Tips Imam Al-Ghazali buat Orang yg Sulit Hentikan Maksiat

Imam Al-Ghazali menawarkan tips bagi seseorang yg menyadari perbuatan maksiatnya. Ia memberikan jalan kepada orang sering kali tak berdaya buat melepaskan diri dari maksiat sehingga ia terus mengulang perbuatan maksiatnya.

Imam Al-Ghazali menganjurkan setiap orang buat melakukan muhasabah atau introspeksi diri. Ia berpesan kepada terutama orang  terlebih orang yg berat atau mengalami kesulitan buat berhenti dari perbuatan maksiatnya supaya tak berhenti melakukan muhasabah atau introspeksi diri.

Menurut Imam Al-Ghazali, muhasabah atau introspeksi diri ialah langkah awal dan terus menerus yg harus dilakukan. Muhasabah atau introspeksi diri perlu ditingkatkan oleh orang yg tak jera dari perbuatan maksiat meski berkemauan buat berhenti.

Bagi mereka yg mau berhenti dari perbuatan maksiat tetapi terus terjerembab dalam kubangan dosa yg sama, Imam Al-Ghazali menganjurkan supaya mereka meningkatkan dan menjaga muhasabah atau introspeksi diri.

مهما حاسب نفسه فلم تسلم عن مقارفه معصية وارتكاب تقصير في حق الله تعالى فلا ينبغى أن يهملها فإنه أن اهملها سهل عليه مقارفة المعاصي وأنست بها نفسه وعسر عليه فطامها وكان ذلك بسبب هلاكها

Artinya, “Setiap kali selesai bermuhasabah atau berintrospeksi diri, dan dirinya tak juga selamat dari perbuatan maksiat serta pelanggaran kelalaian pada hak Allah, maka ia seyogianya tak melepas liar dirinya. Jika ia membiarlepaskan dirinya, niscaya ia mau semakin ringan dalam bermaksiat; dirinya merasa nyaman dgn kemaksiatan; dan ia makin sulit meninggalkannya. Itu juga yg menjadi sebab kebinasaannya,” (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M], juz IV, halaman 420).

Imam Al-Ghazali menganjurkan mereka buat melakukan muhasabah atau introspeksi diri setiap waktu, bahkan setiap tarikan nafas, serta setiap kali perbuatan maksiat lahir dan batinnya dilakukan. (Imam Al-Ghazali, 2018 M: IV/420).

Imam Al-Ghazali mengajak orang yg tak juga berhenti dari maksiat buat membaygkan pada setiap kali berbuat maksiat sebuah batu dilemparkan ke rumahnya. Bukankah dalam waktu singkat saja rumah itu mau penuh oleh batu? Tetapi banyak orang yg terus menerus mengulangi perbuatan maksiatnya memandang remeh maksiat. Sedangkan kedua malaikat pencatat amal tak pernah mau lalai.

أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ ۚ وَاللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ

Artinya, “Allah mencatat amal perbuatan itu, sedangkan mereka telah melupakannya. Allah maha menyaksikan segala sesuatu,” (Surat Al-Mujadilah ayat 6).

Bagi mereka yg mau berhenti dari perbuatan maksiat tetapi tak berdaya buat menghentikan perbuatan maksiatnya, Imam Al-Ghazali menganjurkan supaya mereka menghukum dirinya.

Jika mengonsumsi sesuap makanan syubhat, kata Imam Al-Ghazali, mereka harus menghukumnya dgn lapar dalam jangka waktu tertentu. Jika sempat memandang lawan jenis yg bukan mahram, maka mereka dapat menutup sementara waktu matanya sebagai bentuk sanksi. Demikian juga berlaku pemberian sanksi bagi anggota tubuh lainnya.

Imam Al-Ghazali menawarkan tips ini bagi mereka yg sulit berhenti dari perbuatan maksiatnya. Demikian, kata Imam Al-Ghazali, jalan yg ditempuh orang-orang saleh terdahulu yg menaruh perhatian pada kehidupan akhiratnya. (Imam Al-Ghazali, 2018 M: IV/421). Wallahu a’lam. (Alhafiz Kurniawan)





Uncategorized

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.