurtadkannya. 

 

Namun bagi orang-orang miskin yg memang dapat sabar dan syukur, mereka boleh memilih hidup miskin atau sederhana dgn tetap melaksanakan kewajiban-kewajibannya, seperti mencukupi kebutuhan dasar keluarga yg terdiri dari kebutuhan mau pangan, sandang, papan, pendidikan, dan kesehatan. Mereka harus tetap dapat hidup mandiri tanpa menggatungkan atau menjadi beban bagi orang lain. Mereka tak boleh menggantungkan hidupnya kepada orang lain dgn meminta-minta. 

 

Kedua, sebagai peringatan kepada orang kaya-kaya bahwa kemiskinan yg dialami saudara-saudaranya yg miskin dapat mendorognya kepada kekufuran, baik kufur dalam arti murtad atau ingkar mau adanya Tuhan maupun kufur dalam arti ingkar terhadap perintah dan larangan Allah SWT. 

 

Dalam kaitan itulah maka orang-orang kaya diwajibkan mengeluarkan zakat dan disunnahkan memberikan sedekah kepada mereka yg miskin yg membutuhkan uluran tangan. Zakat dan sedekah ini memiliki fungsi sosial yg sangat penting, yakni memeratakan kesejahteraan sosial dan terjalinnya hubungan yg baik antara orang kaya dgn orang miskin. 

 

Hubungan baik seperti itu tentu saja sangat penting sebab dapat dibaygkan betapa mengerikannya bila orang-orang miskin setiap hari merencanakan dan melakukan pencurian atau perampokan kepada orang-orang kaya sebab desakan ekonomi. Hal seperti ini dapat sangat meresahkan mereka yg kaya. Mereka mau selalu hidup dalam kecemasan sebab tak hanya harta mereka yg terancam tetapi juga jiwa mereka. Bukankah sering kita dengar perampokan disertai pembunuhan?

 

Dalam kaitan ini ada nasihat bijak yg berbunyi “Pagar mangkuk itu lebih baik ketimbang pagar berduri.” Maksudnya pendekatan sosial seringkali lebih efektif ketimbang pendekatan yg mengutamakan kekuatan fisik. Sekali lagi dalam kaitan inilah, Islam menekankan kepada orang kaya buat senantiasa mengeluarkan zakat, baik zakat mal dan zakat fitrah, maupun sedekah yg diberikan kepada orang-orang miskin, baik mereka meminta maupun menahan diri buat tak memintanya. 

 

Ketiga, sebenarnya kemiskinan itu ada dua macam, yakni kemiskinan material dan kemiskinan spiritual. Yang dimaksud kemiskinan material ialah keadaan kurang atau miskin dari harta benda duniawi. Sedangkan yg dimaksud kemiskinan spiritual ialah kemiskinan yg tak ada kaitannya dgn kekurangan harta benda duniawi, tetapi terkait dgn kurangnya mau iman atau jiwa. Dalam sebuah hadits yg diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda: 

 

لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ  وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ

 

Artinya: “Kaya itu bukanlah lantaran banyak harta. Tetapi, kaya itu ialah kaya jiwa.” (HR Bukhari dan Muslim)

 

Hadits di atas mengingatkan kepada kita bahwa orang yg kaya harta dapat saja ia sesugguhnya ialah orang miskin disebabkan sebab lemahnya jiwa atau iman. Orang seperti ini disebut orang miskin spiritual. Miskin spiritual dapat sama bahayanya dgn miskin material. Tidak jarang kita jumpai beberapa orang kaya enggan mengeluarkan zakat dan sedekahnya sebab jiwa atau hatinya memang miskin. Mereka sesungguhya telah kufur atau ingkar dari perintah Allah. 

 

Selain itu, tak jarang kita jumpai beberapa orang kaya melakukan kecurangan dalam berbisnis atau setoran pajak demi mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Ini ialah keserakahan yg menunjukkan kemiskinan spiritual. Juga, tak sedikit kita jumpai orang-orang yg secara material telah kaya raya, tetapi mereka melakukan korupsi besar-besaran yg merugikan negara dan menyengsarakan rakyat. Orang-orang seperti itu sesungguhnya ialah orang-orang miskin. Mereka miskin bukan sebab kekurangan harta benda duniawi tetapi kurangnya iman kepada Allah SWT. 

 

Dengan melihat fakta-fakta sosial di atas, hadits Rasulullah SAW sebagaimana disebutkan di awal sesungguhnya tak hanya dimaksudkan buat mengingatkan mereka orang-orang miskin material tetapi juga mereka yg miskin secara spiritual. Keduanya dapat kufur atau ingkar dari apa yg diperintahkan dan dilarang oleh Allah SWT. Tentu lebih berbahaya lagi ketika seseorang mengalami kemiskinan material sekaligus kemiskinan spiritual. Na’udzubillah min dzalik.

 

 

Muhammad Ishom, dosen Fakultas Agama Islam Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta

 





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.