Mengenal KH Abdul Manan dari Muncar Banyuwangi Jawa Timur

Kiai Jadug dari Banyuwangi
Nama KH Abdul Manan adalah nama yang tidak asing lagi bagi kebanyakan penduduk di wilayah kab Banyuwangi Jawa Timur, khususnya desa Sumberas Muncar Banyuwangi. Kiai ini dikenal sebagai kiai ”jadug” alias jago gelut melawan berandalan dan perampok pada waktu itu.

KH Abdul Manan merupakan putra kedua dari KH Moh Ilyas yang berasal dari Banten dan Umi Kultsum, yang berasal dari Jatirejo, Kandangan (Kediri). Lahir di desa Grampang, Kab Kediri pada tahun 1870. Saat berusia 1 tahun, ia dibawa KH Moh Ilyas pindah dari Grempol ke desa Ngadirejo Kecamatan Kandangan, Kab Kediri.

KH Moh Ilyas di Ngadirejo kemudian membuka pondok pesantren ala kadarnya. Selepas mendapat didikan dari sang ayahanda, KH Moh Ilyas, Abdul Manan juga “nyantri” ke beberapa pondok pesantren di Jawa Timur. Saat berusia sekitar 12 tahun ia masuk pondok pesantren Keling atau lebih masyhur dikenal Pondok Pesantren Ringin Agung yang diasuh oleh Mbah KH Nawawi. Sekalipun usianya masih kecil, ia mendapat didikan langsung dari Mbah Nawawi, sehingga saat ia menjadi santrinya ia banyak dikenal sebagai “santri pemberani”. Dimana hanya orang dewasa saja yang semestinya mengaji dengan Mbah Kyai Nawawi, namun ia sudah mengeyamnya sejak pertama kali masuk pesantren.

Lepas dari pondok pesantren Ringin Agung, ia kemudian melanjutkan ke pondok pesantren Gerompol yang tidak lain adalah pondok pesantren neneknya sendiri. Di pondok gerompol, ia banyak menimba ilmu hikmah dan ia dikenal sebagai jago gelut alias ahli jadug karena sering melawan kalangan berandalan dan perampok yang sering merajalela di daerah tersebut. Bahkan ia pernah berhadapan dengan lima puluh berandalan sekaligus dan ia melawan mereka dengan sendirian dan dari sekian banyak berandalan itu dapat di brantasnya dengan mudah karena ia memang memeiliki jurus-jurus silat yang pernah ia pelajari di Pondok Pesantren Grompol.

Puas mempelajari ilmu hikmah dan silat di pondok Gerompol, ia kemudian melalang buana keberbagai pondok pesantren untuk memperdalam ilmu-ilmu agama Islam. Dikalangan santri biasa disebut sebagai “santri kalong” karena mondoknya hanya sebentar saja. Beberapa pondok pesantren yang pernah dirambah oleh KH Abdul Manan diantaranya adalah Pondok Pesantren KH Abas di daerah Wlingi (Blitar), Pondok Pesantren Siwalan Panji (Sidoarjo), Pondok Pesantren Gayam (Jombang), Pondok Pensatren Tegalsari (Ponorogo) dan terakhir ia mondok dengan KH Kholil Al Bankalani (Bangkalan, Madura) atau yang biasa disapa dengan pangilan Mbah Cholil Bangkalan.

Lepas mendapat didikan dari Mbah Cholil ia kemudian melanjutkan belajar ke Mekkah dan belajar dengan ulama-ulama Indonesia yang ada di Mekah dan juga beberapa rubath yang ada di sana selama 9 tahun. Sepulangnya dari tanah suci, KH Abdul Manan kembali ke daerah asalnya yakni desa Jatirejo, Kandangan, Kab Kediri untuk membantu orang tuanya menularkan ilmu-ilmu yang sudah didapatnya kepada santri-santri KH Moh Ilyas. KH Abdul Manan menikah dengan seorang putri dari dusun Sumberbiru Puhrejo, Pare (Kediri) bahkan sampai membangun pondok kecil. Namun karena KH Abdul Manan tidak cocok dengan tempat itu, akhirnya ia furqoh (cerai) dengan istrinya dengan status belum punya putra dan ia akhirnya kembali ke Jatirejo, Kandangan (Kediri).

