– Gerakan Pemuda (GP) Ansor Gamping Kabupaten Sleman, Yogyakarta, bertekad memanfaatkan media dalam penyebaran informasi buat menghalau paham radikalisme di Indonesia.
Hal itu diperlihatkan GP Ansor Gamping dgn membentuk
divisi media yg konsen pada sosialisasi program ke media dan meng-counter
paham paham radikal dan intoleran yg terus berkembang akibat dari penggunaan
internet dan media sosial yg disalahgunakan.
“Marak terjadi penyebaran di internet terkait dgn kiprah
Ansor dalam pengabdian masyarakat ataupun cermin nasionalisme yg kemudian
dikomentari buruk. Bahkan, seolah-olah negara Indonesia ialah musuh,†Kata Ketua
Ansor Gamping Mochammad Sinung Restendy, dikutip dari situs resmi NU, Jumat, 6
September 2019.
Menurut Sinung, virus yg berbahaya bagi bangsa dimulai
dari intoleransi, ketidakpercayaan, kelompok sumbu pendek, dan ujaran
kebencian. Akibatanya mau muncul radikalisme yg dapat membawa kerusakan bukan
hanya keutuhan keluarga atau masyaraka, tapi juga Indonesia.
“Jadi mengantisipasi itu, Ansor Gamping membentuk
divisi media supaya lebih dapat fokus mengarahkan warganet yg belum faham
literasi media yg baik dan melawan paham paham yg dapat memecah keutuhan
NKRI,” ujarnya.
Dalam kepengurusan Ansor Gamping yg baru dinahkodainya,
lanjut Sinung, banyak sekali catatan di antaranya pekerjaan rumah yg besar
buat dapat terus mengembangkan dan menghidupkan Ansor Banser di Gamping. Serta,
menyatukan visi dan bergerak buat kuatnya sebuah organisasi.
“Pekerjaan rumah yg banyak itu seperti penyiapan
kaderisasi Ansor melalui Diklat Terpadu Dasar, rutinitas mujahadah dan program
inovasi Ansor. Dalam waktu dekat ini kepengurusan baru Ansor Gamping
mematangkan administratif struktur kepengurusan bersama tim formatur yg
ditunjuk,” ujarnya.
Sinung mengungkapkan, maksimal 30 hari setelah Ketua Ansor
Gamping terpilih, administratif kepengurusan harus diupayakan beres dan direkomendasikan
oleh PC Ansor Sleman buat dikeluarkan Surat Keputusan oleh Ketua PW Ansor DIY.