Di Jatirejo, rupanya ia tidak betah juga karena rasa ghirah (semangat) untuk berta’alum (mencari ilmu) masih sedemikian tinggi. Akhirnya ia kembali mondok ke pesantren Jalen Genteng (Banyuwangi) yang saat itu diasuh oleh KH Abdul Basyar. Karena usianya paling tua, di Pondok Jalen ia diangkat menjadi kepala pondok atau banyak orang bilang lurahnya Pondok. Tak selang beberaqpa lama kemudian, ia diambil menantu oleh KH Abdul Basyar dengan dinikahkan dengan salah satu putrinya yakni Siti Asmiyatun. Pernikahan beliau dengan Siti Asmiyatun binti Abdul Basyar ia dikaruniai duabelas putra yakni Nyai Siti Robi’ah Askandar, Tabsyrul Anam, Ma’ariful Waro, Rofiqotuddarri, Nuryatun, Ma’rifatun, Khosyi’atun, Kamaludin, Abdul Malik Luqoni, Mutamimmah, Munawarroh dan Zubaidah.

Pada masa penjajahan Jepang, istrinya yakni Nyai Asmiyatun wafat. Ia kemudian menikah lagi dengan Hj Umtiyatun (Jalen) dan dari istri keduanya ia dikaruniai 9 putra-putri yakni Ny Asliyatun, Moh Soleh, KH Fahruddin, Moh Dalhar, Ny St Aisyah, Dewi, Dafi’ul Bala’, Ny Mariyati dan KH Toha Muntaha. Tahun 1929 Ia pindah dari Jalen ke Berasan dan mendirikan pondok pesantren Minhajut Thullab. Sedangkan pondok pesantren Jalen diteruskan olehh adik iparnya yakni Nyai Mawardi.

Mulai membangun Pondok
Sebelum memilih daerah Berasan, ia sebelumnya berkeliling mulai dari Kalibaru, Silir, Pesanggrahan, Tamansari dan Berasan. Ternyata dari sekian tempat yang dijelajahi akhirnya terpilih daerah Berasan. Itu pun atas isyaroh dari KH Cholil Canggan Genteng, Banyuwangi agar memilih daerah Berasan menjadi sentral peantren yang akan ia rintis. Awalnya, ia berangkat ke Berasan dengan tujuh teman santri dari Jalen dan bertemu dengan warga desa Badegan, Rogojampi (Banyuwangi) yang juga adalah pemilik tempat yang akan dijadikan lokasi pondok pesantren yakni H Sanusi. Pemilik tanah dan dan rumah di desa Berasan itu (H Sanusi-red) akhirnya mau menjual rumah dan tanahnya kepada KH Abdul Manan.

Tepat tahun 1932, KH Abdul Manan berserta keluarga dan diikuti oleh 12 santrinya, resmi boyongan dari Jalen menuju Berasan dan mulai membangun pondok pesantren. Awal berdiri pondok pesantren hanya berupa sebuah rumah dan musola kecil dan bangunan pondok bambu yang beratap daun alang-alang, sangat memprihationkan. Semakin lama, santri mulai berdatangan dari berbagai daerah, bahkan mulai kerepotan menampung jumlah santri, sehingga ia menambah jumlah lokasi pondok dengan membeli sebagaian tanah penduduk setempat sekaligus membuat bangunan masjid dan bangunan kamar-kamar pondok pesantren yang permanen.

Masa penjajahan Jepang dan Kolonial
KH Abdul Manan terkenal sangat gigih melawan penjajah Jepang dan Belanda. Banyak kyai di Banyuwangi pada masa penjajahan Jepang dan Belanda yang menderita karena ditangkap oleh penjajah. Akan tetapi berkat lindungan Allah SWT, KH Abdul Manan dapat lolos dari tiap jeratan penjajah. Pada masa itu, beliau diungsikan oleh para santri dan masyarakat di rumah-rumah penduduk. Nasib nahas memang banyak menimpa Kyai-Kyai besar pada masa penjajahan yang berhasil ditangkap oleh penjajah seperti KH Manshur (Sidoresmo), Kyai Moh Ilyas, KH Askandar dan masih banyak lagi karena melawan penjajahan Kumpeni Belanda. Lepas dari penjajahan Belanda, dan Indonesia telah merdeka, ia tetap mengajar di pesantren.

Tepat tahun 1945 ia membangun sebuah gedung yang bisa menampung banyak jamaah untuk mengaji, yakni gedung “Jam’iyyah al Ishlah” atau populer dengan jam’iyyah gedong. Pada waktu itu, memang Pondok Pesantren Minhajut Thullab belum ada sistem pendidikan serupa dengan pendidikan sekolah-sekolah, yang ada hanya sistem pengajian-pengajian ala pesantren sepereti sorogan, bandongan , khitobah dll. Baru pada tahun 1947 mulai dibuka sekolah bnermateri khusus pendidikan agama atau madrasah diniyah yang dibimbing oleh KH Suyuthi. Pada tahun 1951 dibuka sekolah setingkat Madrasah Ibtidaiyah yakni MI Miftahul Mubtadin. Baru pada tahun 1976 didirikan mulai dari tingkat kanak-kanak (TK Khodijah), MTs Miftahul Mubtadin dan SMA Al Hikmah.

KH Abdul Manan adalah sosok ulama yang soleh dan zuhud. Beliau mendidik putra putrinya di rumahnya dan kemudian anak-anaknya ia pondokan ke berbagai pesantren lain. Beliau dikenal sangat teliti dengan pendidikan anak-anaknya dan para santri bahkan juga masyarakat dimana bila sudah jam 20.00 mereka diwajibkan untuk istirahat (tidur). Beliau adalah seorang yang aktif dan disiplin dengan apapun tugas. Memang awalnya beliau mendidik dan memberi pengajian kepada putra-putranya, santri dan masyarakat sendirian, belum punya tenaga pengajar dari kalangan santri. Namun setelah santri-santri sudah mampu mengajar dan mengaji, mereka dianjurkan untuk memberikan pengajian kepada santri-santri di bawahnya.

Uniknya, para santri atau tenaga pengajar yang ada di pondok Minhajut Tulab tidak dibayar dengan uang. Namun mereka dijamin dan dicukupi dalam kebutuhan makan sehari-hari, ada yang makan di ndalemnya Mbah Kyai dan ada juga yang sebagian makan di rumahnya orang-orang desa yang diberi garapan berupa sawah atau kebun dari tanah KH Abdul Manan. Keseharian beliau adalah seorang Kiai dan seorang petani. Sedang dibidang pertanian cukup dipercayakan kepada orang lain. Beliau juga dikenal sebagai pedagang yang sukses. Cara beliau memasarkan daganagannya, beliau cukup dirumah. Kalau ada orang yang ingin menjual barangnya mereka datang ke rumah Mbah KH Abadul Manan. Sedangkan kalau beliau menjualnya cukup dipasarkan oleh orang-orang yang dapat dipercaya.

Rotan Bertuah Setelah Indonesia merdeka, justru ada peristiwa yang lebih kejam lagi yakni pemberontakan 30 September 1965 oleh Partai Komunis Indonesia (Gerakan 30 S PKI). Kekejaman dan komunis lebih kejam lagi, banyak kyai dan santri menjadi korban PKI. Melihat tindakan seperti itu, ia bersama santri dan penduduk tidak tinggal diam. KH Abdul Manan mengutus beberapa santri untuk mencari beberapa batang rotan (Kayu penjalin) dan dijadikan azimat untuk melawan PKI.

Rotan-rotan itu oleh KH Abdul Manan setelah didoakan di pergunakan oleh para santri dan masyarakat untuk melawan dan melumpuhkan orang-orang PKI yang masih sering berkeliaran di daerah Banyuwangi. Khasiat rotan itu juga bahkan dapat membakar rumah-rumah penduduk PKI cukup dengan memukulkannya. Tidak hanya rotan yang dapat di asma’ oleh KH Abdul Manan, banyak orang yang datang sambil membawa barang kesayangannya untuk didoakan oleh beliau, seperti cincin, sorban, peci dll.

Kelebihan dan kejadugan KH Abdul Manan bukanlah sesuatu yang didapat secara instan, tetapi buah dari riyadhah sejak ia berusia muda. Saat masih menimba ilmu di pondok pesantren ia sering melakukan puasa mutih, ngrowot. Saat belajar di Mekah selama 9 tahun ia juga berpuasa secara terus menerus, kecuali 2 hari yang diharamkan untuk tidak berpuasa yakni hari Idul Fitri dan hari Idhul Adha (2 hari Idul Adha). Bahkan tak jarang ia hanya berbuka hanya sebutir kurma dan minumnya juga hanya segelas air zam-zam.

Amalan-amalan yang ia lakukan dari usia muda sampai menjelang wafat lewat memperbanyak puasa semata-semata demi keberhasilan dan kebaikan beliau untuk memperihatini (laku prihatin) agar anak –anak dan santrinya kelak dapat menjadi orang yang berhasil serta berguna bagi masyarakat banyak. KH Abdul Manan wafat pada hari Jumat Kliwon menjelang Subuh 15 Syawal 1399 H (1979 M) dan di makamkan masih di sekitar pondok pesantren Minhajut Thulab, Sumberberas, Muncar, Banyuwangi (Jawa Timur).





Budidaya Ikan Gabus

Chana striata (Bloch, 1793)

Chevron Snakehead

Siapa yang tidak tahu ikan gabus ? Ikan yang sering menjadi buruan para pembudidaya ikan karena salah satu predator yang meresahkan, kini semakin marak dibudidayakan karena daging ikan gabus memiliki kelezatan tersendiri yang tidak sama dengan ikan lainnya. Ikan gabus banyak dicari oleh pembeli karena tekstur dagingnya yang padat.

Ternyata ikan gabus adalah ikan asli Indonesia. Hidup di perairan sekitar kita, di rawa, di waduk dan di sungai-sungai yang airnya tenang. Namun ikan gabus yang bisa dibeli di pasar-pasar dan warung-warung, kemungkinan besar dari Kalimantan. Karena pulau itulah yang kini menjadi pemasok terbesar untuk pasar-pasar seluruh Indonesia. Namun sayang, populasi ikan gabus di alam sudah mulai berkurang, sehingga budiadaya ikan ini perlu dikembangkan.Sebelum masuk pada cara budidayanya alangkah baiknya kita mengetahui tentang biologinya, terutama habitat, kebiasaan hidup, kebiasaan makan dan sistematikanya. Di Kalimantan, ikan gabus banyak ditemukan di rawa-rawa daerah pedalaman, hidup di dasar perairan yang dangkal, bersifat carnivor atau pemakan daging, terutama ikan-ikan kecil yang mendekatinya. Ikan gabus bersifat musiman, memijah pada musim hujan.

Secara sistematika, seorang ahli perikanan, Kottelat (1993) memasukan kedalam : Kelas : Pisces; Ordo : Labyrinthycy; Famili : Chanidae; Genus : Channa; Spesies : Channa striata; sinonim dengan Ophiochephalus striatus. Ikan gabus memiliki nama lain, yaitu gabus isilah Indonesia, Haruan merupakan nama daerah Kalimantan. Sedangkan dalam Bahasa Inggeri disebut Snaka Head Fish.

Beda jantan dan betina

Jantan dan betina ikan gabus bisa dibedakan dengan mudah. Caranya dengan melihat tanda-tanda pada tubuh. Jantan ditandai dengan kepala lonjong, warna tubuh lebih gelap, lubang kelamin memerah dan apabila diurut keluar cairan putih bening. Betina ditandai dengan kepala membulat, warna tubuh lebih terang, perut membesar dan lembek, bila diurut keluar telur. Induk jantan dan harus sudah mencapai 1 kg.

Pemijahan

Pemijahan dilakukan dalam bak beton atau fibreglass. Caranya, siapkan sebuah bak beton ukuran panjang 5 m, lebar 3 m dan tinggi 1 m; keringkan selama 3 – 4 hari; masukan air setinggi 50 cm dan biarkan mengalir selama pemijahan; sebagai perangsang pemijahan, masukan eceng gondok hingga menutupi sebagian permukaan bak; masukan masukan 30 ekor induk betina; masukan pula 30 ekor induk jantan; biarkan memijah; ambil telur dengan sekupnet halus; telur siap untuk ditetaskan.

Untuk mengetahui terjadinya pemijahan dilakukan pengontrolan setiap hari. Telur bersifat mengapung di permukaan air. Satu ekor induk betina bisa menghasilkan telur sebanyak 10.000 – 11.000 butir.

Penetasan telur

Penetasan telur dilakukan di akuarium. Caranya : siapkan sebuah akuarium ukuran panjang 60 cm, lebar 40 cm dan tinggi 40 cm; keringkan selama 2 hari; isi air bersih setinggi 40 cm; pasang dua buah titik aerasi dan hidupkan selama penetasan; pasang pula pemanas air hingga bersuhu 28 O C; masukan telur dengan kepadatan 4 – 6 butir/cm2; biarkan menetas. Telur akan menetas dalam waktu 24 jam. Sampai dua hari, larva tidak perlu diberi pakan, karena masih menyimpan makanan cadangan.

Pemeliharaan larva

Pemeliharaan larva dilakukan setelah 2 hari menetas hingga berumur 15 hari, dalam akuarium yang sama dengan kepadatan 5 ekor/liter. Kelebihan larva bisa dipelihara dalam akuarium lain. Pada umur 2 hari, larva diberi pakan berupa naupli artemia dengan frekwensi 3 kali sehari. Dari umur 5 hari, larva diberi pakan tambahan berupa daphnia 3 kali sehari, secukupnya. Untuk menjaga kualitas air, dilakukan penyiponan, dengan membuang kotoran dan sisa pakan dan mengganti dengan air baru sebanyak 50 persen. Penyiponan dilakukan 3 hari sekali, tergantung kualitas air.

Pendederan

Pendederan I ikan gabus dilakukan di kolam tanah. Caranya : siapkan kolam ukuran 200 m2; keringkan selama 4 – 5 hari; perbaiki seluruh bagiannya; buatkan kemalir dengan lebar 40 cm dan tinggi 10 cm; ratakan tanah dasarnya; tebarkan 5 – 7 karung kotoran ayam atau puyuh; isi air setinggi 40 cm dan rendam selama 5 hari (air tidak dialirkan); tebar 4.000 ekor larva pada pagi hari; setelah 2 hari, beri 1 – 2 kg tepung pelet atau pelet yang telah direndam setiap hari; panen benih dilakukan setelah berumur 3 minggu.

Sumber : Balai Budidaya Air Tawar Mandiangin, Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, Depatemen Kelautan dan Perikanan.





Sop Kaki Kambing

Memasak sop kaki kambing tidak sesulit yang dibayangkan. Cukup mengikuti bahan-bahan dan cara memasak nya di sini, Anda dapat menyajikan hidangan yang lezat untuk keluarga.

 

Bahan

500 g daging kambing kambing muda bagian paha, potong dadu 3 cm
2 ½ L air
1 L susu full cream
Minyak samin secukupnya
4 lembar daun jeruk
2 lembar daun salam
2 batang serai, memarkan
5 cm lengkuas, memarkan
1 sdt merica putih bubuk
3 sdm kecap manis Bango
2 sdt garam
1 buah jeruk limau
1 batang daun bawang, iris tipis
1 batang daun seledri, iris tipis
2 buah tomat, iris tipis
50 g emping
2 sdm minyak, untuk menumis

Bumbu, haluskan :
6 siung bawang putih
6 butir bawang merah
4 cm kayu manis
3 butir kemiri
3 butir cengkih
3 butir kapulaga
3 cm jahe
1 butir biji pala
1 sdm merica putih butiran�

 

cara mmbuat:

Potong daging menjadi kecil, rebus dalam 1 L air mendidih selama 15menit. Buang air rebusan.
Rebus kembali dalam air sebanyak 1 ½ L sampai empuk selama 1 – 1 1/2jam.
Ambil 1 L air rebusan kambing, masukan susu full cream. Aduk rata. Tambahkan daun salam dan daun jeruk. Lalu masukan serai dan lengkuas. Aduk rata.
Di wajan terpisah, tumis bumbu halus hingga harum. Lalu masukkan ke dalam rebusan kuah daging. Aduk rata.
Terakhir tuangkan rebusan ke dalam mangkuk, tambahkan bawang goreng, emping , daun bawang dan seledri.





Kambing Gepuk Bumbu Tumbuk

500 g daging kambing, potong dadu 3 cm
2 lembar daun salam
3 cm lengkuas, memarkan
2 batang serai, ambil bagian putihnya saja, memarkan
1 sdm kecap manis Bango
2 sdt garam
½ sdt gula pasir
2 sdt air asam jawa
1.200 ml santan dari 1 butir kelapa

Bumbu, haluskan:
12 butir bawang merah
4 siung bawang putih
2 buah cabai merah
3 buah cabai merah keriting
3 butir kemiri, sangrai
1 sdm ketumbar butiran
¼ sdt jinten

cara masak:

Rebus daging, daun salam, lengkuas, serai, bumbu halus, garam, gula pasir, dan air asam sampai matang.
Matikan api. Angkat dagingnya.
Pukul-pukul dagingnya hingga ketebalan ½ cm dengan bantuan pemukul daging.
Nyalakan api. Masak kembali sambil diaduk sampai matang dan meresap.





Rabeg Special

Sebuah sajian khas dari Serang – Banten oleh Dapur Bango. Rabeg ini mirip dengan semur betawi tapi lebih berkuah. Masakan ini terbuat dari daging kambing dan/atau campuran jeroannya. Untuk: 6 porsi

Bahan:

500 g daging kambing, potong dadu 2 cm
150 g usus kambing, potong 2 cm
200 g hati kambing, potong dadu 2 cm
5 cm jahe, memarkan
3 batang serai, memarkan
6 lembar daun jeruk
1 ½ L air, untuk merebus
16 butir bawang merah, kupas, iris tipis
4 cm jahe, iris tipis
2 buah tomat merah, potong
1 sdt garam
¼ sdt merica putih bubuk
5 butir cengkih
6 cm kayu manis
1 buah pala, memarkan
600 ml air
5 sdm Kecap Manis Bango
2 batang daun bawang, potong 1 cm
¼ sdt cuka
2 sdm minyak, untuk menumis

cara membuat:

  1. Di dalam panci, rebus daging kambing, usus, hati, jahe, serai, dan daun jeruk hingga matang. Angkat, tiriskan.
  2. Panaskan minyak, tumis bawang merah dan jahe hingga harum. Masukkan daging kambing, usus, dan hati. Aduk rata.
  3. Masukkan tomat, garam, merica, cengkih, kayu manis, pala, Kecap Manis Bango, dan air. Kecilkan api. Lanjutkan memasak hingga bumbu meresap dan daging empuk.
  4. Tambahkan daun bawang dan cuka. Aduk rata. Angkat. Sajikan segera.





Tongseng Kambing Bango

Tongseng Kambing Bango adalah sajian berkuah pedas yang enak disajikan hangat-hangat sehingga rasa pedasnya semakin menggigit lidah. Cara membuatnyapun mudah! Temukan resep makanan tradisional khas Indonesia ini di sini!

Bahan

  • 400 gram daging kambing
  • 2 lembar daun salam
  • 1000 ml (1 liter) air
  • 800 ml santan dari 1/2 butir kelapa
  • 2 cm lengkuas, dimemarkan
  • 1 batang serai, diambil putihnya, dimemarkan
  • 150 gram kol, dipotong kotak
  • 2 batang daun bawang, dipotong cacah sepanjang 2 cm
  • 1 buah tomat merah, dipotong-potong
  • 3 siung bawang merah diiris tipis-tipis
  • 4 buah cabe rawit merah, dipotong cacah sepanjang 2 cm
  • 2 1/2 sendok makan Kecap Manis Bango
  • 4 sendok makan minyak untuk menumis

Bumbu halus

  • 3 siung bawang putih
  • 4 butir bawang merah
  • 4 butir lada
  • 3 buah kemiri, disangrai
  • 3 cm kunyit, dibakar
  • 2 cm jahe
  • 1 sendok teh ketumbar
  • 1 1/2 sendok teh garam

Cara memasak

  • Rebus daging kambing dan daun salam dalam air mendidih, tunggu sampai daging matang. Angkat dan buang airnya, potong-potong dagingnya menjadi potongan kecil-kecil.
  • Rebus santan, bumbu halus, daun salam, lengkuas dan serai sambil diaduk, tunggu hingga mendidih. Setelah mendidih, sisihkan.
  • Panaskan minyak. Tumis bawang merah, cabe rawit merah dan daging kambing sampai harum.
  • Tambahkan kol ke dalam tumisan, tumis kol hingga layu.
  • Masukkan Kecap Manis Bango, aduk rata.
  • Tuang kuah santan, tunggu hingga mendidih.
  • Setelah kuah santan mendidih, tambahkan daun bawang dan potongan tomat, masak hingga matang, sajikan hangat.

Untuk 4 porsi





Iga Bakar ala Jangkung

Nikmati olahan iga kambing dengan bumbunya yang manis dan agak pedas pasti menggoyang lidah Anda

 

Bahan-bahan

  • 250 gr iga kambing (dapat diganti daging kambing)
  • 5 siung bawang putih, ulek halus
  • 5 cm kunyit, kupas dan ulek halus
  • 1,5 liter air
  • 2 sdm minyak samin
  • 4 sdm Kecap Bango
  • 10 bawang merah, iris halus
  • 2 tomat merah, iris besar-besar
  • 5 rawit merah, iris halus
  • Garam secukupnya
  • Lada putih secukupnya

Cara membuat

  • Bersihkan iga dan potong 2/3 ruas saja agar cepat matang merata.
  • Rebus iga dengan bawang putih dan kunyit halus. Tambahkan sedikit garam, rebus sampai empuk 1 jam.
  • Angkat Iga, dinginkan sebentar.
  • Bakar iga sebentar sampai berwarna kecokelatan atau garang di atas wajan datar/teflon
  • Panaskan minyak samin di atas wajan/gerabah. Penggunaan gerabah tembikar memberi aroma alami yang unik sehingga menambah citarasa masakan.
  • Masukkan irisan bawang merah, cabe dan tomat. Campurkan iga kedalam wajan/gerabah, aduk rata.
  • Tambahkan Kecap Bango dan sedikit lada putih
  • Aduk rata, angkat dan sajikan .





Tengkleng Kikil

Tengkleng Kikil adalah resep masakan khas Jawa Tengah dengan racikan kuah santan.

 

Bahan:

200 g daging tetelan kambing
200 g kaki kambing
2 batang serai, memarkan
5 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya
5 cm jahe, memarkan
2 lembar daun salam
3 cm lengkuas, memarkan
2 sdm kecap manis Bango
1 ½ L santan encer dari 1 butir kelapa
500 ml santan kental dari 1 butir kelapa
4 sdm minyak, untuk menumis

Bumbu, haluskan:
5 butir bawang merah
3 siung bawang putih
5 butir kemiri
1 sdm ketumbar butiran sangrai
5 cm kunyit
3 cm lengkuas
½ sdm gula merah
½ sdm garam

Cara membuat:

Rebus daging kambing dan kaki kambing dengan santan encer.
Tumis bumbu halus, daun salam, daun jeruk, lengkuas, jahe, dan serai hingga harum.
Lalu masukkan ke dalam rebusan kambing. Masak hingga empuk.
Tambahkan kecap manis Bango. Aduk rata.
Masukkan santan kental. Didihkan sambil sesekali diaduk. Sajikan panas.
Untuk 10 porsi





Semur Kambing Aroma Daun Jeruk

Resep Semur Kambing Aroma Daun Jeruk sangatlah lezat, karena aroma dari daun jeruknya begitu terasa, menambah kesegaran rasa daging kambing yang empuk dan manis di mulut.

Bahan

  • 500 gram daging kambing bagian paha
  • 12 butir bawang merah, diiris halus
  • 5 siung bawang putih, diiris halus
  • 2 cm jahe, dimemarkan
  • 2 lembar daun salam
  • 2 batang serai, dimemarkan
  • 3 cm kayu manis
  • 1.500 ml air
  • 5 sendok makan Kecap Manis Bango
  • 1 sendok teh garam
  • 1/2 sendok teh lada putih bubuk
  • 1/2 sendok teh pala bubuk
  • 10 lembar daun jeruk, diiris halus
  • 2 sendok makan Minyak goreng untuk menumis

Bumbu Halus

  • 2 siung bawang putih
  • 2 cm jahe

Cara memasak

  • Tumis bumbu halus bersama bawang merah, bawang putih, jahe, daun salam, serai, cengkeh, dan kayu manis sampai harum.
  • Tuangkan sebagian air. Masukkan daging kambing.
  • Tambahkan Kecap Manis Bango, gatram, lada putih bubuk, dan pala bubuk. Aduk sampai daging terbalut bumbu.
  • Tuangkan sebagian air. Rebus sampai daging matang. Tambahkan daun jeruk. Bila air berkurang, tambahkan air kembali. Biarkan sampai daging empuk.





Kambing Krewedan

Satu lagi, sebuah kuliner legenda nusantara yang berbahan dasar daging kambing dengan olahan khas nusantara yang siap Anda sajikan untuk keluarga tercinta. Paduan daging kambing yang empuk bersatu dengan rempah menghasilkan cita rasa yang khas dan terasa nikmat di mulut. Temukan resep Kambing Krewedan disini!

 

Bahan

  • 400 gram dagung kambing lulur, potong 3x3x3 cm
  • 1/2 sendok teh garam
  • 1 sendok teh air jeruk nipis
  • 4 butir bawang merah, iris
  • 3 buah cabe rawit hijau, iris
  • 1 buah cabe merah besar, iris serong
  • 1 buah cabe hijau besar, iris serong
  • 1 lembar daun salam
  • 2 lembar daun jeruk, buang tulang daunnya
  • 1/2 sendok makan Kecap Manis Bango
  • 1/2 sendok teh garam
  • 1/4 sendok teh merica bubuk
  • 1/2 sendok teh gula merah sisir
  • 100 ml air
  • 4 sendok makan Kecap Manis Bango untuk penyajian
  • 3 sendok makan minyak untuk menumis

Cara memasak

  • Lumuri daging kambing dengan garam dan air jeruk nipis. Diamkan 30 menit.
  • Panaskan minyak. Masukkan daging kambing. Aduk sampai berubah warna.
  • Tambahkan bawang merah. Aduk sampain harum. Masukkan cabe rawit hijau, cabe merah, cabe hijau, daun salam, dan daun jeruk. Aduk sampai layu.
  • Masukkan Kecap Manis Bango, garam, merica bubuk, dan gula merah. Aduk rata. Tuang air. Masak sampai matang dan empuk.
  • Sajikan bersama Kecap Manis Bango

Untuk 6 porsi